1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Wen Jiabao, Keluarga dan Tuduhan Korupsi

26 Oktober 2012

Para kerabat PM reformis Cina telah mengumpulkan kekayaan besar selama masa jabatannya.

https://p.dw.com/p/16XmE
Foto: picture-alliance/dpa

Penyelidikan yang dilakukan harian AS The New York Times atas keluarga Wen Jiabao, yang bulan depan akan diganti setelah berkuasa selama sepuluh tahun, bersamaan dengan pengumuman yang memberi jalan bagi proses pengadilan atas pemimpin PKC Bo Xilai.

Beijing segera membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai upaya menodai Cina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengatakan kepada para wartawan sebagai jawaban atas laporan itu sebagai “Menodai Cina dan mempunyai motif tersembunyi.”

Memberantas Korupsi?

Laporan The New York Times memberikan detail yang menggambarkan bahwa banyak keluarga orang nomor dua pemerintah Cina itu, seorang laki-laki gaya dan dikenal rakyat dengan panggilan terkenal “Kakek Wen”, telah menjadi “kaya luar biasa” selama Wen Jiabao menduduki jabatan.

Investasi anak laki-laki, istri dan kerabat lainnya mencakup bisnis perbankan, perhiasan dan sektor telekomunikasi, diperkirakan bernilai setidaknya 2,7 juta Euro selama tahun 1992 hingga 2012.

Pengungkapan ini secara khusus mempermalukan Wen, yang dianggap merupakan standar sayap reformis di dalam Partai Komunis Cina dan selama ini berkampanye memberantas korupsi yang selama ini membuat marah rakyat Cina.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada April lalu, dia mengatakan bahwa korupsi pejabat adalah “bahaya terbesar yang dihadapi oleh partai yang berkuasa” dan dia memperingatkan bahwa “mereka yang memegang kekuasaan politik bisa musnah”.

Presiden Hu Jintao, yang seperti Wen akan turun setelah sepuluh tahun menjabat, selama ini juga menempatkan perang melawan korupsi di Partai Komunis Cina sebagai prioritas. Sebuah isu yang juga akan mewarnai Kongres ke-18 partai yang akan dimulai pada 8 November mendatang.


Impunitas Bo Xilai Dicabut

Menjelang kongres, hari Jumat PKC mengumumkan lewat media pemerintah bahwa Bo Xilai yang sempat dianggap sebagai tokoh masa depan, dipecat dari parlemen dan hak kekebalan hukumnya dicabut.

Keputusan memecat dia dari Kongres Rakyat Cina jelas merupakan jalan untuk menempatkan Bo Xilai ke pengadilan atas tuduhan korupsi dan kejahatan lain yang terkait pembunuhan seorang pengusaha asal Inggris.

Kantor berita milik pemerintah Cina Xinhua mengatakan bahwa Bo memiliki “tanggung jawab besar” terkait pembunuhan dengan racun atas Neil Heywood, meski istri Bo Xilai telah dihukum atas kasus pembunuhan itu dan dijatuhi hukuman mati yang pelaksanaannya kini ditangguhkan.

Bo yang memimpin sayap “Kebangkitan Kiri” di dalam partai lewat basisnya di Chongqing, pernah disebut-sebut akan menduduki jabatan penting Politbiro. Kasus yang kini sedang menimpa dirinya memperlihatkan perpecahan di dalam tubuh elit Partai Komunis Cina yang selama ini dikenal sangat tertutup.

Penyelidikan The New York Times makin membuat awan gelap menyelimuti Partai Komunis Cina yang sebelumnya diguncang oleh skandal Bo Xilai. Situasi suram ini terjadi bersamaan dengan persiapan untuk pergantian jabatan Wen dan Hu untuk memimpin kekuatan ekonomi kedua terbesar dunia itu selama satu dekade ke depan.

Kongres bulan depan akan berujung pada pembentukan Politbiro baru yang diharapkan akan mempromosikan Wakil Presiden Xi Jinping menjadi Sekretaris Jenderal untuk menggantikan Hu Jintao.

Xi pernah menjadi sasaran penyelidikan oleh Kantor Berita Bloomberg atas tuduhan, bahwa kerabatnya juga telah membeli sebuah portofolio investasi raksasa dalam bidang properti dan saham yang bernilai ratusan juta dollar.

Sensor Pemerintah

Semua pencarian internet yang terkait New York Times, hari Jumat diblokir pemerintah Cina, termasuk juga yang menyangkut Wen Jiabao, istri dan anaknya Wen Yunsong.

Penyelidikan The New York Times mengungkap tuduhan adik laki-laki serta ipar Wen atas anak laki-lakinya yang pengusaha, satu dari generasi yang lebih muda dan disebut sebagai “Pangeran” yang mempunyai akses ke pucuk pimpinan partai.

Usaha yang dijalankan oleh istri Wen yakni Zhang Beili, yang dikenal sebagai ahli permata dan batu mulia, telah menjadi “sukses seiring suaminya yang pindah menduduki pimpinan urutan atas di negara itu,” demikian isi laporan Times.

Sementara ibu Wen disebut memiliki saham senilai 120 juta Euro pada tahun 2007 di perusahaan raksasa asuransi Ping An, yang mendapat keuntungan dari reformasi yang dijalankan semasa Wen menjabat, ditulis koran asal Amerika tersebut.

Namun disebut tidak ada kekayaan itu atas nama Wen. Spekulasi mengenai kekayaan tersembunyi itu telah menyebar selama bertahun-tahun, yang dipicu oleh sebuah dokumen Amerika tahun 2007 yang dipublikasikan oleh WikiLeaks.

afp (AB/DK)