1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Yayasan Hanns Seidel

25 April 2006

Yayasan Hanns Seidel, membantu negara-negara berkembang melancarkan proses demokratisasi lewat pendidikan politik.

https://p.dw.com/p/CPX3
Terjaganya kelestarian lingkungan hidup, salah satu tujuan Yayasan Hanns Seidel
Terjaganya kelestarian lingkungan hidup, salah satu tujuan Yayasan Hanns SeidelFoto: Nationalpark Bayerischer Wald

Yayasan Hanns Seidel berdiri di Jerman pada tanggal 11 April 1967. Yayasan politik ini memiliki cabang di 54 negara. Salah satunya, di Indonesia sejak tahun 1993. Kita sudah mendengar sebelumnya ada beberapa yayasan politik dari Jerman yang berada di Indonesia. Christian Hegemer, Ketua Yayasan Hanns Seidel di Indonesia menjelaskan hubungan kerja sama dengan yayasan lainnya tersebut.

"Kami bekerja sama dengan baik. Kami saling mengkoordinasikan kerja kami. Kami saling mengambil keputusan tentang tema apa yang pantas diemban oleh satu yayasan. Contohnya, tema lingkungan hidup menjadi urusannya yayasan Hanns Seidel. Diantara kami tidak ada konflik, yang ada hanyalah saling kerja sama."

Yayasan Hanns Seidel mempunyai kedekatan hubungan dengan satu partai politik di Jerman yang bernama Partai Uni Sosial Kristen. Kedekatan ini berdasarkan nilai kekristenan. Namun ini bukan berarti bahwa yayasan ini ditujukan bagi orang yang beragama tertentu.

Dalam hal pendidikan, yayasan ini juga bekerja sama dengan beberapa organisasi Indonesia. Diantaranya dengan Partai Besar Nahdatul Ulama, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Rimbawan Muda Indonesia.

Ada dua macam pendidikan politik yang dimiliki oleh yayasan Hanns Seidel. Pertama pendidikan lingkungan hidup dan kedua bantuan kepada Mahkamah Konstitusi. Lingkungan hidup selalu merefleksikan hidup manusia yang sehat. Lingkungan hidup yang utuh berarti juga manusianya utuh. Pencemaran lingkungan hidup bearti akan menyebabkan penderitaan bagi manusia. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu tugas besar untuk memberikan prioritas pada masyarakat Indonesia. Demikian dituturkan Christian Hegemer.

Sebelum tahun 1970, Bayern merupakan negara bagian Jerman yang pertama yang memiliki menteri lingkungan hidup. Sejak itu masalah lingkungan hidup, pendidikan dan peradaban manusia selalu menjadi pemikiran yang serius bagi penduduk di Bayern. Itu tentu saja berpengaruh bagi kerja yayasan Hanns Seidel. Lalu dibuatlah seminar-seminar tentang lingkungan hidup bagi para pelajar, serikat buruh dan segala kelompok masyarakat. Pada tahun 1993 yayasan ini diundang ke Indonesia untuk memperkenalkan perihal perlindungan lingkungan hidup. Dalam kunjungannya ini Yayasan Hanns Seidel mengawali kerja sama prlindungan lingkungan hidup dengan Badan Penerapan dan Pengembangan Teknologi Indonesia.

Mengenai hal Mahkamah Konstitusi, awal tahun 2003 mantan presiden Habibie meminta agar yayasan Hanns Seidel terlibat dalam pembentukan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, salah satunya adalah dengan jalan pertukaran hakim.

Di Aceh, yayasan Hanns Seidel baru-baru ini mengadakan pendidikan keguruan. Dalam kurun waktu tiga bulan telah terdidik sebanyak 167 guru dalam berbagai keahlian, seperti computer, elektro dan fisika. Bekerja sama dengan Partai Besar Nahdatul Ulama, pada pertengahan Maret lalu pendidikan ini resmi ditutup.

Christian Hegemer mengatakan: "Proyek ini berlangsung dengan baik. Sejak dari awal kami membangun sikap saling mempercayai, saling mengerti dan saling menghargai. Bagi saya itu adalah sebuah pengalaman yang membuat saya ingin meneruskan kerja sama dengan Nahdatul Ulama."

Kembali ke masalah lingkugan hidup, yayasan Hanns Seidel mengadakan kerja sama, salah satunya dengan Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM Indonesia yang bernama Rimbawan Muda Indonesia. Kerja sama yang telah berlangsung selama sepuluh tahun ini bernama 'Rute Pendidikan Lingkungan'. Tujuan proyek ini adalah memberikan pengetahuan pada masyarakat umum tentang lingkungan hidup dan berusaha melestarikan lingkungan hidup. Deikiqn dikqtqkqn Ulfa Hidayati, Ketua LSM Rimbawan Muda Indonesia.

LSM yang didirikan oleh beberapa alumni mahasiswa Institut Pertanian Bogor fakultas Kehutanan tersebut merasa puas akan kerja samanya dengan yayasan Hanns Seidel yang sudah berlangsung 10 tahun ini.

Yayasan Hanns Seidel juga memberikan beasiswa bagi orang asing yang ingin melanjutkan kuliahnya di Jerman. Syaratnya adalah yang bersangkutan harus aktif dalam kegiatan politik, berprestasi dalam kuliahnya dan mampu berbahasa Jerman. Diharap pihak yang mendapatkan beasiswa tersebut bila telah lulus dari Jerman akan menyumbangkan pengetahuan bagi negara asalnya.