1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Bagaimana Jerman Mengatasi Kelangkaan Pekerja Pertukangan?

Insa Wrede
11 Desember 2023

Sektor pertukangan di Jerman menderita karena kurangnya pekerja. Kebanyakan lulusan sekolah mencari pekerjaan di sektor lain. Di Lembah Ahr, ada proyek baru untuk mengubah hal tersebut.

https://p.dw.com/p/4Zvyd
Constantin Sper sedang magang di perusahaan pertukangan di Ahrtal
Constantin Sper sedang magang di perusahaan pertukangan di AhrtalFoto: Insa Wrede/DW

Lulus sekolah lalu mau apa? Banyak anak muda yang tertarik untuk kuliah. Yang lain melakukan tahun sosial sukarela, yang ditawarkan lembaga-lembaga bantuan. Mempelajari satu keahlian saja adalah hal yang mustahil bagi sebagian besar lulusan sekolah masa kini dan kebanyakan enggan memilih keahlian pertukangan. Akibatnya, bisnis pertukangan kekurangan personel.

"Sektor bisnis ini punya masalah besar untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja muda usia,” kata Kilian Bizer dari Universitas Göttingen. Hal ini terutama berlaku di wilayah yang mempunyai dinamika tertentu akibat perubahan iklim. Baik itu tentang pemasangan sistem tenaga surya, renovasi fasad rumah, atau menghubungkan stasiun pengisian untuk mobil listrik – untuk itu sangat dibutuhkan tenaga kerja baru.

Pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk mengatasi kekurangan pekerja terampil di sektor pertukangan. Namun, bagaimana caranya menarik generasi muda ke bidang kerja yang biasanya membutuhkan tenaga fisik ini?

Kehancuran di Ahrtal setelah banjir bandang tahun 2021
Kehancuran di Ahrtal setelah banjir bandang tahun 2021Foto: WDR

Sebuah proyek khusus di Ahrtal

Di Ahrtal (Lembah Ahr) yang dilanda banjir besar pada tahun 2021 ada proyek rintisan baru. Karena bencana banjir cukup lama menjadi sorotan media dan politik, banyak orang yang ketika itu secara spontan memberikan bantuan besar. Banyak relawan datang untuk membersihkan lumpur dan puing-puing, banyak bangunan harus diperbaiki atau dihancurkan dan dibangun kembali. Sekarang, dua tahun kemudian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Para tukang di Ahrtal juga mengeluhkan kurangnya pekerja baru. Jadi ada gagasan untuk menyatukan keduanya: para relawan yang datang untuk membantu dan perusahaan pertukangan yang perlu pekerja baru. Inilah gagasan utama di balik proyek "Aufbau-Ahr", yang diprakarsai oleh Kementerian Tenaga Kerja negara bagian Rheinland-Pflalz dan Kamar Dagang Pertukangan kota Koblenz.

Sebagai bagian dari proyek tersebut, sejak Maret 2022, kaum muda dapat mencoba berbagai keahlian pertukangan selama enam hingga delapan bulan, sekaligus membantu pembangunan kembali di Ahrtal. Lebih dari 50 perusahaan membuka pintunya bagi calon tukang kayu, tukang batu, tukang mebel, tukang ubin, pengecat, pekerja logam, dan spesialis mekatronik otomotif.

Proyek rintisan yang berhasil

Kamar Dagang Pertukangan menyatakan puas dengan keberhasilan proyek yang telah berjalan sejak 1 Maret 2022 ini. Lebih dari separuh peserta proyek selanjutnya akan mulai magang di salah satu perusahaan, kata Ralf Hellrich, manajer umum Kamar Dagang Pertukangan Koblenz.

"Pada tahun 2021 dan 2022 kami mencatatkan rekor tertinggi dalam 10 tahun dalam pengisian posisi pemagangan di Ahrtal,” kata Hellrich. Dia yakin hal ini juga terjadi karena proyek Aufbau-Ahr yang diliput banyak media. Juga banyak anak muda yang memulai pelatihan dan pendidikan di Ahrtal secara langsung, tanpa lebih dulu menjadi peserta proyek itu.

Proyek Aufbau-Ahr sebenarnya akan berakhir pada akhir 2023. Namun karena keberhasilannya, proyek itu akan diperpanjang. "Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial dan proyek ini kemungkinan bisa diperpanjang,” kata Ralf Hellrich.

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.