1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hasil Pemilu Iran Tidak Akan Dibatalkan

23 Juni 2009

Walaupun terbukti dilakukan kecurangan menyangkut 3 juta suara, hasil pemilu presiden Iran yang memenangkan Mahmud Ahmadinejad tidak akan dibatalkan.

https://p.dw.com/p/IXTt
Pendukung oposisi membuat barikade api untuk melawan kekerasan pasukan anti huru hara.Foto: AP

Dewan Garda Revolusi Iran walaupun mengakui adanya kecurangan di 50 kota, namun tetap mengukuhkan hasil akhir pemilu dengan kemenangan telak untuk Mahmud Ahmadinejad. Juru bicara Garda Revolusi, Abbas Ali Kadhkodai, menyebutkan, kecurangan meliputi sekitar tiga juta suara. Walaupun begitu disebutkannya, tidak terjadi manipulasi besar-besaran ataupun pelanggaran berat terhadap aturan pemilu. “Karena itu hasil pemilu tidak akan dibatalkan“, kata Kadhkodai.

Pimpinan di Teheran sementara ini berusaha mencabut kembali pernyataan juru bicara Garda Revolusi mengenai adanya kecurangan pemilu tersebut. Alasannya, pernyataan itu dipelintir oleh media-media Barat, sehingga terkesan diakui adanya kecurangan.

Penguasa di Iran tidak akan mundur atau membatalkan hasil pemilu. Abbas Abdi, wartawan dan pengamat politik di Teheran mengungkapkan: “Tidak. Selama seluruh proses pemilu tidak dipermasalahkan, hasilnya tidak akan dibatalkan. Padahal oposisi tidak hanya menggugat kecurangan menyangkut tiga juta suara saja. Dewan Garda Revolusi pernah membatalkan seluruh proses pemilu parlemen, hanya gara-gara di sebuah distrik diberikan makan malam gratis. Tapi apa yang mereka lakukan sekarang?“

Sementara itu kelompok oposisi Iran terus menggelar aksi protes, menuntut pembatalan hasil pemilu presiden dari tanggal 12 Juni lalu. Jalanan di kota Teheran hari Selasa (23/06) ini dilaporkan tetap tegang. Senin (22/06) kemarin ratusan polisi anti huru-hara membubarkan dengan kekerasan aksi protes ribuan pendukung tokoh oposisi Mir Hossein Mousavi. Dilaporkan dalam rangkaian aksi protes di Iran, sedikitnya 17 orang tewas dan ratusan demonstran ditangkap.

Menimbang aksi kekerasan di Iran itu sekjen PBB Ban Ki Moon telah mengimbau, agar Teheran segera menghentikan aksi penangkapan, intimidasi dan penggunaan kekerasan. Ban juga mengimbau kepada pemerintah Iran dan kelompok oposisi, untuk memecahkan masalahnya secara damai lewat dialog dan jalan hukum. Organisasi pembela hak asasi Amnesty International mengimbau pimpinan di Teheran agar menghentikan pengerahan milisi Basij, yang terkenal brutal, untuk menghadapi aksi protes.

Juga Uni Eropa mengritik aksi kekerasan terhadap para demonstran di Iran. Sekaligus menolak tuduhan dari Teheran, bahwa Uni Eropa terutama Jerman dan Perancis berusaha mempengaruhi politik dalam negeri Iran. Pemerintah Amerika Serikat kembali melontarkan kritiknya atas aksi kekerasan yang dilancarkan terhadap para demonstran di Iran. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan di Washington, Presiden Barack Obama tergerak oleh keberanian para demonstran tersebut. “Ia tergerak oleh apa yang dilihatnya lewat televisi. Khususnya oleh kaum perempuan di Iran yang menuntut haknya untuk berdemonstrasi, untuk berpendapat dan untuk didengar“, kata Gibbs

Berbeda dengan suara negara-negara Barat, Rusia menyatakan mendukung sepenuhnya hasil resmi pemilu presiden di Iran. Sengketa yang terjadi adalah masalah dalam negeri Iran, dan hendaknya dituntaskan dalam kerangka konstitusi dan hukum di negara itu. Demikian pernyataan kementrian luar negeri di Moskow.

as/RTRE/AP/AFPE

Editor : Dewi Gunawan