1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130611 Westerwelle Bengasi

14 Juni 2011

Bersama Menteri Bantuan Pembanguan Dirk Niebel, Menlu Jerman Guido Westerwelle lakukan kunjungan singkat ke Benghazi, Libya. Kedua politisi itu disambut Dewan Pemerintah Peralihan Libya.

https://p.dw.com/p/11Zvj
Menlu Guido Westerwelle (kanan) dan Menteri Bangunan Pembangunan Dirk Niebel (kiri) tiba di Benghazi, LibyaFoto: picture-alliance/dpa

Senin pagi (13/06) ketika kedua menteri Jerman itu melakukan kunjungan mendadak di Benghazi, dalam waktu hampir bersamaan pemberontak mengumumkan sebuah keberhasilan militer baru. Di sebelah barat kota Misrata mereka berhasil mendesak mundur pasukan Gaddafi sejauh tiga kilometer. Sebuah keberhasilan kecil, namun para pemberontak merasa yakin akan memenangkan pertarungan menentang militer rezim Gaddafi.

Target serangan pemberontak berikutnya adalah Zleitan yang berjarak 150 kilometer dari ibukota Tripoli. Seorang komandan pemberontak memaparkan, selama tiga hari mereka terus menggempur pasukan Gaddafi. Namun, ia menambahkan, pemberontak hanya akan melakukan gerakan militer jika mendapat persetujuan dari NATO.

Bantuan Ekonomiiter

Pemerintah Jerman tidak punya andil apapun dalam keberhasilan militer yang diraih pemberontak Libya dan NATO. Jerman adalah negara Barat satu-satunya yang tidak menyetujui aksi militer yang telah disepakati di Dewan Keamanan PBB. Masyarakat di kawasan timur Libya masih belum dapat menerima keputusan Jerman itu. Nampaknya, tujuan kunjungan Westerwelle ke Libya adalah untuk memulihkan citra. Agar nanti, setelah negara itu bebas dari Gaddafi, Libya tidak menyimpan dendam terhadap Jerman.

Untuk itu, Westerwelle dan Niebel menjanjikan akan meneruskan bantuan keuangannya. Selama ini Jerman telah mengucurkan dana bantuan senilai 7,5 juta Euro. Bantuan ini akan ditambah 8 juta Euro lagi. Sebuah tim Organisasi Kerja Sama Internasional Jerman GIZ sedang mengkaji untuk keperluan apa dana itu sebaiknya dialokasikan. Kemungkinan besar untuk sektor pemasokan air bersih dan penyediaan listrik serta pendampingan bagi korban dan pengungsi perang. Sekitar 1 juta Euro dari bantuan tersebut akan digunakan untuk penyediaan sarana medis bagi masyarakat di Benghazi dan Mizrata.

Bukan Dukungan Militer

Westerwelle kembali menyerukan agar penguasa Libya, Gaddafi, mengundurkan diri dari jabatannya. Menurutnya, Gaddafi harus segera menghentikan perang terhadap rakyatnya sendiri. Namun ia juga menekankan, bahwa Jerman tidak akan mengirimkan tentaranya ke Libya, juga setelah Gaddafi berhasil digulingkan.

Guido Westerwelle mengatakan, "Tentu, pihak yang berjuang di sini ingin didampingi tentara Jerman. Namun kami telah mengambil keputusan untuk tidak mengirimkan tentara berperang ke Libya. Dan hal ini diterima dengan baik. Karena kami memberikan bantuan kemanusiaan serta telah mempersiapkan cukup banyak untuk pembangunan kembali di sektor ekonomi." Menlu Westerwelle dan Menteri Bantuan Pembangunan Niebel menjamin dukungannya kepada penentang rezim Gadafi.

Senin (13/06), kedua politisi Jerman itu membuka sebuah kantor penghubung pemerintah Jerman di Benghazi. Abdel Hafis Ghoga, wakil ketua dewan pemerintah peralihan Libya, puas dengan kunjungan kedua wakil pemerintah Jerman itu. Westerwelle menyebut dewan transisi tersebut sebagai wakil sah rakyat Libya.

Jürgen Stryjak/Andriani Nangoy

Editor: Agus Setiawan