1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Band Pussy Riot Mulai Disidang

30 Juli 2012

Proses persidangan terhadap anggota band punk Pussy Riot yang tampil dengan lagu yang mengritik Presiden Putin di sebuah Gereja Katedral, dimulai di Moskow Senin (30/07).

https://p.dw.com/p/15gSd
Nadezhda Tolokonnikova (L) and Maria Alyokhina, members of female punk band "Pussy Riot", look out from the defendent's cell in a courtroom in Moscow July 30, 2012. Three young women who staged an irreverent punk-rock protest against Vladimir Putin on the altar of Russia's main cathedral go on trial on Monday in a case seen as a test of the president's tolerance of dissent. REUTERS/Maxim Shemetov (RUSSIA - Tags: POLITICS CRIME LAW CIVIL UNREST RELIGION)
Proses sidang Pussy Riot di MoskowFoto: Reuters

Di luar gedung pengadilan dimana pendukung band tersebut menggelar demonstrasi, dilakukan pengamanan ketat. Para demonstran meneriakkan yel-yel : "Bebaskan Pussy Riot!“ Tiga anggota grup band perempuan itu, Nadeshda Tolokonnikova, Maria Alyokhina dan Yekaterina Samutsevich sudah ditahan sejak Maret lalu, dan terancam hukuman tujuh tahun penjara atas tuduhan hooligan.

Dalam ruang sidang yang dipenuhi pengunjung di pengadilan Chamonwnitscheski, tiga perempuan anggota band yang diajukan sebagai terdakwa dan dikurung dalam kotak kaca, mengikuti pembukaan sidang hari pertama. Proses yang menarik perhatian besar, yang juga menyebabkan sejumlah pendukung tiga perempuan anggota band tersebut ikut ditangkap, disiarkan langsung pihak kehakiman lewat internet.

ARCHIV: Jekaterina Samutsewitsch (4.v.l.), Nadeschda Tolokonnikowa (r.) und Maria Alechina (3.v.l.), Mitglieder der feministischen Punkrockband Pussy Riot werden in einen Gerichtssaal in Moskau eskortiert (Foto vom 23.07.12). In Moskau wird am Montag (30.07.12) das Gerichtsverfahren gegen die drei Mitglieder der feministischen Punkrockband Pussy Riot fortgesetzt. Den jungen Frauen wird vorgeworfen, Ende Februar die orthodoxe Christ-Erloeser-Kathedrale gestuermt und von der Kanzel den russischen Praesidenten Wladimir Putin verunglimpft zu haben. Ihnen drohen wegen Randalierens bis zu sieben Jahre Haft. Die inzwischen seit vier Monaten andauernde Inhaftierung der drei Frauen ist international kritisiert worden. Die Menschenrechtsorganisation Amnesty International bezeichnete die Angeklagten als "gewaltlose politische Haeftlinge" und forderte ihre sofortige Freilassung. Die drei Frauen hatten in einem "Punkgebet", mit Skimasken und Miniroecken bekleidet, "Mutter Maria, treibe Putin davon!" skandiert. (zu dapd-Text) Foto: Alexander Zemlianichenko/AP/dapd
Pussy Riot diajukan ke pengadilanFoto: AP

Medvedev Berusaha Redam Ketegangan

Di saat pihak oposisi memandang adanya upaya menakut-nakuti dari pemerintah Presiden Vladimir Putin, presiden terdahulu dan PM Rusia saat ini Dmitri Medvedev meminta rakyat tetap tenang. "Proses akan menjelaskan, apakah terjadi tindak pelanggaran atau tidak". Demikian kata PM Medvedev kepada majalah Inggris "Time“. Medvedev dalam wawancara yang dipublikasikan pemerintah mengakui, bahwa kasus tersebut memicu perhatian „karena hal itu menyangkut pengertian kita akan hak-hak dan kebebasan individu“.

Members of the Russian radical feminist group Pussy Riot give an interview to the Associated Press in a break during their rehearsal in Moscow, Friday, Feb., 17, 2012. Members of the group stage performances against the policies conducted by Prime Minister Vladimir Putin. (Foto:Sergey Ponomarev/AP/dapd)
Band Punk Pussy RiotFoto: dapd

Band punk Pussy Riot pada bulan Februari lalu di Katedral di Moskow menyanyikan “Doa Punk” menentang Putin, yang kala itu masih menjabat perdana menteri sebelum memasuki jabatannya yang ketiga sebagai presiden. Proses pengadilan terhadap tiga anggota band puk putri dari Rusia itu digelar di pengadilan dimana pada tahun 2010, lawan Putin Michail Chodorkowski divonis hukuman penjara selama beberapa tahun.

DK/AS (dpa,dpad)