1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Greta Thunberg Bertemu Angela Merkel di Berlin

20 Agustus 2020

Gerakan Fridays für Future yang sempat semarak akhir tahun lalu, akhirnya diredam wabah corona. Tapi Greta Thunberg dan para aktivis Jerman tetap aktif menuntut kebijakan iklim yang luas.

https://p.dw.com/p/3hEQ5
Indien | Klimaprotest |  Friday Climate Action Day
Foto: Getty Images/AFP/M. Sharma

Kanselir Jerman Angela Merkel hari Kamis (20/8) menerima kunjungan aktivis iklim Swedia Greta Thunberg di Kantor Kekanseliran di Berlin. Greta Thunberg ditemani oleh pentolan Fridays for Future Jerman, Luisa Neubauer.

Greta Thunberg mengatakan dia ingin mendesak Jerman, yang saat ini menjabat sebagai presiden Dewan Eropa, agar mengambil langkah lebih tegas lagi menghadapiperubahan iklim.

"Kita hanya punya sangat sedikit waktu saja, sebelum tujuan 1,5 derajat lepas dari tangan kita”, kata Luisa Neubarer kepada wartawan menjelang pertemuan dengan Merkel. Yang diperlukan sekarang adalah tindakan-tindakan dan cara-cara yang "luar biasa”, tambahnya.

Spanien UN-Klimakonferenz in Madrid - Luisa Neubauer und Greta Thunberg
Aktivis iklim Luisa Neubauer dari Jerman (kiri) dan Greta Thunberg (kanan) di Konferensi Iklim Madrid, Desember 2019Foto: picture-alliance/dpa/C. Margais

Aktivis iklim: "Berhentilah berpura-pura..”

Mewakili gerakan Fridays for Future, Greta Thunberg membawa sebuah petisi berupa Surat Terbuka yang ditujukan kepada para pemimpin Uni Eropa. Surat Terbuka itu ditandatangani oleh hampir 125.000 orang, dan menuntut antara lain penghentian segera investasi dan subsidi bahan bakar fosil.

Surat Terbuka itu mendesak para pemimpin Uni Eropa agar "berhenti berpura-pura bahwa kita dapat menyelesaikan krisis iklim dan ekologi tanpa memperlakukannya sebagai sebuah krisis."

Fridays for Future juga menyerukan Jerman untuk memajukan tenggat waktu penghentian penggunaan batu bara dari tahun 2038 menjadi tahun 2030, dan mencapai kondisi netral karbon pada tahun 2035, bukan pada tahun 2050 seperti yang direncanakan. Para aktivis menyebut pemerintah Jerman "kurang ambisius” dalam menerapkan kebijakan-kebijakan untuk perlindungan iklim.

Terakhir kali Angela Merkel dan Greta Thunberg bertemu di sela-sela konferensi puncak iklim PBB di New York setahun yang lalu. Ketika itu keduanya berfoto bersama dan terlihat cukup akrab. Namun kemudian Greta Thunberg berpidato di forum PBB dan melayangkan kecaman pedas kepada para pemimpin dunia, termasuk Angela Merkel, dengan teguran: "How dare you..?” (Bagaimana kalian berani..)

Jerman cukup kaya untuk mengadopsi kebijakan perlindungan iklim

"Kita harus memulai perubahan arah, karena secara ilmiah, tahun 2020 adalah tahun terakhir kita dapat melakukan perubahan hingga benar-benar bisa mencapai target 1,5 derajat,” kata Line Niedeggen, mahasiswa fisika di Universitas Heidelberg dan juru bicara Fridays for Future di Jerman.

Dia mengatakan, Jerman memiliki tanggung jawab untuk memimpin aksi perlindungan iklim. Secara historis Jerman telah menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Selain itu, Jerman adalah negara yang cukup kaya untuk mengadopsi sistem energi yang lebih bersih.

Pandemi corona memang sempat meredam aksi-aksi Fridays for Future yang marak tahun lalu. Para aktivis sekarang melakukan kegiatannya secara online. Pada 24 April lalu, Fridays for Future menyelenggarakan "aksi mogok digital". Acara mereka disaksikan hampir seperempat juta orang. "Kami tidak secara fisik berdiri bersama, tapi kami semua bertarung bersama," kata Line Niedeggen.

hp/rzn (dpa, afp, ap)