1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Asuransi Jiwa Berbasis Mata Uang Cina Hadir di Indonesia

10 Juli 2019

Perusahaan asuransi asal Cina, PT China Life Insurance Indonesia (CLII), menawarkan produk asuransi dengan basis pengelolaan mata uang Cina yaitu renminbi atau yuan.

https://p.dw.com/p/3LqdG
Chinesische Investitionen
Foto: picture-alliance/dpa/K.-J. Hildenbrand

Asuransi jiwa dwiguna yang bernama CLII Privilege Insurance Plan ini menjadi produk asuransi jiwa berbasis renminbi pertama di Indonesia dan diluncurkan guna mendukung proses internasionalisasi mata uang renminbi. 

Nasabah Indonesia yang ingin membeli produk ini bisa menggunakan mata uang rupiah yang nantinya akan dikonversikan menjadi yuan. Premi dibayarkan secara tahunan dengan minimal premi yakni 50 ribu yuan (sekitar Rp 102 juta) dan dapat diakses dan dijual melalui sembilan cabang Bank of China di Jakarta.

Presiden Direktur PT China Life Insurance Indonesia Lam Kin Kwok Ken menjelaskan, produk asuransi jiwa ini bisa menjadi alternatif investasi bagi nasabah yang ingin menempatkan hartanya di renminbi. Selama ini hal itu bisa dilakukan hanya melalui deposito berjangka 

"Saya pikir di Indonesia ketika ingin investasi di renminbi kendaraannya hanya deposito berjangka. Returnnya relatif hanya 1 persen untuk 1 tahun penempatan. Misalnya penempatan US$ 10 ribu hanya dapat US$ 100 dolar selama 1 tahun," ujar Lam di Jakarta, Selasa (09/07).

Sementara produk asuransi ini memberikan nilai imbal hasil hingga 3,5 persen dari pendapatan terjamin setiap tahunnya. Keuntungan yang didapat bisa mencapai 3-4 kali dari imbal hasil deposito renminbi, ujar Lam.

USA China l Handelsstreit l Banknoten - Dollar und Yuan
Selain Yuan, asuransi dengan memakai mata uang dolar AS telah lama ditawarkan di Indonesia.Foto: Reuters/J. Lee

Produk asuransi ini menawarkan manfaat meninggal dunia sekitar 105% dari premi. "Itu artinya bisa dapat 5 persen lebih untuk cover kematian Anda," tambahnya.

Belum yakin dengan yuan

Secara terpisah, perencana keuangan Aidil Akbar mengatakan bahwa sebenarnya asuransi dengan menggunakan mata uang asing sudah lama ada di Indonesia, tetapi selama ini hanya tersedia dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Namun demikian ia menegaskan bahwa transaksi yang dijalankan tetap menggunakan mata uang rupiah.

"Tetapi transaksinya tetap dalam mata uang rupiah (karena) terkait peraturan di Indonesia yang harus dalam mata uang rupiah," kata Aidil kepada Deutsche Welle lewat pesan singkat, Rabu (10/10).

Terkait pertanyaan apakah investasi dengan mata uang yuan lewat asuransi seperti ini layak untuk dipertimbangkan, Aidil mengatakan belum yakin.

"Disarankan atau tidak sangat tergantung nilai tukar dari mata uang tersebut. Kalau USD (dolar AS) 'kan relatif selalu menguat dibandingkan IDR (rupiah). Sementara mata uang Cina belum tahu dan mata uangnya dijaga secara ketat oleh pemerintah Cina," ujarnya.

ae/ml (detikfinance)