1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dideportasi Dari Jerman, Pemohon Suaka Bunuh Diri di Kabul

12 Juli 2018

Seorang pria Afghanistan yang dideportasi dari Jerman ditemukan tewas gantung diri di sebuah kamar hotel di Kabul. Kasus ini menyulut kembali debat politik deportasi di Jerman.

https://p.dw.com/p/31KZs
Afghanistan abgeschobene Flüchtlinge aus Deutschland kommen in Kabul an
Foto: Getty Images/AFP/W. Kohsar

Seorang pencari suaka Afghanistan yang ditolak oleh Jerman dan dideportasi ke Afghanistan ditemukan tewas hari Selasa (10/7) di sebuah hotel di Kabul. Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM mengatakan, pria berusia 23 tahun itu menginap di hotel yang digunakan  IOM sebagai akomodasi sementara untuk orang-orang yang dideportasi.

"Kami dapat memberi konfirmasi bahwa seorang warga Afghanistan berusia 23 tahun, yang dideportasi ke Afghanistan 4 Juli 2018 bersama dengan 68 warga Afghanistan lainnya , melakukan bunuh diri hari Selasa," kata pekerja IOM Masood Ahmadi kepada DW.

Pria itu belum diidentifikasi oleh pejabat berwenang karena sedang menunggu untuk melakukan perjalanan ke Provinsi Herat barat, mlanjut Ahmadi. Investigasi resmi atas insiden itu kini sedang berlangsung.

IOM menyediakan akomodasi sementara untuk warga Afghanistan yang dideportasi dan membantu mereka melakukan perjalanan ke provinsi lain jika mereka memilih untuk tidak tinggal di Kabul. Hashimi mengatakan, IOM hanya menyediakan akomodasi untuk 15 hari. Setelah itu, mereka harus pergi.

Deutschland Flughafen Frankfurt am Main
Pesawat sewaan yang siap mengangkut pengungsi yang dideportasi ke Afghansitan di bandara Frankfurt, Jerman (Desember 2016)Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler

Gantung diri

Mirwis Hashimi, orang lain yang dideportasi dari Jerman yang kini tinggal di hotel yanng sama mengatakan, pria itu menggantung diri. "Seluruh gedung berbau busuk. Polisi dipanggil. Ketika kami naik ke atas, kami melihat dia gantung diri," kata Hashimi kepada DW.

"Badannya bengkak dan berbau busuk. Kondisinya sangat buruk," tambahnya.

Tahun 2016, pemerintah Jerman menandatangani kesepakatan dengan pemerintah di Kabul untuk memulangkan warga Afghanistan yang ditolak permohonan suakanya. Jerman mulau melakukan deportasi bulan Desember 2016. Sejak itu, ratusan pengungsi dikirim pulang. Sejak Januari tahun ini saja, sudah 148 warga Afghanistan dideportasi ke negaranya.

Pihak berwenang di kota Hamburg, Jerman, tempat pencari suaka Afghanistan itu tinggal sebelum dideportasi, mengatakan bahwa pria itu pernah dihukum karena pencurian, tindakan melukai orang, melawan aparat penegak hukum dan pelanggaran narkotika. Dia juga dituduh melakukan perampokan, kata seorang pegawai kota Hamburg kepada kantor berita Jerman, DPA.

Deportasi ke Afghanistan memalukan

Organisasi bantuan dan kalangan oposisi mengeritik kebijakan pemerintahan Merkel melakukan deportasi ke Afghanistan. Mereka mengatakan, situasi di Afghanistan belum aman dan suluit mendeportasi orang ke sana tanpa tanpa langkah-langkah yang tepat untuk mendukung kehidupan mereka.

"Ini tindakan memalukan, bahwa Jerman bahkan mendeportasi warga Afghanistan yang telah tinggal di Jerman selama bertahun-tahun. Dikembalikan kepada pemerintah di Afghanistan yang sudah terbebani dengan orang-orang yang kembali dari Iran dan Pakistan," kata organisasi bantuan pengungsi Jerman, Pro Asyl.

Pemerintah Jerman bersikeras, sudah ada zona aman di Afghanistan, sehingga orang bisa dideportasi kembali ke sana. Antara lain kota seperti Herat, Kabul, dan Balk termasuk dalam zona yang dianggap aman. Namun para pengeritik mengatakan, situasi di lapangan jauh berbeda dari gambaran para politisi di Berlin. Sehingga mereka yang dideportasi sering tidak punya pilihan lain, selain mencari jalan untuk kembali meninggalkan negaranya dan mengungsi.

Menurut data yang dirilis pemerintah AS, Taliban masih menguasai 14 persen dari distrik Afghanistan, sedangkan 30 persen lebih masih diperebutkan antara gerilyawan dan pasukan keamanan Afghanistan.

Masood Saifullah/hp/rn (dw, dpa)