1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi Rusia Persiapkan Diri

Ute Schaeffer3 Desember 2012

Kubu oposisi mengumumkan rangkaian aksi protes selama bulan Desember. Pemerintah Rusia menyatakan akan menghadapi aksi protes dengan segala cara.

https://p.dw.com/p/16utY
Protes Anti Putin di Moskow
Protes Anti Putin di MoskowFoto: Kirill Kudryavtsev/AFP/GettyImages

Di Rusia terjadi adu kekuatan. Siapa yang akan menguasai negara ini? Aparat keamanan yang disebut ”Silowiki”: militer, polisi dan dinas rahasia? Atau kelompok oposisi? Ini adalah pertarungan dengan kekuatan berbeda. Di satu pihak barisan aparat negara yang kuat di bawah Putin, di lain pihak gerakan protes yang terpecah belah. Gerakan oposisi sekarang ingin bergabung dan berbicara dengan satu suara. Lewat internet mereka memilih sebuah dewan koordinator, yang akan menjadi atap bagi gerakan bersama.

Berani dan Terpecah

Pita Putih sebagai simbol perlawanan kelompok muda
Pita Putih sebagai simbol perlawanan kelompok mudaFoto: picture-alliance/dpa

Terutama kelompok muda yang ingin masa depan tanpa dikte negara, sebuah masa depan ”tanpa Putin”. Isabelle Magkoeve bergabung Desember 2011 dengan para demonstran. Sekarang wanita 21 tahun ini memimpin kelompok ”Occupy Moscow”. Dosen bahasa Jepang ini yakin aksi protesnya akan berdampak luas: ”Kami mempersiapkan revolusi”. Ia tidak mengerti sikap apolitis orang tuanya: ”Ada orang muda dalam generasi saya yang tidak tahu tentang Uni Soviet. Lain dengan generasi orangtua kami, kami tidak merasa takut. Dan kami tidak terlalu sinis. Kami percaya, adalah mungkin untuk mengubah sesuatu di negara kami.” Jadi Magkoeve menaruh harapan pada orang seusianya.

Para demonstran muda ini memang tidak takut. Tapi mereka juga tidak punya program yang jelas. Tidak ada agenda politik bersama. Kelompok oposisi terdiri dari aktivis lingkungan, kelompok ekonomi liberal sampai kelompok nasionalis kanan. Pimpinan nasionalis Dmitri Djomuschkin sering menceritakan, ia selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh anti pemerintah seperti mantan wakil perdana menteri Boris Nemzow dan tokoh kiri Sergej Udalzow.

Gerakan Hijau di Jerman Jadi Teladan

Source News Feed: EMEA Picture Service ,Germany Picture Service Opposition leader Alexei Navalny is detained by police during a protest march in Moscow October 27, 2012. REUTERS/Sergei Karpukhin (RUSSIA - Tags: POLITICS CIVIL UNREST LAW)
Tokoh oposisi Aleksej Nawalny ditangkap dalam demonstrasi Oktober 2012Foto: Reuters

Bahkan dewan koordinasi juga terpecah. Aktivis Lingkungan Jewgenija Tschirikowa mengeritik tokoh oposisi Nawalny, yang disebutnya menyembunyikan diri dan belakangan sering mengubah posisinya seperti bunglon. Bagi Jewgenija Tschirikowa, pengalaman gerakan hijau di Eropa dan Jerman punya peran penting: ”Pengalaman ini menginspirasi saya, karena di Rusia belum ada seperti ini. Misalnya di Jerman. Di sana saya lihat orang turun ke jalan, membentuk gerakan. Dari bawah, dari basis, tidak berdasarkan instruksi dari atas.” Ini yang membuatnya berani mencoba hal serupa di Rusia.

