1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afghanistan Bundesregierung

16 Desember 2011

Seluruh pasukan tempur internasional akan ditarik dari Afghanistan sampai tahun 2014. Penarikan pasukan internasional, yang telah direncanakan, tanpa pertimbangan, merupakan hal yang tidak bertanggung jawab.

https://p.dw.com/p/13UDD

Sampai tahun 2014, secara bertahap, Afghanistan akan menerima tanggung jawab keamanan atas negaranya sendiri. Tapi penarikan pasukan internasional janganlah dilakukan tanpa pertimbangan dan tergesa-gesa, agar negara yang terus dilanda krisis dalam dekade terakhir ini, suatu saat dapat menjadi negara berdaulat dan stabil.

Masih Banyak Ketidakpastian

Parlemen Jerman Bundestag akan memenuhi tanggung jawabnya dan akan memperpanjang 12 bulan mandat misi pasukan Jerman Bundeswehr setelah tanggal 26 Januari 2012. Dengan ini, Jerman akan terus menjalankan perannya dalam menjaga kelancaran proses transisi, yang saat ini berjalan cukup lancar. 

Banyak rencana yang akan dilakukan tergantung pada perkembangan situasi keamanan dalam beberapa bulan mendatang dan sejauh mana stabilitas dapat ditegakkan oleh 150.000 pasukan keamanan Afghanistan, yang akan dibentuk sampai bulan Oktober tahun depan.

Satu hal sudah pasti, pasukan kemanan Afganistan dalam beberapa bulan mendatang akan mendapatkan wajah sipil. Dalam beberapa hari ini, komando pelatihan militer di Feisabad diserahkan kepada Kementrian Luar Negeri Jerman.

Sampai tahun 2014, seperti yang dinyatakan NATO, tidak akan terjadi lagi pertempuran dengan Taliban. Apakah tentara yang tersisa, seperti yang direncanakan, kemudian hanya murni ditugaskan sebagai penjaga keamanan serta pelatihan pasukan keamanan Afghanistan, hal ini masih diragukan.

Ancaman yang Tidak Diperhitungakan

Scheschkewitz, Daniel Zentrale Programmredaktion, Reporter-/Autorenpool Foto DW/Per Henriksen 15.02.2011 #DW1_2574
Daniel ScheschkewitzFoto: DW

Perhitungan Amerika Serikat, dengan peningkatan besar-besaran jumlah pasukannya dalam setahun terakhir, untuk mendesak Taliban ke meja perundingan sampai sekarang tidak membuahkan hasil. Wilayah yang rusuh di bagian barat, di perbatasan ke Pakistan, masih tetap menjadi risiko bagi kemananan. Dan sejak pembatalan untuk menghadiri konferensi bagi Afghanistan, Pakistan yang dianggap sekutu berubah menjadi faktor risiko yang tidak diperhitungkan bagi solusi perdamaian di Afghanistan. Dengan kata lain, ancaman perang bergeser dari Afghanistan ke Pakistan.

Dan masih ada satu masalah lagi: apakah pasukan keamanan Afgahnistan yang sekarang sedang dilatih nantinya masih akan menunjukkan kesetian dan kompetensi mereka, jika saja para pemberontak menawarkan bayaran lebih tinggi?

Seberapa baik pelatihan polisi dan seberapa rentan mereka terhadap korupsi, di negara, di mana jaringan korupsi merentang sampai puncak tertinggi dalam pemerintah? Situasi keamanan Afghanistan sekarang membaik, demikian laporan terbaru yang dikeluarkan pemerintah Jerman. Tapi kecendrungan ini pasti tidaklah tidak akan berubah. Dan ini juga karena para pemberontak telah mengubah strategi mereka: bukannya menyerang militer internasional dengan penuh risiko, tapi mereka melakukan serangan di banyak wilayah, yang terutama menewaskan warga sipil.

Pertahankan Hasil yang Telah Dicapai

Proses rekonsiliasi yang diinginkan dengan Taliban hampir sama sekali tidak berjalan. Oleh karena itu, skenario penarikan pasukan harus tetap dilakukan secara fleksibel dan disertai dengan komitmen keuangan bagi rekonstruksi sipil.

Yang penting adalah, setelah 10 tahun keberadaan pasukan internasional di Afghanistan, hasil yang sekarang telah dicapai dapat dipertahankan. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, „Tidak ada yang mudah di Afghanistan. Banyak hal masih belum seperti yang seharusnya. Dan banyak hal akan tetap sulit.“ Pernyataan ini dapat ditambahkan hanya dengan: Penarikan pasukan yang tergesa-gesa hanya akan membuat semua yang telah dicapai menjadi sia-sia.

Daniel Scheschkewitz                                                                                                            Editor: Yuniman Farid