1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Iklim

Marion Hütter8 Januari 2014

Costa Rica mulai mengambil langkah kongkrit untuk menjaga kelestarian alam. Penyebabnya, seperti di banyak bagian lain bumi, dampak perubahan iklim mulai terasa di negara itu.

https://p.dw.com/p/1An8o
Foto: picture-alliance/Photoshot/BCI

Pada malam hari di pesisir Samudra Pasifik di selatan Costa Rica, penyu bertelur dengan dijaga polisi, yang secara khusus ditugasi melindungi keragaman hayati. Saat penyu kembali ke laut, polisi mengamankan telurnya. "Penyu membuat sarang, tapi ada ancaman bahaya, sarang bisa tersapu ombak. Karena itu kami mengambilnya dan membawa ke tempat penetasan buatan." Begitu dikatakan Oswaldo Rodriguez, kepala polisi daerah Garabito.

Perlindungan Keragaman Hayati

Inisiatif pemerintah lokal itu, dipandang sebagai sebuah model masa depan bagi perlindungan keragaman hayati di Costa Rica. Pasalnya, lingkungan terus berubah, kadang amat cepat. Di kawasan dekat sebuah panti misalnya, dalam tiga bulan terakhir beberapa meter pesisir lenyap, karena sebuah sungai besar mengubah jalurnya.

Michael Schlönvoigt, dari badan kerjasama internasional Jerman (GIZ), menjelaskan, "Di satu sisi, ini dampak perubahan iklim. Curah hujan meningkat. Tapi di sisi lain, ini juga efek aktivitas manusia. Lihat saja, banyak potongan pohon terbawa aliran sungai. Pembalakan hutan di dataran tinggi, memicu naiknya kecepatan arus sungai. Dan saat hujan lebat, semua tersapu banjir."

Meramalkan perubahan lingkungan, itu tugas utama Michael Schlönvoigt sebagai konsultan politik. Di ibukota San José, ia memberi konsultasi kepada pejabat Costa Rica. Ia membuat pedoman acuan bagi kawasan suaka alam, dengan memperhatikan aspek perubahan iklim.

Schlönvoigt memaparkan, "Di negeri ini, akibat kurangnya analisa biologis, kami menemukan, bahwa beberapa kawasan suaka terlalu kecil, untuk dapat beradaptasi pada dampak iklim." Agar keragaman hayati terjaga, sejumlah kawasan suaka akan digabung. Akan dibahas juga, di mana batasan baru, dan bagimana perlindungan diterapkan.

Memberlakukan Peraturan Ketat

Terumbu karang di taman nasional Marino Ballena adalah salah satu kekayaan alam di Costa Rica. Penyelaman yang dilakukan pakar biologi kelautan, menunjukkan kualitasnya masih terjaga. Pakar biologi laut Rodrigo Villate mengatakan, "Lokasinya bagus. Terumbu karangnya masih utuh dan sangat bagus. Koral permukaannya bagus dan sempurna, dan di sana banyak ikan."

Salah satu penyebabnya kelestarian adalah aturan ketat di taman nasional. Berenang dan menonton diperbolehkan, tapi menyentuh koral dilarang keras. Taman Nasional Marino Ballena merupakan contoh bagus bagi partisipasi aktif warga dalam perlindungan alam. Tapi dua dekade lalu, warga menggelar aksi protes, menentang pendirian taman nasional.

Juan Luis Sánchez adalah pengurus Marino Ballena National Park. Ia memaparkan, "Tahun 1994 sebuah pos pengamat dibakar, gara-gara konflik kepentingan. Pelakunya tidak diketahui. Tapi sekarang, nelayan pemrotes dari tahun 90-an, bekerja sebagai pemandu wisata." Dengan menjadi pemandu wisata pendapatan mereka naik tiga kali lipat dibanding dari mencari ikan. Di samping itu, kini kawasan hutan bakau dan keragaman hayati kawasan taman nasional benar-benar terjaga kelestariannya.