1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anjing Sebagai Pendeteksi Penyakit Kanker

11 April 2019

Berita tentang anjing dapat mencium bau kanker bukanlah hal baru. Yang baru adalah akurasi hewan ini sebagai detektor kanker. Menurut penelitian di Amerika, tingkat akurasinya mencapai 97 persen.

https://p.dw.com/p/3Gbvk
Hund kann Krebs erschnüffeln
Foto: Experimental Biology 2019

Dibandingkan dengan anjing, indera penciuman manusia tidak peka. Hewan ini mampu mencium bau-bauan 10.000 hingga 100.000 kali lebih baik daripada manusia. Hewan ini dapat mengendus tidak hanya obat-obatan dan bahan peledak, tetapi juga sel kanker.

Penelitian terbaru di AS mengklaim, tingkat akurasi penciuman anjing ras Beagel yang sangat tinggi. Tiga ekor anjing dari ras Beagle dilaporkan mampu mengidentifikasi 96,7 persen kanker paru-paru dalam sampel darah. Anjing-anjing ini juga mampu mendeteksi kondisi kesehatan dari 97,5 persen sampel yang diuji. Hanya anjing keempat dalam kelompok, dari ras Snuggles, yang tidak mau bekerja sama.

Mencari metode baru deteksi kanker

Heather Junqueira, ilmuwan utama di perusahaan riset dan pengembangan produk BioScentDx, yang melakukan penelitian menyebutkan, antusias dengan kinerja anjing ras Beagles: "Penelitian kami membuka jalan bagi dua arah penelitian yang dapat membuka metode baru deteksi kanker.

Kemungkinan pertama adalah, mengikutsertakan anjing dalam dalam praktik medis sehari-hari saat pemeriksaan pasien, untuk mendeteksi adanya sel kanker Sementara yang kedua adalah, peneliti mencari komponen biologis yang dapat dideteksi anjing dalam darah penderita kanker untuk mengembangkan tes yang juga mencari komponen ini, kata Junqueira.

BioScentDx sudah memulai studi kanker payudara pada bulan November tahun lalu. Dalam hal ini, anjing-anjing itu harus dapat memberi tahu apakah suatu penyakit terdeteksi pada nafas orang yang diuji. Mungkin ras Snuggles juga akan berpartisipasi aktif dalam riset kali ini.