1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasEropa

Europol Tangkap 150 Vendor Darknet 'High Profile'

Alistair Walsh | John Silk
26 Oktober 2021

Ratusan vendor 'high profile' di darknet ditangkap di sejumlah negara seperti Jerman, Inggris, dan AS. Penangkapan ini adalah lanjutan dari terungkapnya pasar darknet terbesar, DarkMarket.

https://p.dw.com/p/42Bsz
Markas Europol di Den Haag, Belanda
Markas Europol di Den Haag, BelandaFoto: picture alliance/AP Photo

Jaringan kepolisian di seluruh dunia berhasil menangkap 150 orang tersangka yang diduga terlibat dalam pembelian dan penjualan barang ilegal di dunia maya. Beberapa di antara yang ditangkap diperkirakan adalah penjual 'high profile'. Ini adalah salah satu aksi penangkapan terbesar yang menargetkan orang-orang yang beroperasi di situs-situs darknet, demikian ungkap Europol, Selasa (26/10).

Sumber DW yang mengetahui operasi tersebut mengatakan, operasi ini menarget penjual atau vendor yang sebelumnya beroperasi di situs DarkMarket. Situs ini telah dinonaktifkan oleh polisi pada Januari lalu, kata orang dalam tersebut. Sejak itu, para penyelidik terus bekerja untuk menyingkap siapa saja orang-orang di balik penjualan barang-barang ilegal di situs itu.

Hasilnya, pada hari Selasa (26/10) polisi melaporkan telah melakukan sejumlah penggerebekan di Australia, Bulgaria, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Sejumlah vendor "bernilai tinggi" yang selama ini telah menjadi target operasi berhasil ditangkap. Banyak di antaranya berlokasi di Jerman.

Barang apa saja yang dijual di darknet?

Operasi yang diberi nama Dark HunTOR ini "terdiri dari serangkaian tindakan yang terpisah namun saling melengkapi di Australia, Bulgaria, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat," kata Europol yang bermarkas di Den Haag, Belanda.

Lewat operasi ini kepolisian di Amerika Serikat berhasil menangkap 65 orang, sementara 47 orang ditahan di Jerman, 24 di Inggris, dan masing-masing 4 orang di Italia dan Belanda.

Kantor berita AFP melaporkan, lewat aksi penggerebekan serempak tersebut polisi juga menyita uang tunai dan mata uang virtual senilai €26,7 juta atau sekitar Rp439 miliar, 45 buah senjata dan 234 kilogram obat-obatan terlarang, termasuk 25.000 pil ekstasi.

Pasar darknet memungkinkan bandar narkoba untuk menjual dan mengirimkan barang-barang dagangan mereka dengan sistem keamanan tertentu. Sebelumnya penyelidik telah berhasil menonaktifkan operator situs semacam itu, tetapi menangkap para penjualnya adalah hal yang jauh lebih rumit. 

Beragam situs darknet dinonaktifkan

Polisi Italia dilaporkan telah menutup pasar online bernama DeepSea dan Berlusconi. Kedua situs ini telah mempromosikan lebih dari 100.000 produk ilegal, kata Europol yang menjadi koordinator operasi tersebut bersama lembaga peradilan Eurojust.

Polisi Jerman pada bulan Januari lalu menutup pasar online DarkMarket, yang digunakan untuk memfasilitasi penjualan obat-obatan, data kartu kredit curian dan malware.

Jaksa Jerman pada saat itu mengatakan DarkMarket terungkap dalam penyelidikan besar terhadap layanan berbasis web Cyberbunker yang terletak di bekas bunker NATO di barat daya Jerman. Badan Europol yang bertugas memerangi kejahatan dunia maya (EC3) sejak itu telah menyusun paket intelijen untuk mengidentifikasi target utama, kata badan kepolisian benua itu.

Darknet mencakup situs internet yang hanya dapat diakses dengan perangkat lunak atau otorisasi tertentu untuk memastikan anonimitas pengguna. Dalam beberapa bulan terakhir, situs-situs ini menghadapi tekanan yang kian meningkat dari penegak hukum internasional.

"Inti dari operasi semacam ini adalah untuk memberi tahu para penjahat yang beroperasi di web gelap bahwa komunitas penegak hukum memiliki sarana dan kemitraan global untuk menyingkap kedok mereka dan meminta pertanggungjawaban atas kegiatan ilegal mereka," pungkas wakil direktur operasi Europol Jean-Philippe Lecouffe.

ae/as (AFP)