1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yeti Ternyata Beruang?

2 Juli 2014

Penelitian DNA berikan sedikit penjelasan atas legenda Yeti. Setelah ilmuwan analisa lebih dari 30 rambut yang katanya milik Yeti atau mahluk mistik lain, dtemukan, itu berasal dari beruang, serigala, sapi dan rakun.

https://p.dw.com/p/1CUYQ
Foto telapak kaki YetiFoto: picture-alliance/dpa

Tahun 2012, peneliti di Universitas Oxford dan museum zoologi Lausanne menyerukan berbagai museum, ilmuwan dan penggemar Yeti, yang serupa legenda 'big foot' di AS, untuk memberikan sedikit rambut yang mereka miliki, yang katanya berasal dari mahluk legendaris yang hidup di pegunungan Himalaya dan katanya serupa monyet raksasa.

Awalnya peneliti menduga akan menemukan sekitar 5% sampel dari Neanderthal, mahluk hidup anggota genus Homo yang sudah punah sekitar 30.000 tahun lalu. Demikian dikatakan Bryan Sykes dari Universitas Oxford, yang memimpin penelitian awal, yang berfokus pada big foot, Yeti dan "primata lain yang tidak normal."

Big Foot in Kalifornien
Foto dari tahun 1977 ini katanya menunjukkan big foot, yang hidup di Kalifornia Utara, AS.Foto: AP

Analisa rambut

Sykes dan rekan-rekannya menganalisa 36 sampel rambut dari Bhutan, India, Indonesia, Nepal, Rusia dan AS. Hasilnya, semua DNA rambut itu cocok dengan DNA binatang yang sudah dikenal. Sebagian besar berasal dari beruang. Tapi ada juga rambut dari tapir Malaysia, kuda, domba, kijang dan manusia. Sykes mengatakan, mereka tidak menemukan bukti adanya mahluk yang disebut Yeti atau big foot. Tetapi ia juga mengakui, hasil penelitiannya tidak memberikan bukti bahwa Yeti atau big foot tidak ada.

"Kenyataan bahwa sampel yang sudah kami analisa tidak berasal dari Yeti tidak berarti bahwa sampel yang berikutnya juga pasti tidak berasal dari Yeti," demikian Sykes. Para ilmuwan menemukan dua sampel rambut yang berasal dari beruang kutub, tetapi ditemukan di Himalaya. Menurut pengetahuan sejauh ini, spesies beruang kutub itu tidak hidup di Himalaya. "Itu menunjukkan, mungkin ada spesies beruang baru atau hibrida beruang di sana," kata Sykes.

Yeti
Lukisan Yeti oleh Jennifer SeitzFoto: Jennifer Seitz

Perlu bukti lain

Sementara peneliti lain menandaskan bahwa untuk membuktikan keberadaan Yeti, diperlukan lebih banyak bukti, tidak hanya sampel rambut. "Saya ingin bukti visual atau fisik, misalnya bagian tubuh, dan terutama bukti berupa DNA," kata Todd Disotell, profesor antropologi di Universitas New York. Ia memperingatkan penggemar Yeti atau big foot untuk tidak membuat asumsi jika menemukan sesuatu di hutan.

Sejumlah pakar lain mengatakan, jika big foot benar-benar ada, pasti yang ditemukan lebih banyak daripada sekedar rambut. "Mereka yang percaya akan keberadaan Yeti, big foot dan monster Loch Ness perlu instruksi dasar dalam hal seks," kata Stuart Pimm, pakar ekologi pada Universitas Duke. Setiap Yeti punya dua orang tua, dua kakek dan nenek dan seterusnya, kata Pimm. Jadi seharusnya ada sekawanan Yeti, demikian Pimm sambil menambahkan, "Di mana mereka bersembunyi?"

ml/hp (afp, ap)