1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Polisi Jerman Tangkap Peretas Data Anggota Parlemen

8 Januari 2019

Polisi Jerman berhasil mengidentifikasi dan menangkap hacker yang meretas data pribadi politisi, jurnalis dan selebriti lalu menyebarkannya lewat Twitter. Setelah diperiksa, pria berusia 20 tahun itu dilepaskan lagi.

https://p.dw.com/p/3BBnU
Illustration - Computer - Cyberkriminalität
Foto: Reuters/K. Pempel

Peretas berusia 20 tahun itu ditangkap di negara bagian Hessen hari Selasa (8/1). Dia antara lain menyebarkan data-data pribadi Kanselir Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier. Politisi dari semua partai politik menjadi korban peretasan, kecuali politisi partai ultra kanan AfD.

Penyidik Dinas Kriminal Jerman BKA mengatakan, apartemen tersangka telah digeledah hari Minggu (6/1). Sebelumnya polisi menggeledah rumah remaja pria berusia 19 tahun di kota Heilbronn, yang mengaku pernah berhubungan dengan tersangka.

Para penyidik berhasil mengidentifikasi tersangka dari keterangan para saksi dan dari jejak digital yang ditinggalkannya. BKA selanjutnya mengatakan, tersangka sudah dibebaskan lagi hari Senin (7/1), karena tidak ada alasan kuat untuk menahannya di penjara.

"Tidak ada bahaya tersangka melarikan diri atau menghilangkan alat-alat bukti", demikian disebutkan. Selain itu, tersangka pelaku juga sudah mengakui perbuatannya dan siap membantu penyidikan selanjutnya. Tersangka juga masih tinggal bersama orang tuanya.

'We have to take action'

Kesal dengan pernyataan-pernyataan politisi

Kepada polisi tersangka mengatakan, dia kesal dengan pernyataan-pernyataan politisi, media maupun tokoh-tokoh masyarakat, sehingga dia mulai mengumpulkan data-data pribadi mereka untuk disebarkan kepada publik. Menurut BKA, tidak ada petunjuk bahwa pelaku dibantu oleh pihak lain dalam aksinya.

BKA menyebutkan, polisi menemukan sebuah komputer yang "sudah disingkirkan" tersangka dua hari sebelum tertangkap. Polisi juga berhasil menemukan cadangan data-data peretasan.

Tersangka diketahui tidak memiliki pendidikan sebagai ahli komputer. Dia mendapat keahlian meretas karena menghabiskan banyak waktu di depan komputer. Data-data pribadi yang diretas termasuk nomor telepon dan alamat pribadi, dokumen dan rincian kartu kredit. Data-data itu dipublikasi tersangka lewat Twitter satu persatu secara berkala mulai bulan Desember.

Kasus peretasan ini adalah salah satu kebocoran data terbesar dalam sejarah Jerman. Surat kabar Bild mengatakan, akun yang diretas adalah milik 405 politisi dari aliansi Unikristen CDU/CSU, 294 politisi Sosialdemokrat SPD, 105 dari Partai Hijau, 82 anggota Partai Kiri dan 28 anggota parlemen dari Partai  Liberal Demokrat FDP.

hp/na (dpa, rtr)