1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Aksi Saling Bantu di Tengah Krisis Corona

17 Maret 2020

Rupanya bagi banyak orang sudah cukup tindakan egois timbun makanan, masker dan pembersih tangan. Sebalikya kini saatnya saling bantu dan peduli, terutama kepada yang paling rentan.

https://p.dw.com/p/3ZYcN
Larangan kunjungan ke panti lansia karena wabah corona di Bayern, Jerman
Foto: picture-alliance/dpa/SvenSimon

Jika sejauh ini media massa dan media sosial disesaki dengan berita aksi  borong bahan makanan dan masker secara berlebihan, orang-orang ini memilih untuk membantu sesama di tengah wabah corona.

Toko kelontong milik Erwin di Teluk Gong di Jakarta Utara tiba-tiba diserbu pembeli pada Senin (02/03) lalu. Erwin pun terkejut karena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pembeli kebanyakan ingin memborong beras, mie instan dan minyak. Namun Erwin cepat menyadari apa yang terjadi. Aksi borong ini muncul setelah pengumuman Presiden Joko Widodo tentang adanya dua warga Depok yang positif menderita COVID-19.

Mengingat derasnya arus pembeli, Erwin bisa saja menarik untung dan menaikkan harga. Namun ia ingat para pelanggannya yang kebanyakan adalah warung-warung kecil.

"Dalam kondisi begini kita enggak boleh ngambil kesempatan. Orang memborong banyak pun kita enggak boleh begitu, bagi-bagi biar semua dapat," ujar Erwin seperti dikutip dari CNN Indonesia. Sikap Erwin yang menolak cari untung di tengah kepanikan orang banyak kemudian viral di media sosial.

Dukungan sosial semakin penting di tengah pandemi

Tidak hanya Erwin yang memiliki hati yang penuh tepo seliro, warga dari berbagai penjuru dunia juga banyak yang melakukan aksi kebaikan yang menghangatkan hati di tengah pandemi corona. Dari Edinburgh, Skotlandia, sekelompok masyarakat membentuk grup di Facebook yang menyediakan stok makanan bagi orang-orang yang nyaris putus asa mendapatkan pasokan.

Pembelian yang didorong rasa panik atau panic buying melanda wilayah Eropa belakangan ini. Stok barang-barang seperti pasta, makanan kaleng dan tisu toilet pun habis diserbu pembeli. Serbuan ini meninggalkan orang-orang yang lebih tua maupun yang tidak punya cukup uang, kesulitan mendapatkan barang yang juga mereka perlukan.

Lewat grup Food Pantry Edinburgh: coronavirus support di Facebook, Hannah Madsen berupaya menyemangati warga untuk berbagi. Hannah yang juga peneliti psikologi sosial mengatakan bahwa grup ini memungkinkan orang-orang untuk memberi tahu orang lain jika mereka butuh barang tertentu, susu bayi misalnya.

Harapannya, mungkin ada orang yang punya cadangan ekstra dan mau memberi sebagian kepada yang sedang membutuhkan. Masyarakat juga didorong untuk berbagi di laman ini jika mereka memiliki kelebihan barang yang dapat diberikan kepada orang lain. 

Gambar ilustrasi karantina, virus coron
Orang berusia lanjut termasuk yang rawan terinfeksi virus corona dan rawan menderita kesepian akibat karantina.Foto: picture-alliance/dpa/Lehtikuva

"Saya percaya bahwa penting bagi kita untuk bersatu dalam masa-masa sulit … besarnya wabah ini telah mengejutkan banyak orang yang membuat dukungan sosial semakin penting,” ujar Hannah kepada media Edinburghlive.

"Saya selalu percaya pada kekuatan masyarakat sipil. Karena wabah ini membutuhkan jarak sosial, penting untuk diingat bahwa kita tidak sendirian, dan bahwa kita masih dapat menerima dan memberikan bantuan."

Bantu tetangga berusia lanjut

Di Jerman dan Inggris, banyak juga inisiatif untuk membantu tetangga yang berusia lanjut, terutama dalam berbelanja atau mengajak peliharaan mereka berjalan-jalan.

Di media sosial di Jerman, beredar seruan untuk membantu tetangga dengan tagar #NachbarschaftsChallenge. Lewat tagar ini, orang-orang menawarkan bantuan kepada tetangga mereka yang termasuk dalam grup berisiko tinggi untuk berbelanja. Namun ada di antara mereka yang menolak untuk membelikan barang-barang seperti rokok dan alkohol.

Banyak orang tua di Jerman yang tinggal sendiri atau bersama pasangan sesama manula. Risiko mereka terinfeksi dan jatuh sakit karena virus corona lebih tinggi karena faktor usia dan kemungkinan sudah memiliki penyakit lain yang meningkatkan risiko seperti masalah jantung dan ginjal. 

Orang yang lebih muda menawarkan bantuan untuk membawa anjing peliharaan para manula berjalan-jalan, tentu saja dengan menerapkan jarak sosial. Selain itu, ada pula yang menawarkan jasa mengambil obat dari apotek dan mengantarkannya ke rumah-rumah. Inisiatif bantuan sesama warga ini dapat dijumpai di berbagai kota seperti Karlsruhe, Berlin, Ulm, Bonn, Baden-Baden dan banyak kota lain di Jerman.

Bantu pekerja teater dan stadion olahraga

Para karyawan yang bekerja di sektor jasa layanan dan hiburan juga sangat dirugikan akibat wabah ini. Pertandingan-pertandingan dan konser telah dibatalkan, pekerjaan mereka pun terancam.

Di Amerika Serikat, pemain baseball George Springer seperti dukutip dari kantor berita Reuters menyatakan akan menyumbangkan uang sebanyak sekitar Rp 1,5 miliar untuk para karyawan stadion olahraga yang kehilangan pekerjaan karena dibatalkannya pertandingan. Aksi dermawan Springer lantas ditiru oleh pemain basket NBA, seperti Kevin Love dan Zion Williamson, yang mengatakan akan membantu para pekerja di stadion tempat mereka berlatih dan bertanding.

Sementara dari London, Inggris, sejumlah pertunjukan teater telah dibatalkan. Pembatalan ini berdampak kepada para pekerja kreatif, teknisi, musikus, dan penata cahaya.

Dikutip dari laman internet thestage.co.uk, karena para pekerja teater ini tidak mungkin bekerja dari rumah, batalnya pertunjukkan dalam waktu lama berarti mereka akan kesulitan atau bahkan tidak mampu membayar sewa tempat tinggal mereka. Sejumlah orang pun menyarankan, alih-alih meminta uang kembali dari tiket pertunjukkan yang dibatalkan, mereka bisa menyumbangkan uang tiket tersebut untuk para pekerja yang terkena imbas.

ae/ml (berbagai sumber)