1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Khawatir Ancaman Rusia, Jerman Tingkatkan Pertahanan Siber

13 Juli 2022

Para ahli memperingatkan bahwa Jerman dikhawatirkan rentan terhadap upaya sabotase dan perang disinformasi dari Rusia. Instansi pemerintahan dan sektor swasta diminta meningkatkan ketahanan siber mereka.

https://p.dw.com/p/4E47l
Presentasi agenda pertahanan siber Jerman, 12 Juli 2022
Presentasi agenda pertahanan siber Jerman, 12 Juli 2022Foto: Bernd von Jutrczenka/dpa/picture alliance

Berlin meningkatkan pertahanan dan keamanan siber untuk melawan ancaman serangan online Rusia. Para ahli memperingatkan Jerman rentan terhadap upaya sabotase dan upaya untuk menyebar disinformasi saat perang berkecamuk di Ukraina.

Pemerintah Jerman hari Selasa (12/07) mengumumkan rencana untuk meningkatkan pertahanan guna menghadapi serangan peretas dari Rusia. Di tengah memburuknya hubungan dengan Moskow, pemerintah di Berlin khawatir perang di Ukraina akan memperburuk ancaman perang siber.

Beberapa serangan siber besar di seluruh dunia, dalam beberapa tahun terakhir memang pernah bisa dilacak hingga ke peretas Rusia yang terkait dengan lembaga intelijen. Langkah-langkah baru Jerman akan melibatkan promosi ketahanan dunia maya bagi usaha kecil dan menengah. Itu terutama akan berlaku bagi "infrastruktur kritis" dan bisnis yang terlibat dalam bidang transportasi, bahan makanan, kesehatan, energi dan pasokan air.

Pemerintah Jerman antara lain akan  memperkenalkan sistem konferensi video yang aman untuk pemerintahan federal. Juga akan ada platform terpusat untuk pertukaran informasi tentang serangan siber antara negara bagian dan dan pemerintah pusat di Berlin, kata Badan Keamanan Informasi, BSI. Infrastruktur teknologi informasi di badan intelijen dalam negeri dan kepolisian Jerman juga akan dimodernisasi.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy FaeserFoto: Bernd von Jutrczenka/dpa/picture alliance

Mengapa perlu tingkatkan pertahanan siber sekarang?

Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser yang mempresentasikan agenda tentang keamanan siber mengatakan, perang di Ukraina telah menyoroti potensi agresi yang dihadapi Jerman di tingkat siber. "Perubahan besar yang kita hadapi sehubungan dengan perang agresi Rusia terhadap Ukraina membutuhkan reposisi strategis dan investasi signifikan dalam keamanan siber kita," katanya.

Nancy Faeser menekankan "betapa pentingnya keamanan siber bagi negara industri modern, berteknologi tinggi, dan terdigitalisasi seperti Jerman."

Dokumen tersebut memperingatkan bahwa sabotase dan disinformasi mampu "secara besar-besaran dan terus-menerus merusak atau bahkan mengganggu fungsi komunitas dan ekonomi kita."

Unit militer pertahanan siber militer Jerman, Bundeswehr
Unit militer pertahanan siber militer Jerman, BundeswehrFoto: Matthias Von-Hein/DW

Spionase siber Rusia di Jerman

Sebuah laporan perusahaan teknologi Microsoft dari bulan April lalu menyebutkan, serangan siber destruktif oleh peretas Rusia yang didukung negara telah menargetkan infrastruktur penting sebagai bagian dari perang di Ukraina. Berkali-kali Rusia melakukan serangan siber bersamaan dengan serangan fisik. Menjelang invasi, Microsoft sudah menyoroti keberadaan malware berbahaya di puluhan komputer pemerintah di Ukraina,

Jerman dalam beberapa tahun terakhir juga berulang kali menjadi sasaran peretasan dari Rusia. Pemerintah Jerman menuduh Rusia mendukung aksi peretasan itu, namun Moskow membantah tuduhan itu.

Dalam insiden tahun 2015, peretas sempat melumpuhkan jaringan komputer di parlemen Jerman, Bundestag. Rusia juga disebut berusaha meretas jaringan email anggota pemerintahan, termasuk kanselir saat itu, Angela Merkel.

Kelompok pro-Kremlin Killnet bulan lalu juga dikaitkan dengan serangan dengan modus yang dikenal sebagai distributed-denial-of-service (DDOS) pada jaringan data nasional di Lituania. Serangan DDOS biasanya dilakukan untuk melumpuhkan server dan jaringan komunikasi yang ditargetkan.

hp/as (dpa, afp)