1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Ali Abdullah Saleh Meninggalkan Yaman

5 Juni 2011

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tiba di Arab Saudi hari Minggu (5/6) untuk mendapat perawatan medis. Kepergian Saleh semakin mendorong Yaman menuju ketidakpastian.

https://p.dw.com/p/11Udx
Foto: AP

Ribuan warga Yaman turun ke jalan untuk merayakan kepergian Presiden Ali Abdullah Saleh ke Arab Saudi. Saleh dilaporkan tiba di Riyadh Minggu (5/6) dini hari untuk mendapat perawatan atas luka yang dialaminya dalam serangan terhadap istana presiden. Agen berita DPA melaporkan serpihan peluru bersarang dekat jantung Saleh, namun Hussein Shobokshi dari harian internasional Arab Saudi, Alsharq Alawsat, mengatakan hal yang berbeda, "Lukanya adalah luka bakar pada leher dan dada. Ia akan dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Atas dasar kemanusiaan, kerajaan Arab Saudi juga mengundang empat anggota pemerintahan Yaman yang juga terluka dalam serangan."

Menkom Yaman: Saleh tidak luka serius

Kabar mengenai Saleh memang simpang siur. Yang pasti usai serangan, Saleh langsung memberi pernyataan kepada rakyatnya bahwa dirinya baik-baik saja. Namun kenyataan bahwa pernyataan diberikan dalam bentuk audio, mengundang tanda tanya. Mohammed Iljendi, wakil Menteri Komunikasi Yaman, dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Jazeera hari Sabtu (4/6) bahkan berulang kali menampik laporan Saleh akan meninggalkan Yaman. Iljendi menekankan bahwa Presiden Saleh tidak mengalami luka serius dan dapat terus menjalankan tugas sebagai presiden.

Seorang warga Yaman yang ikut turun ke jalan justru memiliki pendapat lain. Ia menuding serangan sebagai suatu konspirasi yang didalangi Saleh sendiri, "Ini adalah salah satu kejahatan Presiden Saleh. Ia ingin menghancurkan pemerintahan dengan meninggalkan negeri. Ia penuh kebencian. Ia ingin menghancurkan pemerintahan sebelum pergi."

Sanak saudara Saleh masih berkuasa

Seorang aktivis di ibukota Sana'a, Shatha al-Harazi, mengatakan kepergian Saleh di saat kritis dipandang ribuan warga yang telah berbulan-bulan menggelar unjuk rasa menuntut Saleh mundur sebagai kemenangan. Meski warga tetap khawatir. Wakil presiden Abd-Rabbu Mansur mengambil alih tugas presiden dibawah pengawasan putra pertama Saleh, Ahmad. Sanak saudara Saleh juga memegang jabatan penting di militer dan pemerintahan.

Pemerintah Yaman menuding suku Hashid yang dipimpin Sheikh Sadiq al-Ahmar sebagai pelaku serangan terhadap istana presiden. Kekerasan antara militer Yaman dengan kelompok suku meningkat bulan lalu setelah Saleh menolak menandatangani perjanjian transfer kekuasaan. Saleh telah 32 tahun berkuasa, dan sejak protes anti-pemerintah dimulai Januari lalu, lebih dari 350 orang dilaporkan tewas.

rtr/dpa/afp/Carissa Paramita

Editor: Luky Setyarini