1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hu Jintao: Partai Komunis Bisa Jatuh Karena Korupsi

8 November 2012

Cina akan melanjutkan reformasi bertahap melalui “modernisasi sosialis”, namun mereka tidak akan mengikuti sebuah model politik ala barat, kata pemimpin Partai Komunis Cina (PKC), Hu Jintao.

https://p.dw.com/p/16fNR
Foto: REUTERS

Partai harus “memainkan peran penuh untuk memperkuat sistem politik sosialis” dan belajar dari pencapaian politik dan budaya dari negara lain, kata Hu dalam pidato pembukaan Kongres PKC hari Kamis (08/11).

Tapi itu “tidak akan pernah meniru model sistem politik barat,” kata Hu, mengulangi pernyataan yang berkali-kali dia sampaikan selama menjabat pimpinan partai.

Jalan Cina

“Kerusuhan sosial yang disebabkan shock therapy di Rusia, reformasi radikal di Amerika Latin atau sejumlah negara Afrika yang meniru sistem politik barat membuktikan bahwa peniruan mentah-mentah demokrasi barat akan membawa kekacauan,” kata sebuah komentar pra kongres yang ditampilkan koran corong partai yakni Harian Rakyat.

Dalam pidatonya, Hu menyerukan sebuah langkah maju untuk pembaruan politik dan ekonomi.

Setelah skandal pembunuhan dan korupsi yang melibatkan bekas pimpinan partai wilayah Bo Xilai, Hu menyampaikan sebuah peringatan keras mengenai pentingnya pembersihan partai, dan mengingatkan bahwa korupsi bisa menyebabkan “kejatuhan partai”.

Berbicara kepada lebih dari 2.200 delegasi di Balai Rakyat Besar di Beijing, Hu juga menekankan pentingnya negara kekuatan ekonomi kedua terbesar dunia itu untuk memainkan peran internasional yang lebih kuat, sambil menegaskan bahwa Cina harus menjadi “kekuatan maritime”.

Beberapa waktu terakhir Cina bersitegang dengan Jepang dan sejumlah negara Asia lainnya terkait konflik territorial.

Lanjutkan Reformasi

“Kita harus terus melanjutkan upaya aktif sekaligus hati-hati untuk melaksanakan reformasi struktur politik dan memperluas demokrasi rakyat yang lebih lengkap dalam ruang lingkup, dan sehat dalam praktek,” kata Hu di hadapan para elit PKC.

Tanpa menyebut nama Bo Xilai yang telah tersingkir, Hu Jintao menegaskan bahwa partai “harus memastikan bahwa semua orang setara di hadapan hukum”.

Dalam pidatonya, Hu tidak berkomentar soal perlunya menata ulang ekspor dan investasi yang selama ini dibimbing oleh model pertumbuhan, dalam tahun-tahun ekspansi berbahaya ekonomi Cina.

“Sebagai respon atas perubahan perkembangan domestik maupun internasional, kita harus mempercepat penciptaan sebuah model pertumbuhan baru dan memastikan bahwa perkembangan itu didasarkan pada peningkatan kualitas dan kinerja,” kata dia.

Para delegasi yang diambil dari jajaran atas 82 juta anggota Partai Komunis Cina berkumpul dalam kongres yang dijaga ketat di sekitar Lapangan Tiananmen.

Misteri Xi Jinping

Para delegasi berkumpul di aula yang dipenuhi hiasan yang didominasi merah, yang dikenal sebagai warna partai, dalam bentuk bendera, karpet dan spanduk.

Hasil akhir kongres ini kelihatannya telah ditetapkan sejak awal oleh para elit partai. Politbiro yang nanti akan terpilih akan dipimpin oleh Xi Jinping yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai Presiden.

“Kami telah mengatasi berbagai rintangan dan resiko dan mendapat sukses baru dalam membangun masyarakat yang modern dan sejahtera,“ kata Hu dalam pidatonya yang berlangsung selama 90 menit, saat melihat ulang pencapaian partai selama lima tahun terakhir setelah kongres terakhir pada tahun 2007.

Namun Xi Jinping, anak seorang pahlawan revolusi yang sejak lama dilihat akan menggantikan posisi Hu, akan mengambilalih kepemimpinan Cina pada masa sulit akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Bahkan para pengamat terbaik soal Cina-pun, mengaku bahwa relatif sedikit yang bisa diketahui tentang Xi dan bagaimana dia akan menghadapi tantangan baik di dalam maupun luar negeri, terutama terkait meningkatnya perseteruan dengan Amerika dalam berbagai isu.

Keamanan Ketat

Bahkan saat Hu mengutip soal perlunya keterbukaan politik dalam beberapa hal, pihak keamanan telah mengambil langkah pencegahan untuk memastikan bahwa suara yang tidak setuju, tidak akan mengganggu jalannya kongres.

China Tiananmen Square
Penjagaan ketat di Lapangan TiananmenFoto: Reuters

Wilayah di pusat Beijing di dekat Balai Rakyat Besar dikelilingi polisi, dan pihak keamanan telah mengumumkan sejumlah langkah seperti larangan penjualan pisau dan bahkan bola ping-pong, karena khawatir mereka akan bisa digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan bernada “reaksioner“.

Ratusan aktivis telah ditetapkan sebagai tahanan rumah, kata kelompok hak asasi manusia, sementara para pengemudi taxi telah diminta menutup kaca jendela belakang untuk mencegah penumpang melemparkan selebaran politik.

Satu hari sebelum kongres, sebuah koran milik pemerintah, menulis laporan hasil survey yang menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang Cina menginginkan sebuah perubahan politik. Jajak pendapat itu memperkuat seruan adanya perubahan di dalam partai berkuasa yang selama ini dianggap korup.

AB/ ML (afp)