Tapi mayoritas penduduk masih belum berani. Aksi demonstrasi sekarang memang sudah mencapai kota Petersburg, Moskow dan kota-kota lain, namun terutama golongan menengah tidak mau terlibat. Kelompok usia 35 sampai 40 tahun ini terlalu sibuk dengan pekerjaan dan usaha mencari nafkah, mereka tidak punya waktu dan khawatir bisa masuk dalam ”daftar hitam”aparat keamanan. Mayoritas besar kelas menengah tidak ingin kehilangan keamanan ekonomi yang dicapainya dengan susah payah.

Represi Pemerintah

Anastassia Mescherjakowa, yang punya dua anak dan dua restoran di Moskow, tidak terlalu peduli dengan ideologi politik: ”Saya sebenarnya hanya ingin satu hal: bahwa undang-undang di negara ini benar-benar berlaku. Apa ideologinya, kiri, kanan, liberal atau sosialdemokrat, untuk saya sebenarnya tidak penting. Masalah ideologi tidak menyentuh saya. Harus ada aturan yang ditaati oleh semua. Oleh lembaga negara dan oleh warganya. Ini akan mempermudah banyak hal.” Apakah kelas menengah Rusia makin politis setelah hak-hak warga dibatasi? Mungkin, kata Anastassia Mescherjakowa: ”Sepuluh tahun lalu kami tidak pernah membahas politik, sekarang situasinya lain. Kalau bertemu dengan teman-teman, politik jadi tema, walaupun hanya satu dari beberapa tema pembicaraan.”

Aktivis lingkungan protes penebangan pohon
Aktivis lingkungan protes penebangan pohonFoto: DW

Pemerintah Rusia berusaha untuk menjauhkan orang seperti Anastassia Mescherjakowa dari aksi protes: dengan penangkapan, hukuman drastis bagi demonstran, pembatasan hak-hak berkumpul, dengan proyek bangunan di lapangan-lapangan Moskow, yang dulus ering dijadikan tempat demonstrasi. selain itu, banyak aturan baru. Misalnya undang-undang tentang agen luar negeri. Warga Rusia yang bekerjasama dengan organisasi asing bisa dituduh melakukan spionase. Undang-undang ini bisa diinterpretasi secara luas, dan bisa diterapkan pada siapa saja. Walaupun demikian, kubu oposisi tetap menyatakan bahwa aksi protes akan diperluas bulan Desember.

Suara Kelas Menengah

Ada juga bentuk lain penentangan: sebuah partai akan didirikan untuk mewakili kepentingan kelas menengah. Aleksej Nawalny mendirikan partai ”Aliansi Rakyat”. Rapat pendiriannya akan dilakukan bulan Desember, demikian dijelaskan penasehatnya, Vladimir Aschurkow, belum lama ini masih menjabat sebagai top manajer kelompok industri Alfa Group: ”Partai kami akan memberi suara bagi kalangan luas, yang tidak setuju dengan rejim ini yang otoriter dan korup. Program partai kami berlandaskan pada dua prinsip dasar: Kami melihat Rusia sebagai sebuah negara Eropa dan kami mewakili kepentingan kelas menengah.”

Setidaknya dalam satu hal semua kelompok sepakat: Mereka menolak model paternalistik pemerintahan Putin. Juga berbagai bentuk dikte, represi dan sanksi, yang makin banyak sejak Putin terpilih lagi sebagai presiden. Mereka berjuang untuk Rusia yang lain: dengan lebih banyak kebebasan dan orientasi yang jelas untuk Eropa. Vladimir Aschurkow menerangkan: ”Menurut kami, Rusia tidak harus mencari ”jalan istimewa”. Rusia adalah negara Eropa. Kami termasuk peradaban barat, dilihat dari budaya, sejarah dan agama. Tidak lama lagi, Rusia akan termasuk Eropa.” Politisi oposisi itu menambahkan, semuanya harus bermuara pada sebuah aliansi ekonomi, politik dan militer, berdasarkan pada ”negara hukum, kebebasan pers dan negara yang efisien”.