1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialEropa

Europol Identifikasi 821 Jaringan Kriminal di Eropa

8 April 2024

Untuk pertama kalinya, jawatan kepolisian Eropa, Europol, mengamati lebih seksama kejahatan terorganisir berdasarkan data dari seluruh negara anggota Uni Eropa. Laporan mereka mencantumkan 821 jaringan kriminal.

https://p.dw.com/p/4eWy2
Kantor EUROPOL
Markas Europol di Den Haag, BelandaFoto: IMAGO/Pond5 Images

Otoritas kepolisian Eropa, Europol, untuk pertama kalinya menganalisis geng-geng "paling mengancam" di Uni Eropa. Dalam laporan komprehensif tentang kejahatan terorganisir, disebutkan terdapat 821 kelompok kriminal yang melakukan aktivitas ilegal mereka di seluruh Eropa dan mengancam Uni Eropa (UE).

Geng-geng ini memiliki lebih dari 25.000 anggota. "Kejahatan yang serius dan terorganisir ada di mana-mana dan terus menjadi ancaman besar terhadap keamanan internal Uni Eropa,” demikian dikutip dari riset setebal 51 halaman tersebut. Kegiatan mereka terutama berlangsung di Belgia, Jerman, Italia, Belanda dan Spanyol.

Laporan ini hanya menitikberatkan pada jaringan yang paling mengancam dan cara kerjanya. Disebutkan Europol, jaringan ini adalah organisasi yang sangat profesional dan beroperasi secara internasional. Sifatnya fleksibel, dikontrol dan destruktif. "Mereka tidak beroperasi di dunia kriminal yang terisolasi, namun memiliki dampak langsung terhadap kehidupan warga negara UE,” demikian isi riset otoritas yang bermarkas di Den Haag itu.

Laporan tersebut mengambil contoh aktivitas keluarga Ndrangheta yang "berkuasa" di Italia. Keuntungan dari perdagangan narkoba dan senjata jaringan itu diinvestasikan di seluruh Eropa – di sektor real estate, supermarket (ritel), dan perhotelan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Terutama aktif dalam perdagangan narkoba

Berdasarkan analisis Europol, mayoritas kegiatan geng-geng itu terfokus pada perdagangan narkoba, terutama perdagangan kokain, tetapi juga obat-obatan sintetis dan ganja. Kejahatan lainnya termasuk penipuan, perampokan dan pencurian, perdagangan manusia dan penyelundupan migran.

Menurut Europol, ancaman terbesarnya terletak pada infiltrasi dunia bisnis legal – tujuannya adalah untuk memfasilitasi dan menutupi kejahatan dan mencuci uang.

Menurut laporan tersebut, sekitar 86 persen geng tersebut menyusup pada "struktur perdagangan legal” dalam melakukan aktivitas kriminal mereka. Terutama mencakup industri konstruksi dan real estate (properti) serta industri perhotelan dan logistik.

Pencucian uang terutama melalui real estate

Geng-geng kriminal ini kerap bersembunyi di balik sektor real estate, yang dimanfaatkan sebagai alat untuk mencuci uang hasil kejahatan, tandas Europol, dengan menggunakan pengacara atau ahli keuangan "yang terkadang tidak mengetahui asal usul kriminal dari aset tersebut."

Klub malam sering digunakan untuk perdagangan narkoba, pemerasan dan perlindungan, serta penyelundupan migran dan senjata, tambah badan tersebut.

Sebagian besar geng juga berurusan dengan korupsi dan kekerasan, imbuh Europol. Analisis teranyar ini diharapkan bisa membantu mengatasi kejahatan terorganisir secara lebih spesifik, ujar pimpinan Europol Catherine De Bolle. Dia menambahkan: "Penjahat berkembang dalam kerahasiaan, tapi kami akan mengubah hal itu."

Laporan ini memberikan perhatian khusus pada Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) yang berkembang menjadi pusat koordinasi jarak jauh. Anggota tingkat tinggi dan pelaku kriminal lainnya seperti perantara dan pelaku tinggal di sana untuk mengoordinasikan aktivitas jaringan kriminal dan mencegah pendeteksian oleh otoritas penegak hukum.

ap/hp (dpa, afp)