1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apakah Taliban Akan Ambil bagian dalam Pemilu Afghanistan?

5 Juni 2009

Afghanistan akan menggelar pemilihan presiden tanggal 20 Agustus mendatang. Belum jelas bagaimana kelompok radikal Islam Taliban akan bersikap, ambil bagian atau mensabotase.

https://p.dw.com/p/I4Em
Presiden Afghanistan Hamid KarzaiFoto: AP

Peran apa yang akan dimainkan Taliban dalam pemilihan presiden di Afghanistan? Para pakar dan politisi berbeda pendapat mengenainya. Sebagian menduga Taliban akan aktif ambil bagian dalam pemilu, lainnya memperkirakan Taliban akan memboikot atau malah mensabotase.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai mencoba melibatkan Taliban dalam politik, guna melemahkan perlawanan mereka. Upaya ini sia-sia. Karena bagi Taliban dan pemimpinnya Mullah Mohammad Omar, Karzai adalah boneka Washington, sementara koalisi militer internasional adalah tentara pendudukan.

Meski begitu, Taliban akan ikut serta dalam pemilu 20 Agustus, kata peneliti opini publik Wahid Moshdah. Taliban tidak akan mensabotase pemilu, karena secara diam-diam mereka sudah mencapai persetujuan tentang hal itu dengan wakil pemerintah Afghanistan, termasuk wakil sekaligus saudara lelaki Hamid Karzai, yaitu Qayum Karzai, di Kandahar. Demikian dikatakan Wahid Moshdah.

Di balik layar tampaknya ada pendekatan. Namun Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates memperingatkan, terlalu dini untuk berunding dengan radikal Islam. Dalam wawancara dengan stasiun televisi AS NBC, Gates mengatakan, rekonsiliasi dengan Taliban kecil kemungkinannya selama situasi tidak berubah.

Kubu politik lain di Afghanistan menolak pemahaman apapun dengan Taliban. Salah satunya Organisasi Pemilu Demokratis dan Adil di Afghanistan. Pemimpinnya, Jandad Spinghar, mengatakan, jika Karzai membiarkan ia didukung oleh Taliban dan pengikutnya, maka itu sama saja dengan hantaman kuat bagi demokrasi.

"Taliban mendukung kandidat presiden yang programnya menguntungkan mereka dan mendukung pandangan mereka. Ini merugikan kekuatan demokratis yang bertentangan dengan Taliban," ungkap Jandad Spinghar.

Menurut konstitusi Afghanistan, setiap warga negara memiliki hak pilih aktif dan pasif. Komisi pemilihan umum yang independen menekankan, warga negara yang menentang aturan politik dan tidak mengakui konstitusi, tidak boleh ikut pemilu. Tapi belum jelas, bagaimana komisi akan mengawasinya.

Daud Ali Nadjafi, pemimpin komisi pemilu Afghanistan yakin, Taliban tidak akan mensabotase pemilu. "Kami menyerukan semua warga untuk ikut dalam pemilu. Di provinsi-provinsi selatan kami sempat ragu. Tapi kami berkerjasama dengan warga setempat dan kami bisa mendaftar semua pemilih termasuk Taliban. Dengan begitu Taliban bisa mendukung kandidat mereka dalam pemilu."

Tak bisa disangkal, komisi pemilihan umum, dewan pengawas pemilu dan media menyandang tugas penting, kata jurnalis Jamila Omar. "Kekuatan-kekuatan yang anti-demokrasi hanya bisa dicegah oleh tiga insititusi yang bertanggungjawab ini. Hanya mereka yang bisa menghindarkan berhasilnya rejim totaliter berkuasa. Tapi mereka juga tak bisa menjamin perlindungan mutlak."

Pemilihan presiden Afghanistan akan digelar 20 Agustus. Masa jabatan Hamid Karzai yang menurut konstitusi berakhir 21 Mei, diperpanjang sampai pengumuman hasil pemilu, yang akan ditunggu dengan penuh ketegangan.

Majed Malek/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid