1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Penambahan Kasus Harian COVID-19 Dunia Kembali Pecah Rekor

14 September 2020

Minggu (13/09), WHO catat rekor penambahan kasus baru harian COVID-19 dunia yang nyaris menyentuh 308 ribu kasus. India jadi penyumbang angka kasus tertinggi, sementara Israel akan kembali terapkan lockdown nasional.

https://p.dw.com/p/3iQ4K
Pemeriksaan tes corona di Mumbai, India
Foto: Reuters/A. Abidi

Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali mencatat rekor penambahan kasus baru harian COVID-19 di dunia. Pada Minggu (13/09), dilaporkan penambahan kasus baru COVID-19 selama 24 jam terakhir menyentuh angka 307.930 kasus.

Mayoritas kasus baru berasal dari India, Amerika Serikat (AS), dan Brasil. Angka kematian bertambah sedikitnya 5.537 kasus, adapun total angka kemtian kini lebih dari 917 ribu kasus.

India mencatat penambahan 94.372 kasus, disusul AS dengan 45.523 kasus dan Brasil dengan 43.718 kasus. Dilansir Reuters, dalam sepekan terakhir India jadi negara dengan kasus baru harian tertinggi di diunia dengan rata-rata 97 ribu kasus baru per hari.

Namun, AS dan Brasil dilaporkan terus menunjukkan tren penurunan kasus baru harian.

Sebelumnya, rekor penambahan kasus baru harian terjadi pada 6 September yakni sebanyak 306.857 kasus.

Selandia Baru cabut pembatasan

Sementara itu, Selandia Baru mengumumkan akan mencabut kebijakan pembatasan ketat di seluruh negeri, kecuali kota Auckland, mulai 21 September mendatang. Pembatasan ketat kembali diterapkan kala Selandia Baru dilanda gelombang kedua virus corona di kota Auckland pada pertengahan Agustus lalu.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Senin (14/09) pagi. Ardern menyampaikan bahwa pemerintah salah satunya akan melonggarkan pembatasan kapasitas maskapai penerbangan, di mana sebelumnya kapasitas penumpang harus dibatasi selama berbulan-bulan.

"Saya tahu perubahan ini akan berdampak nyata bagi Air New Zealand dan negara-negara bagian yang mencari peningkatan jumlah pengunjung," kata Ardern dalam konferensi persnya.

Meski begitu, masyarakat tetap diminta mematuhi protokol kesehatan dan wajib menggunakan masker di semua angkutan umum.

Menurun di Australia

Victoria, episentrum gelombang kedua virus corona di Australia, pada Senin (14/09) mencatatkan penambahan kasus baru terendah dalam tiga bulan terakhir. Selama 24 jam terakhir tercatat penambahan kasus baru sebanyak 35 kasus dan tujuh kasus kematian.

Sebelumnya, Victoria dan Melbourne, harus menerapkan kebijakan pembatasan ketat sejak pertengahan Agustus lalu setelah Victoria melaporkan lebih dari 700 kasus baru per harinya. Seiring dengan menurunnya kasus baru harian, mulai hari ini, Senin (14/09), warga Victoria telah diizinkan untuk beraktivitas di luar ruangan dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Israel akan kembali lockdown

Berbeda dengan Selandia baru ataupun Australia, Israel harus menerapkan lockdown nasional mulai Jumat mendatang (18/09) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Minggu (13/09).

Dalam pidatonya disampaikan mulai Jumat (18/09), yang menjadi awal musim liburan warga Yahudi di sana, sekolah, restoran, dan hotel akan ditutup. Supermarket dan apotek akan tetap diizinkan beroperasi. Sektor publik juga akan tetap buka dengan pembatasan jumlah karyawan yang masuk. Masyarakat pun hanya diperbolehkan meninggalkan rumahnya dalam radius 500 meter.

“Saya tahu langkah-langkah ini akan menimbulkan kerugian besar bagi kita semua," kata Netanyahu dalam pidatonya. "Ini bukan jenis liburan yang biasa kita lakukan. Dan kita pasti tidak akan bisa merayakannya dengan keluarga besar kita."

Kementerian Keuangan Israel menyebut kebijakan lockdown ini akan semakin melemahkan perekonomian Israel. Israel diprediksi akan mengalami kerugian senilai $US 1,88 miliar atau setara dengan Rp 26,3 triliun.

rap/pkp (Reuters)