1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Banyak Buruh Sochi Belum Dibayar

Bauer, Florian28 Januari 2014

Olimpiade musim dingin di Sochi adalah olimpiade termahal sepanjang sejarah. Tapi penyelenggara malah melakukan eksploitasi terhadap pada buruh. Banyak buruh yang belum dibayar.

https://p.dw.com/p/1Axv0
Foto: Leon Neal/AFP/Getty Images

Persiapan terakhir sedang dilakukan di Sochi untuk olimpiade musim dingin yang akan berlangsung tanggal 7 sampai 23 Februari mendatang. Banyak gedung dan stadion mewah dengan konstruksi modern dibangun dengan biaya milyaran Euro. Olimpiade ini adalah ambisi besar Presiden Rusia Vladimir Putin. Tapi, kemewahan di Sochi ternyata harus dibayar para buruh yang mengalami eksploitasi.

Kebanyakan pekerja bangunan di Sochi sekarang sudah kembali ke negaranya. Selama beberapa bulan mereka bekerja keras membangun berbagai fasilitas untuk olimpiade. Tapi kebanyakan buruh sampai sekarang masih menunggu pembayaran gaji mereka.

Organisasi hak asasi Memorial sejak tahun 2012 membuka kantor cabang di Sochi untuk membantu para buruh. Semion Simonov sudah membantu sekitar 1500 pekerja yang punya masalah. "90 persen buruh dari Sochi belum menerima upah, atau baru menerima sebagian", ujarnya.

Pekerja takut menuntut

"Olimpiade ini hanya mungkin dilaksanakan atas kerja keras para buruh, tapi mereka malah tidak dibayar. Banyak yang tidak punya dokumen resmi, dan mereka akhirnya diusir begitu saja", kata Simonov menjelaskan nasib para buruh.

Sampai sekarag, nasib para buruh memang kurang mendapat sorotan. Karena kebanyakan dari sekitar 100.000 pekerja itu berasal dari Asia Tengah dan sudah kembali lagi ke negaranya. Banyak buruh yang berasal dari Tajikistan. Mereka tidak berani berbicara terbuka tentang kasusnya, karena takut mendapat tekanan.

Golip Yunusov, 62 tahun, adalah salah satu dari sedikit eks buruh Sochi yang mau menceritakan kisahnya kepada wartawan. Ia bekerja selama beberapa bulan dalam sebuah kelompok dengan 23 buruh. Tapi sampai sekarang, mereka belum menerima pembayaran sepeserpun.

Perbudakan modern

Yunusov menceritakan, selama di Sochi mereka harus bekerja setiap hari. Situasinya seperti perbudakan modern. "Kami tidak mendapat satu hari libur pun. Ada delapan orang yang tinggal di ruangan 18 m2. Kalau ada yang sakit, itu masalahnya sendiri. Ini benar-benar eksploitasi."

Kebanyakan pekerja dari Tajikistan mengatakan, mereka belum menerima upah dan malah disuruh kembali ke Tajikistan karena perusahaan menolak memberi dokumen resmi. Seorang buruh lain bernama Sobir menuturkan: "Mereka memeras kami seperti pekerja paksa. Mereka masih harus membayar saya 350.000 rubel, 7.000 euro lebih."

Padahal Sobir dan saudaranya harus mengambil kredit di Bank untuk membeli tiket pesawat ke Sochi dan bekerja di sana. Sekarang mereka tidak menerima upah, malah punya utang.

Semion Simonov menerangkan, para pengusaha bangunan di Sochi sepertinya punya metode sistematis untuk menipu buruh. "Buruh bekerja dan tidak mendapat upah. Lalu atas alasan administrasi, mereka diusir dari Sochi".

Sampai saat ini, Komitee Olimpiade Internasional IOC belum bereaksi. Ketua IOC Thomas Bach hanya mengirim keterangan tertulis, bahwa upah buruh yang belum dilunasi, sekitar 6 juta euro, sekarang sudah dibayar. Tapi banyak pihak menyangsikan keterangan itu. Karena sebagian besar pekerja sudah kembali ke negara asalnya, dan mereka tidak punya rekening bank.