1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

Kanselir Jerman Olaf Scholz Tiba di Moskow

15 Februari 2022

Olaf Scholz hari Selasa (15/2) tiba di Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin demi mencegah perang di Ukraina. Keduanya dijadwalkan melakukan pertemuan untuk beberapa jam.

https://p.dw.com/p/471wB
Russland Deutschland Bundeskanzler Olaf Scholz in Moskau
Kanselir Jerman Olaf Scholz di MoskowFoto: Maxim Shemetov/REUTERS

Mendarat di Moskow, Olaf Scholz menolak divaksin oleh dokter Rusia, dan memilih melakukan tes PCR di Kedutaan Besar Jerman. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga melakukan hal serupa ketika berkunjung ke Moskow beberapa waktu lalu.

Pertemuan di Kremlin dijadwalkan berlangsung selama beberapa jam, dilanjutkan dengan konferensi pers bersama yang akan diadakan di akhir. Kunjungan Scholz ke Moskow dilakukan pada saat hubungan Jerman-Rusia berada di titik terendah karena krisis Ukraina. Sebelumnya, hubungan diplomatik kedua negara sudah memburuk, setelah kasus peracunan tokoh oposisi Alexei Navalny, yang kemudian diterbangkan ke Berlin untuk perawatan. Setelah pulih, Navalny bersikeras kembali ke Moskow dan langsung dipenjara.

Olaf Scholz hari Senin (14/2) sudah berkunjung ke Kiev dan mengatakan, dia akan mencoba meyakinkan Putin agar "meredakan eskalasi" di Ukraina. Dia menyebut pengerahan puluhan ribu tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina sebagai sesuatu yang "tidak dapat dipahami."

Kanselir Jerman itu sekali lagi memperingatkan Rusia, bahwa serangan ke Ukraina akan ditanggapi dengan sanksi ekonomi yang keras dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Olaf Scholz mengingatkan Rusia untuk meredakan eskalasi
Sebelum bertolak ke Rusia, Olaf Scholz mengingatkan Rusia untuk meredakan eskalasiFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture-alliance

Dubes Ukraina di Jerman minta Putin diultimatum

Duta Besar Ukraina di Jerman, Andriy Melnyk, mendesak Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk mengambil sikap tegas terhadap Putin. "Hanya ultimatum yang jelas kepada Tuan Putin, dengan tenggat waktu untuk memerintahkan penarikan gerombolan bersenjata lengkapnya selambat-lambatnya sampai 16 Februari yang masih bisa menyelamatkan perdamaian dunia," kata Melnyk kepada kelompok media Jerman Funke hari Selasa.

"Jika pemimpin Kremlin mengabaikan peringatan terakhir ini, sanksi pencegahan yang sangat menyakitkan terhadap Rusia harus diterapkan selangkah demi selangkah pada hari berikutnya," tuntut Andriy Melnyk.

Dia menambahkan, sanksi terhadap Rusia juga harus mencakup embargo total impor minyak, gas, produk batu bara dan komoditas strategis lainnya, pembekuan aset negara Rusia di luar negeri, larangan total investasi di Rusia dan sanksi pribadi yang luas terhadap para pemimpin dan oligarki Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menaiki pesawat di Berlin menuju Moskow
Kanselir Jerman Olaf Scholz ketika menaiki pesawat di Berlin menuju MoskowFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture-alliance

Menlu Jerman: Situasinya sangat berbahaya

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menegaskan kembali tuntutan agar Rusia menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Tanggung jawab untuk de-eskalasi "jelas ada pada Rusia," katanya hari Selasa sebelum melakukan kunjungan ke Spanyol.

"Nasib seluruh negara dan penduduknya dipertaruhkan di perbatasan dengan Ukraina karena pengerahan pasukan Rusia. Situasinya sangat berbahaya dan dapat meruncing kapan saja," Menlu Jerman memperingatkan.

Olaf Scholz sebelum bertolak ke Rusia menegaskan; "kehadiran pasukan Rusia di perbatasan ke Ukraina adalah ancaman yang sangat, sangat serius terhadap perdamaian di Eropa.".

Di sisi lain, Rusia berulang kali mengklaim, mereka tidak merencanakan serangan militer ke Ukraina - dan menuduh AS sedang "menggalang propaganda anti-Rusia dan menakut-nakuti."

hp/as (dpa, afp, ap)