1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi Pengamat Tiba di Suriah

16 April 2012

Dengan peresetujuan rezim Assad, DK PBB mengirimkan tim pengamat ke Suriah untuk mengawasi jalannya gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan.

https://p.dw.com/p/14eQB
Foto: AP

Menyusul keputusan Dewan Kemanan PBB untuk mengirim misi pengamat ke Suriah, dilaporkan, anggota pertama tim tiba di Damaskus. Senin (16/04), para pengamat internasional pertama tersebut telah memulai tugas mereka di Damaskus, demikian dinyatakan seorang juru bicara PBB di New York. Tim pengamat yang beranggotakan 30 orang ini diharapkan dapat menjalin kontak dengan pasukan Suriah dan oposisi. Jika misi pertama ini berjalan lancar, DK PBB akan memperluas misi ini dengan mengirimkan seluruhnya menjadi 250 anggota tim.

Dengan Resolusi PBB nomor 2042, yang diputuskan dengan suara bulat, rezim pimpinan Presiden Assad diharuskan untuk menjamin misi pengmat bergerak bebas di Suriah. Salah satu tugas mereka adalah untuk mengawasi penarikan mundur pasukan tempur dari wilayah berpenduduk dan untuk mengawasi gencatan senjata yang masih sangat rapuh. Gencatan senjata dan penarikan pasukan termasuk dalam rencana enam butir yang diusulkan Utusan Khusus PBB Kofi Annan, yang disepakati oleh pemerintah Suriah dan pihak oposisi.

Syrien Bürgerkrieg Waffenruhe Homs
Minggu (15/04), kontak senjata masih berlangsung di HomsFoto: picture-alliance/dpa

Gencatan Senjata Masih Rapuh

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk sepenuhnya menerapkan rencana Annan. “Kontak senjata harus dihentikan dan upaya bantuan kemanusiaan juga harus segera dilakukan,“ dikatakan Westerwelle di Berlin. Terutama, rezim Assad harus sepenuhnya mematuhi gencatan senjata dan komprehensif. “Semua pihak memiliki tanggungjawab untuk melakukan gencatan senjata dan mencari solusi politik,“ ditambahkan Westerwelle. “Namun saya tidak menyangkal bahwa situasi sangat rapuh.“

Dewan Nasional Oposisi Suriah menyambut pengiriman tim pengamat DK PBB ini, namun juga skeptis. “Kita tidak boleh begitu saja percaya pada niat rezim, sebelum senjata berat dan tank ditarik dari wilayah berpenghuni.” Para aktivis melaporkan, militer menggali parit di provinsi Hama untuk mengisolasi desa, di mana banyak penentang rezim berada. Dari kota tempat pemberontak berkubu, Homs, dilaporkan kontak senjata kembali terjadi. Secara keseluruhan, sejak dimulainya aksi menentang Presiden Assad, PBB memperkirakan lebih dari 9.000 tewas.

Yuniman Farid (rtr/dpa/afp)