1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Xi Jinping Resmi Menjadi Presiden Cina

14 Maret 2013

Kongres Nasional Rakyat Cina resmi menetapkan Xi Jinping menjadi presiden menggantikan Hu Jintao. Cina saat ini menghadapi kelambatan ekonomi, kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan.

https://p.dw.com/p/17xBW
Hu Jintao (L) shakes hands with China's newly elected President Xi Jinping in Beijing, March 14, 2013.
Xi Jinping dan Hu JintaoFoto: Reuters

Sidang Kongres Nasional Rakyat Cina hari Kamis (14/03/13) menetapkan Xi Jinping yang berusia 59 tahun sebagai presiden. Bulan November lalu, ia diangkat sebagai Sekretaris Jendral Partai Komunis Cina dan sebagai pimpinan tertinggi militer.

3000 anggota delegasi di Kongres Nasional memilih Xi Jinping secara formal dengan mayoritas besar. Hanya ada satu suara tidak setuju dan tiga suara abstain. Xi menerima keputusan itu dengan membungkukkan badan kemudian menyalami pendahulunya, Hu Jintao. Sebagai wakil presiden dipilih Li Yuanchao.

Hu Jintao yang berusia 70 tahun mengakhiri masa jabatan kepresidenan setelah mengisi jabatan itu selama dua masa legislatur, masing-masing lima tahun. Presiden Cina memang hanya bisa menjabat maksimal untuk dua masa legislatur.

Xi Jinping secara resmi dipilih untuk satu periode selama lima tahun. Tapi biasanya, jabatan ini akan dijalankan selama dua periode untuk masa jabatan sepuluh tahun. Wakil Perdana Menteri Li Keqiang menurut rencana akan menggantikan Perdana Menteri Wen Jiabao hari Jumat (15/03/13). Nama-nama pengisi jabatan puncak memang sudah ditetapkan dalam Kongres Partai Komunis bulan November tahun lalu.

Harapan Besar di Pundak Xi Jinping

Sejak mengambil alih jabatan sebagai pimpinan Partai Komunis bulan November lalu, Xi Jinping memusatkan perhatian pada upaya memerangi korupsi. Ia mempromosikan gaya hidup yang lebih sederhana dan melarang perwira militer melaksanakan pesta-pesta mewah.

Banyak warga Cina berharap, presiden yang baru akan membawa perubahan. Cina memang tumbuh menjadi ekonomi kedua terbesar dunia. Tapi korupsi dan kerusakan lingkungan makin parah selama masa pemerintahan Hu Jintao dan Wen Jiabao. Kesenjangan sosial juga makin besar dan memicu rangkaian aksi protes di kalangan masyarakat.

Yan Chengzhong, seorang anggota delegasi di Kongres Nasional berharap, pemerintahan Xi akan memperbaiki perlindungan lingkungan. ”Saya datang dari Shanghai. Di sana ada enam ribu babi yang mati mengambang di sungai. Ini menunjukkan betapa parahnya kondisi lingkungan.” Yan juga mendesak agar pemerintah lebih transparan dalam isu lingkungan.

Gong Funeng, seorang delegasi dari provinsi Sichuan menyatakan, tantangan dan masalah utama pemerintahan mendatang adalah menerapkan reformasi politik dan memerangi korupsi.

Tidak Ada Perubahan Besar

Rakyat Cina sekarang memang makin tidak percaya kepada pemerintah. Mereka lebih sering menggunakan sarana internet untuk menyuarakan kritik. Pada saat yang sama, pemerintah baru Cina harus menghadapi situasi melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Xi Jinping mengisyaratkan, pemerintahnya tetap akan memperhatikan stabilitas sebagai faktor terpenting. Ini menandakan, Partai Komunis Cina tetap akan mendominasi dan tidak ada perubahan politik besar.

Pengeritik rejim Hu Jia menyampaikan kepada kantor berita Reuters, polisi mendakwa dia melakukan ”pertengkaran provokatif dan membuat kesulitan”. Hu Jia menduga, ia ditekan karena mengorganisasi kunjungan aktivis ke rumah Liu Xia, istri penerima hadiah nobel Liu Xiaobo yang masih ditahan. Selama penyelenggaraan Kongres Nasional, Hu Jia menulis beberapa pandangan kritis tentang Parta Komunis Cina.

Di panggung internasional, presiden baru Xi Jinping harus berhadapan dengan sikap keras Korea Utara yang makin lama makin provokatif. Cina juga terlibat sengketa tentang status pulau-pulau di Laut Cina Selatan dengan Jepang dan negara-negara Asia lain.

hp/vlz (rtr, dpa, afp)