1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Waspadai Bahan Makanan Karsinogenik

7 Januari 2019

Bahan makanan secara umum bisa dipilah sebagai good guys dan bad guys. Pemicu atau pencegah kanker. Mewaspadai konsumsi makanan karsinogenik adalah cara ampuh hindari munculnya kanker.

https://p.dw.com/p/3B8cR
Symbolbild | rotes Fleisch
Foto: Colourbox

Ulrike Gonder adalah pakar bahan pangan. Ia mengenali, mana bahan pangan yang bisa memicu kanker atau yang melindungi dari kanker. Istilahnya adalah Bad Guys dan Good Guys. Inilah beberapa contohnya:

Ulrike Gonder mengatakan; "Brokkoli adalah bintangnya jenis sayuran. Mengandung senyawa belerang yang disebut Glukosinolate, yang akan terlepas saat dikunyah atau dipotong-potong. Dalam riset ilmiah terbukti memiliki sifat mencegah kanker. Kadarnya dua kali lipat lebih tinggi pada tangkai, daripada pada bunganya. Jadi kita harus memasak seluruhnya. Tapi saat dimasak, tentu ada senyawa yang rusak. Artinya kita boleh memotong-motong atau menumisnya, tapi jangan sampai terlalu matang, karena sebagian unsur aktifnya akan rusak."

Di penjual buah-buahan, pakar bahan pangan ini terutama berorientasi pada warnanya. Good Guys berwarna merah atau kuning terang. Ini sinyal warna untuk pelindung kanker.

"Yang membuat warna Apel atau anggur merah adalah Anthocyane. Sementara warna oranye pada labu besar dan pepaya adalah Karotinoide. Ini bukan hanya zat warna, melainkan juga unsur pencegah kanker. Unsur tanaman sekunder seperti zat warna merah, berdampak antioksidan serta melindungi sel. Tentu tidak ada jaminan, bahwa kita tidak akan terserang kanker. Tapi jika pola makan sehat, tubuh disiagakan agar mampu memanfaatkan unsur pelindung secara optimal untuk dapat mencegah kanker ", demikian kata pakar bahan pangan

Orientasi warna dan rasa pencegah kanker

Juga di Supermarket, banyak bahan pangan Good Guys. Pakar bahan pangan ini berorientasi pada warna dan rasa. Ulrike Gonder menjelaskan: "Di sini ada yang rasanya pedas. Semua yang rasanya pedas, mengandung senyawa ikatan belerang yang melindungi dari kanker seperti pada Brokkoli. Di sini pilihannya banyak."  Ia menunjukkan Good Guys berikutnya. Misalnya kacang-kacangan, selain mengandung banyak unsur balast, juga ada senyawa berkhasiat.

"Kacang banyak keunggulannya. Misalnya kacang Brazil mengandung Selenium yang amat penting untuk perlindungan kanker. Semua jenis kacang mengandung Polyphenol, yang terbukti melindungi dari kanker usus. Namun ada sedikit masalah, karena kacang mudah jamuran dan ini memicu kanker. Saya sarankan membeli kacang utuh dan giling sendiri di rumah. Jika sudah digiling, juga jangan dibiarkan terlalu lama", ujar pakar bahan pangan itu.

Belanja berlanjut ke bahan makanan terpenting, yang hampir tiap hari dikonsumsi: Daging. Ulrike membeli daging, campuran daging ayam, babi dan sapi. Seluruhnya setengah kilo.

Setengah kilo daging adalah porsi konsumsi mingguan yang disarankan Organisasi Pangan. Tidak lebih. Sebab konsumsi daging meningkatkan risiko kanker. Terutama daging merah dengan kandungan zat besinya yang diduga memicu kanker. Tapi riset terbaru membantah teori zat besi. Walau begitu, terlalu banyak daging meningkatkan risiko.

"Masalah sebenarnya dari konsumsi daging, adalah pengolahannya. Jika digoreng atau dibakar terlalu lama hingga coklat tua, tercipta beragam unsur pemicu kanker. Misalnya hidrokarbon poli-aromatik saat dibakar. Yang lainnya adalah Amino hetero-siklik, yang selalu tercipta jika daging dimasak hingga kecoklatan. Artinya, jika kita ingin mereduksi risiko kanker, jangan makan daging terlalu banyak. Terutama jangan makan bagian yang gosong. Memasak juga jangan sampai gosong", tegas Ulrike Gonder.

Saran jitu bagi pecinta daging

Pakar bahan pangan ini punya saran bagus untuk pecinta daging. "Pada dasarnya ini menyangkut kombinasi. Bad Guys di piring selalu diimbangi sayuran campur, herbal, unsur sekunder tanaman dan unsur serat. Dengan itu saya berkontribusi mencegah kanker", paparnya.

Tapi Bad Guys tidak selalu mudah dikenali. "Ada potensi lain pemicu kanker,  akril-amida. Ini tercipta jika bahan pangan mengandung banyak pati dipanaskan. Jadi ada pada keripik, kue atau kopi. Karena itu pabrik diminta mereduksi kandungannya saat diproduksi. Di rumah kita bisa melakukan pencegahan, agar tidak tercipta akril-amida, misalnya saat menggoreng dan membakar, jangan sampai warnanya terlalu gelap."

Di bagian penjualan ikan, Ulrike Gonder mencari Good Guys dengan nama asam lemak Omega-3. "Untuk tindakan preventif, cukup sedikit asupan Omega-3, dengan sekali atau dua kali mengkonsumsi ikan dalam seminggu. Itu porsi mingguan. Asam lemak tersebut berfungsi memblokir peradangan dan ini sangat bagus. Pasalnya, banyak penyakit termasuk kanker, asalnya dari peradangan", tegas pakar bahan pangan itu.

Jadi resepnya, makan lebih sedikit Bad Guys dan lebih banyak Good Guys. Dengan itu risiko kanker akan turun. Pada dasarnya, jangan berpantang ketat, tapi kombinasikan dengan campuran berimbang.

DW Inovator