1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

3,5 Juta Bocah Pakistan Terancam Penyakit Mematikan

16 Agustus 2010

Selain munculnya kolera, penyakit lain yang dicemaskan mewabah diantara pengungsi banjir Pakistan adalah typhus dan hepatitis A dan E. Malaria dan demam berdarah turut pula menghantui.

https://p.dw.com/p/Ood9
Anak-anak menderita paling parahFoto: DW

Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan 3,5 juta bocah korban banjir Pakistan menghadapi resiko tinggi penyakit yang dibawa oleh air yang terkontaminasi bakteri, akibat banjir parah yang melanda negeri itu. Diantaranya penyakit diare dan disentri. Sementara jumlah keseluruhan orang yang diperkirakan beresiko terjangkit penyakit mencapai 6 juta orang. Selain munculnya kolera, penyakit lain yang dicemaskan mewabah diantara pengungsi banjir Pakistan adalah typhus dan hepatitis A dan E. Malaria dan demam berdarah turut pula menghantui.

UN-Generalsekretär Ban Ki Moon in Pakistan
Ban Ki-moon kunjungi PakistanFoto: AP

Juru bicara PBB untuk urusan kemanusiaan OCHA Maurizio Giulani mengungkapkan badan PBB untuk urusan kesehatan WHO kini menyiapkan 140 ribu tenda bagi puluhan ribu orang yang terkena kolera. Saat ini dilaporkan korban banjir sangat kekurangan air bersih.

Gelombang Kematian Kedua Mengintai

Perserikatan Bangsa-bangsa memperingatkan gelombang kematian kedua dapat menimpa para korban banjir Pakistan, yang kelaparan dan sakit, apabila bantuan tak kunjung tiba. “Kita semua harus memberikan usaha yang maksimal”, tak bosan-bosannya sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan masyarakat internasional untuk mau mengulurkan tangan, membantu para korban bencana banjir Pakistan: “Saya di sini mengirimkan pesan bagi seluruh dunia. Banjir yang tak diperkirakan ini membutuhkan bantuan. Gelombang banjir harus diibantu dengan gelombang bantuan dunia.”

Pakistan Flut Katastrophe 2010 Flash-Galerie
Korban banjirFoto: AP

Keledai Membantu Penyaluran Bantuan

Petugas bantuan masih menghadapi kesulitan mencapai wilayah terpencil yang bergunung-gunung. Polisi menuntun puluhan keledai yang mengangkut tepung, beras, minyak dan gula, menyusuri jalanan berbukit-bukit dan becek berlumpur. Sudah sejak tanggal 3 Agustus lalu, keledai yang mengangkut puluhan ton bala bantuan itu menyusuri rute Shahpur.

Sementara di Sukkur, masyarakat yang marah karena lambatnya penyaluran bantuan, memblokir jalan utama sebagai bentuk aksi protes mereka. Ratusan korban banjir dilaporkan memblokade jalanan dengan menggunakan batu-batuan dan sampah di dekat kawasan Sukkur. Mereka mengeluh karena merasa diperlakukan bagai hewan. Seorang pemrotes mengatakan pemerintah hanya mengulurkan tangan, bila diliput media.

Pakistan Flut Katastrophe 2010
Foto banjirFoto: AP

Warga Marah

Kemarahan massa menyeruak, menyusul, lebih dari 1600 orang tewas dan dua juta orang kehilangan tempat bernaung.akibat banjir yang melanda Pakistan. Situasi ini menambah ketidakstabilan politik dan ekonomi yang melanda negeri yang selama ini dililit kemelut pemberontakan militan Islam.

Bantuan Masih Sangat Minim

Hanya seperempat dari total bantuan yang dijanjikan sebesar 459 juta dollar AS yang baru sampai. Jumlah yang kecil ini begitu kontras dengan jumlah bantuan militer dalam menumpas militan tahun lalu, yang mencapai sekitar 1 milyar dollar AS. Presiden Pakistan Asif ali Zardari menyerukan: “Saya menyerukan pada dunia internasional untuk membantu kami dan mendengarkan suara PBB untuk membantu Pakistan. Ini merupakan saat menghadapi masalah berat.”

Selama ini pemerintah Pakistan dituding terlampau lambat dalam merespon bencana, dimana para korban banjir terutama bergantung pada bantuan militer dan organisasi kemanusiaan asing.

Pengamat menilai persepsi yang terbentuk bahwa Pakistan merupakan negara korup, ditambah dengan lawatan ke luar negeri yang dilakukan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari saat bencana menghadang, berpengaruh pada keengganan negara asing untuk menyumbang.

Ayu Purwaningsih/dw/rtr/afp

Editor : Hendra Pasuhuk