1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeBelgia

Pembunuh Fans Swedia di Brussel Mati Ditembak Polisi

17 Oktober 2023

Pria Tunisia berusia 45 tahun yang dicurigai membunuh dua fans sepak bola Swedia di Brussels mati setelah ditembak oleh polisi di sebuah kafe Selasa (17/10), kata pihak berwenang.

https://p.dw.com/p/4Xcn7
Polisi menambak terduga pelaku penembakan di sebuah Kafe di Brussel hari Selasa (17/10)
Polisi menembak terduga pelaku penembakan di sebuah Kafe di Brussel hari Selasa (17/10)Foto: Lou Lampaert/Belga/dpa/picture alliance

"Pelaku serangan terorisme di Brussel telah teridentifikasi dan meninggal,” kata Menteri Dalam Negeri Belgia Annelies Verlinden di platform X.

Media melaporkan, pria yang tertembak di dada itu meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya. Dia diduga membunuh dua warga negara Swedia dan melukai orang ketiga di pusat kota Brussel pada Senin malam (16/10). Dia mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok teror ISIS dan mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video yang diposting online.

Aksi penembakan itu terjadi pada saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di beberapa negara Eropa terkait dengan konflik Israel-Hamas, meskipun seorang jaksa federal Belgia mengatakan tidak ada bukti bahwa penyerang tersebut memiliki kaitan dengan konflik baru antara Israel dan Hamas. Mendagri Annelies Verlinden mengatakan sebelumnya, bahwa dia tidak bisa mengesampingkan bahwa pria bersenjata itu punya kaki tangan.

Polisi memperketat pengamanan di pusat kota Brussel
Polisi memperketat pengamanan di pusat kota Brussel setelah dua fans sepakbola Swedia ditembak matiFoto: Sylvain Plazy/AP/picture alliance

Melarikan diri setelah menembak fans Swedia

Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah penembakan pada hari Senin ketika pertandingan sepak bola antara Belgia dan Swedia akan dimulai. Aksi penembakan ini memicu perburuan besar-besaran dan mendorong pemerintah Belgia untuk meningkatkan kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi.

Perdana Menteri Alexander De Croo menyebut penembakan hari Senin itu sebagai "serangan teroris” yang brutal. "Tadi malam tiga orang berangkat ke pesta sepak bola yang seharusnya menjadi pesta sepak bola yang indah. Dua di antaranya kehilangan nyawa dalam serangan teroris brutal," kata De Croo pada konferensi pers.

"Pelaku menyasar khususnya suporter Swedia yang berada di Brussel untuk menghadiri pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Eropa 2024. Dua fans asal Swedia meninggal dunia. "Orang ketiga sedang dalam pemulihan dari luka parah," kata de Croo.

Belgia menjamu Swedia dalam pertandingan kualifikasi Euro 2024 pada Senin malam. Pertandingan dihentikan pada babak pertama.

Belgia telah meningkatkan status kewaspadaan keamanan di ibu kotanya ke tingkat tertinggi, dengan meningkatkan kehadiran polisi, khususnya bagi masyarakat dan institusi Swedia, dan memperingatkan masyarakat untuk ekstra waspada dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Pelaku gagal mendapat suaka

"Tersangka aksi penyerangan diketahui gagal mendapat suaka di Belgia pada November 2019, dan ada dalam catatan kriminal polisi sehubungan dengan kasus penyelundupan manusia", kata Menteri Kehakiman Vincent Van Quickenborne pada konferensi pers.

Polisi keamanan Swedia, Sapo, yang pada bulan Agustus meningkatkan kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan peningkatan ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri, mengatakan mereka telah melakukan kontak dengan rekan-rekan internasional mereka. "Kita berada dalam situasi yang serius... Swedia (dari waktu ke waktu) semakin jelas menjadi fokus ekstremisme Islam yang kejam," kata juru bicara Sapo dalam sebuah pernyataan.

Tersangka pria bersenjata, yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani, mengklaim dalam sebuah video di media sosial bahwa dia adalah pejuang Allah. Rekaman video serangan yang diposting di situs surat kabar Het Laatste Nieuws menunjukkan seorang pria berjaket oranye mengendarai skuter di persimpangan jalan dengan membawa senjata api, mula-mula melepaskan lima tembakan, kemudian mengikuti orang-orang yang melarikan diri ke dalam gedung sebelum melepaskan tembakan lagi.

Surat kabar itu mengatakan pada hari Selasa, polisi sedang mencari kaki tangan pelaku yang mati ditembak, yang merekam serangan tersebut.

Komisi Eropa, yang berbasis di Brussels, telah mendesak stafnya untuk bekerja dari rumah. Beberapa sekolah ditutup. Belgia telah menjadi sasaran beberapa serangan kelompok teroris Islam selama beberapa tahun terakhir, yang paling mematikan adalah serangan terhadap bandara Brussels dan jaringan metro kota Brussel pada tahun 2016, yang menewaskan 32 orang.

hp/as (rtr, afp, dpa)