1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Afrika: Gaddafi Pilih Tak Terlibat Negosiasi Perdamaian

27 Juni 2011

Uni Afrika menyambut kesediaan Gaddafi untuk tidak terlibat dalam negosiasi konflik Libya. Namun para penentang Gaddafi tetap ingin agar orang kuat yang telah berkuasa selama 42 tahun itu enyah dari Libya

https://p.dw.com/p/11juO
Foto: AP

Usai menyampaikan bahwa Muammar Gaddafi bersedia untuk tidak terlibat dalam negosiasi perdamaian Libya, Ramtane Lamamra menolak berbicara lebih lanjut. Komisaris untuk urusan perdamaian dan keamanan Uni Afrika itu tidak menjelaskan siapa yang nantinya akan mewakili pemerintah Libya saat negosiasi perdamaian berlangsung. Maupun, kapan perundingan itu sebenarnya akan digelar.

Dalam pernyataan resmi di Afrika Selatan itu disebutkan, partai-partai Libya harus secepat mungkin menggulirkan dialog agar tercipta rekonsiliasi nasional. Selain itu, bersama Dewan Transisi Nasional mengagendakan prosedur peralihan pemerintah dan transformasi menuju negara yang demokratis. Ditekankan, langkah yang ditawarkan Uni Afrika, harus berjalan seiring upaya-upaya kemanusiaan.

Flash-Galerie Libyen - Befreiung belagerter Dörfer
Foto: DW

Namun pernyataan resmi Uni Afrika menegaskan seruan untuk meniti jalan menuju negara demokrasi, melaksanakan gencatan senjata segera dan agar NATO menghentikan serangan udaranya terhadap target-target Gaddafi. Selain itu, bahwa Uni Afrika menyambut baik pilihan Muammar Gaddafi untuk tidak terlibat dalam negosiasi perdamaian.

Pertemuan Komisi Khusus Uni Afrika di Pretoria melibatkan antara lain, Presiden Amadou Toumani Toure dari Mali, Yoweri Museveni dari Uganda, Menteri Luar Negeri Kongo, Basile Ikouebe, Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz dan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. Pertemuan ini diselenggarakan juga guna menyiapkan laporan lengkap mengenai pencarian solusi konflik Libya. Laporannya akan disampaikan pada KTT Uni Afrika hari Kamis (30/6) mendatang.

Libyen / Panzer / Kämpfe
Foto: AP

Sementara itu Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma juga menyampaikan kritik langsung mengenai misi NATO di Libya. Di pertemuan khusus Uni Afrika itu, ia memperingatkan bahwa resolusi PBB tidak memberi mandat untuk mendorong perubahan rezim dan melakukan pembunuhan politik. Zuma menegaskan, resolusi PBB disepakati guna membangun kawasan larangan terbang, sehingga warga sipil Libya bisa dilindungi. Menurut Zuma keadaan di Libya, dari hari ke hari semakin kritis.

Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma telah dua kali berkunjung ke Tripoli, memimpin delegasi Uni Afrika yang berusaha mendorong perdamaian di Libya. Kedua upaya diplomasi itu gagal. Kedua pihak yang bertikai tidak menemukan kesepakatan. Para pemberontak menginginkan agar Gaddafi dan putra-putranya meninggalkan Libya.

Süsafrika Jacob Zuma nach der Wahl
Presiden Jacob ZumaFoto: AP

Di pihak lain, Gaddafi bersikeras akan menetap di Libya sampai titik darah penghabisan dan bahkan menawarkan percepatan pemilihan umum yang diawasi oleh PBB dan Uni Afrika. Ide untuk menggelar pemilu awalnya dicetuskan oleh putra Gaddafi Saif al Islam, namun ketika itu tak ada pihak yang menyambut. Kini setelah bom NATO menghancurkan sebuah rumah di Tripoli dan menewaskan belasan warga sipil, peluangnya lebih besar bahwa tawaran itu akan disambut.

Peristiwa pemboman telah memecah belah front Barat anti Libya. Italia misalnya, menekankan kebutuhan adanya penyelesaian politik dan menegaskan bahwa jatuhnya korban sipil mengancam kredibilitas NATO. Saat ini kaum pemberontak menguasai sepertiga dari kawasan Timur Libya dan beberapa lokasi di Barat. Namun mereka masih belum bisa menerobos ke ibukota Tripoli.

rtr/dpa/afp/Koesoemawiria
Editor: Carissa Paramita