1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kampanye Pemilu di Afrika Selatan

12 Januari 2009

Partai kongres nasional Afrika ANC telah meresmikan dimulainya kampanye pemilu tahun ini. Namun, aksi ini dibayangi oleh proses pengadilan terhadap pemimpin partai Jacob Zuma.

https://p.dw.com/p/GWgi
Pemimpin partai ANC Jacob ZumaFoto: AP

Senin kemarin, Mahkamah Agung di Afrika Selatan memutuskan bahwa proses pengadilan dalam kasus tuduhan korupsi terhadap pemimpin partai ANC Jacob Zuma akan dibuka kembali. Ini bisa menghalangi ambisi Zuma untuk memenangkan kampanye dan menjadi presiden. Namun, partai ANC segera menegaskan dukungannya bagi Zuma dan menyatakan bahwa pria berusia 66 tahun itu akan tetap menjadi kandidat presiden dari ANC. Zuma juga telah memulai kampanye semenjak akhir pekan lalu di kota East London. Ironisnya, saat itu ia bahkan menyatakan dengan tegas menolak sikap korupsi dalam partai dan pemerintah. Pemberian proyek negara kepada perusahaan swasta selanjutnya hanya akan dilakukan secara lebih transparan. Ini agar anggota ANC tidak menggunakan kekuatan politik mereka untuk memperoleh keuntungan semata. Praktek semacam ini telah dikecam secara terbuka oleh mantan presiden Thabo Mbeki dan presiden saat ini Kgalema Motlanthe. Zuma juga menentang cara pemberian jabatan di pemerintahan.

"Kami menyatakan tidak setuju bahwa anggota ANC memberikan posisi penting di pemerintah kepada teman-teman mereka."

Dalam pembukaan kampanye yang berlangsung beberapa hari setelah peringatan ulang tahun ke 97 partai ANC, Jacob Zuma memperkenalkan program kampanyenya :

"Lima tahun mendatang kami akan berkonsentrasi pada lima tema utama dalam pekerjaan di pemerintahan. Kami akan mewujudkan lapangan kerja dan mengurusi bidang pendidikan dan kesehatan. Juga perkembangan wilayah pedesaan, reformasi negara dan perang melawan kriminalitas."

Kampanye pemilihan di Afrika Selatan akan menjadi kampanye paling seru semenjak tahun 1994. Demikian pendapat presiden transisi Kgalema Motlanthe. Dulu ANC mengambil alih pemerintahan setelah apartheid dinyatakan berakhir. Semenjak itu, mantan gerakan independen tersebut selalu memiliki suara mayoritas dan tidak perlu mengkhawatirkan pihak oposisi. Ini bisa berubah tahun ini. Untuk pertama kalinya, ANC berhadapan dengan pesaing serius. Yaitu partai baru 'Congress of the People' atau COPE.

Akhir tahun lalu, COPE memisahkan diri dari ANC dan dipimpin oleh mantan anggota pemerintahan Mbeki yang merasa dikecewakan. Berbeda dengan partai oposisi Aliansi Demokrat yang anggotanya mayoritas berkulit putih, COPE berpotensi untuk menarik bekas pendukung ANC dari semua golongan dan warna kulit. Walau pun demikian, Kgalema Motlanthe tetap yakin bahwa ANC akan memenangkan pemilihan. Mereka hanya harus berupaya lebih keras kali ini. (vlz)