1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harapan Menjelang Pemilu di Iran

Jashar Erfanian30 April 2013

Iran akan gelar pemilu presiden Juni. Menurut konstitusi, presiden saat ini, Ahmadinejad tidak boleh mengikuti pemilu lagi setelah dua masa jabatan. Dipertanyakan, apakah akan ada perubahan politik

https://p.dw.com/p/18PC3
Iran Wahlen Wahlkommission Logo

Masa depan politik Iran dibayangi ketidakpastian besar. Kekuatan konservatif saat ini terpecah. Kubu Presiden Ahmadinejad berseteru dengan kubu seputar pemimpin religius, Ayatollah Ali Khamenei yang berambisi mendominasi kekuasaan. Dengan demikian, peluang bagi kelompok reformis Iran yang oleh banyak pihak sempat dinilai sebagai terkubur, juga sedikit meningkat..

Para reformis Iran bergabung di bawah bendera "gerakan Hijau" yang memobilisasi aksi protes pasca pemilu presiden 2009. Tokohnya adalah bekas ketua parlemen Mehdi Karrubi dan mantan perdana menteri Hussein Moussavi.

Ahmadinejad dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2009, namun banyak warga Iran menuding telah terjadi kecurangan besar-besaran. Ratusan ribu pemrotes kemudian turun ke jalan.

Aksi ini dipatahkan polisi dengan kekerasan. Setengah tahun kemudian, pemimpin oposisi Moussavi dan Karrubi dikenai tahanan rumah. Dua partai reformasi terbesar, yaitu Front Partisipasi Iran Islami dan Organisasi Mujahidin Revolusi Islam, dilarang.

Stagnasi dan Sanksi

Sejumlah besar politisi oposisi, aktivis, blogger dan jurnalis diproses dalam pengadilan kilat dan sejak itu mendekam di penjara. Bersamaan dengan itu, situasi perekonomian Iran memburuk secara drastis akibat sanksi internasional dan  salah urus.

Mir Hossein Moussavi und Mehdi Karubi, führende Persönlichkeiten der "Grünen Bewegung" in Iran. Sie befinden sich seit fast zwei Jahren im Hausarrest. Quelle: Kalameh
Hussein Moussavi dan Mehdi KarubiFoto: Kalameh

Mahsa Amrabadi, seorang jurnalis perempuan yang sempat diijinkan keluar sebentar dari penjara, mengatakan kepada harian oposisi bahwa ia sangat terkejut melihat kota dan penduduknya. Di penjara orang bahkan bisa hidup lebih bebas, tuturnya. Berdasarkan latar belakang inilah gerakan reformasi berencana mengikuti pemilu Juni mendatang. Tema pemilu mereka adalah "Pemerintahan harapan, terpercaya dan stabilitas".

Reformis yang tidak bersatu

Kandidat favorit reformasi adalah Mohammed Khatami, pendahulu Ahmadinejad. Baru-baru ini, 91 politis, aktivis dan keluarga oposisi yang dipenjara mengeluarkan sebuah surat terbuka berisikan tuntutan kepada Khatami untuk bersedia menjadi calon oposisi pada pemilu.

Tokoh politik pro reformasi Mostafa Tajzadeh yang dipenjara sejak 2009 yakin, Khatami akan menang. "Semua jajak pendapat menunjukkan, Khatami akan menang telak dalam pemilu mendatang," ujarnya.

Namun tidak semua pendukung reformasi mau mengikuti pemilu. Sebagian di antaranya berpendapat, kali ini juga akan banyak kecurangan, karena itu tidaklah perlu mengikuti pemilu yang dimanipulasi. Demikian ungkap Ardeshir Amir Arjomand, bekas penasehat Moussavi. "Selama pemimpin religius Khamenei tidak mengubah kebijakannya, ia akan menghambat pemilu bebas, jadi tak ada gunanya pemilu itu," kata Arjomand.

Harus lolos seleksi

Juga masih belum jelas, apakah Khatami atau kandidat reformasi lainnya akan lolos saringan pemilu. Kubu konservatif melihat oposisi sebagai "musuh sistem yang berkuasa". Keputusan terakhir untuk keikutsertaan pemilu berada di tangan Majelis Wali Iran yang memeriksa kandidat.

Iranian President Mohammad Khatami, gestures, as he speaks with media, after a cabinet meeting in Tehran, Iran, Wednesday, Oct. 20, 2004. Iran said it test fired on Wednesday a more accurate version of its Shahab-3 missile, already believed capable of hitting Israel and US bases in the Gulf. (AP Photo/Vahid Salemi)
Mohammed KhatamiFoto: AP

Tahun 2009 hanya empat dari 475 calon yang lolos. Kandidat perempuan ditolak mutlak. Diperkirakan bahwa pemimpin religius Khamenei yang akhirnya memutuskan.

Scott Lucas, pakar Iran dari Universitas Birmingham, Inggris berpendapat, tidak semua kandidat reformasi akan ditolak. Rezim Iran menurutnya memerlukan reformasi untuk memberikan "goresan keabsahan" pemilu. Tetapi mereka ingin kandidat yang sebenarnya yang menang, dan ini bukan seorang reformis, tambah Lucas.

Tetapi seandainya kandidat reformis menang, Khamenei pun akan menerimanya. Kemungkinan kandidat reformis Khatami sangat populer di kalangan rakyat. Ia dapat memicu kehidupan baru di Iran dan mengurangi tekanan internasional. Pada masa lalu ia juga menunjukkan sikap yang tidak begitu mengandalkan konfrontasi seperti Ahmadijed, melainkan dialog dengan dunia barat.