1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Indonesia Laporkan 2 Kasus Mutasi Corona Asal Inggris

Detik News
2 Maret 2021

Virus mutasi corona dari Inggris yang diyakini 70 persen lebih menular telah dideteksi di Indonesia. Wamenkes Harbuwono melaporkan munculnya virus mutasi B117 tepat setahun sejak corona terdeteksi di Indonesia.

https://p.dw.com/p/3q5G4
Ilustrasi tes COVID-19 di Indonesia
Ilustrasi tes COVID-19 di IndonesiaFoto: picture-alliance/Pacific Press/S. Prasetya

Tepat satu tahun sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan kabar mengejutkan. Sejauh ini ada 2 kasus mutasi dari Inggris ditemukan untuk pertama kalinya.

"Tepat satu tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation, di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan 2 kasus," kata Wamenkes Dante, Selasa (2/3/2021).

Menurut Wamenkes, ini artinya tantangan penanganan pandemi akan makin berat.

Hingga Senin (1/3/2021), tercatat sudah sebanyak 1.241.314 kasus COVID-19 di Indonesia. Jumlah kasus sembuh 1.151.915 orang, dan meninggal 36.325 kasus.

Lantas, apa itu sebenarnya mutasi virus B117? Ini fakta-faktanya:

1. Baru ditemukan pada September 2020

Dikutip dari USS Today, mutasi virus B117 ditemukan pertama kali di Inggris pada September 2020. Dikhawatirkan, kasus COVID-19 akibat varian baru ini lebih berbahaya. Pasalnya, penularannya lebih mudah dan cepat.

Terhitung sejak September - awal Desember 2020, jenis virus ini jadi penyebab 60 persen kasus aktif COVID-19 di Inggris. 

Data kasus harian baru COVID-19 di negara-negara Asia tiap satu juta penduduk, per 24 Februari 2021
Data kasus harian baru COVID-19 di negara-negara Asia tiap satu juta penduduk, per 24 Februari 2021

2. Ditakutkan 'kebal' vaksin

Menurut sejumlah laporan, gejala yang disebabkan lebih berat sehingga ada kemungkinan, vaksin COVID-19 yang ada tak mempan lawan jenis virus ini.

Akan tetapi peneliti meluruskan, kemampuan vaksin COVID-19 melawan virus B117 masih harus diteliti lebih lanjut. Pasalnya, menurut CDC, belum ada bukti bahwa jenis virus ini lebih berisiko menyebabkan kematian.

"Dari apa yang kami ketahui berdasarkan pengalaman mutasi ini dan mutasi lainnya, kemungkinan tidak akan berdampak besar pada kekebalan yang diinduksi oleh vaksin, atau kekebalan yang ada dari jenis sebelumnya," imbuh Dr. Greg Armstrong, direktur kantor deteksi molekuler dari CDC.

3. Diprediksi lebih menular

Peneliti menyatakan, jenis virus Corona ini 40 - 70 persen lebih infeksius atau lebih menular.

"Karena variannya lebih cepat menyebar. Hal itu bisa menyebabkan timbulnya lebih banyak kasus dan semakin membebani sistem perawatan kesehatan," ujar Dr Henry Walke dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

4. Diprediksi menyebar karena penularan dalam komunitas

Pada 28 Desember 2020, peneliti menemukan seorang pasien COVID-19 dengan infeksi B117 tanpa riwayat bepergian keluar kota. Diprediksi, penyebaran virus ini disebabkan interaksi tatap muka atau penularan dalam komunitas.

Namun hingga kini, belum kepastian soal perkembangan jenis mutasi virus Corona ini. (pkp/hp) 

Baca selengkapnya di:detiknews

 4 Fakta B117, Varian Corona Inggris yang Baru Saja Ditemukan di RI

Wamenkes Laporkan 2 Kasus Pertama Mutasi Corona B117 di Indonesia