1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Apa Dampak Stres bagi Mata?

7 Juli 2018

Tahukah Anda bahwa stres bisa merusak penglihatan? Dan bahwa kolesterol yang baik, ternyata tidak sebaik dugaan orang?

https://p.dw.com/p/30zYn
Auge - Mann
Foto: Colourbox

Mata manusia harus melakukan banyak pekerjaan setiap hari, dan menanggung beban. Antara lain layar komputer, cahaya fluoresens yang "menyolok", atau juga kotoran dan serbuk sari yang tersebar di udara. Tapi bukan hanya pengaruh luar yang bisa merusak mata, melainkan juga pengaruh dari dalam tubuh.

Sebuah studi dari universitas Magdeburg mengungkap, stres mental bisa mengakibatkan hilangnya penglihatan. Ketegangan mental yang terus terjadi meningkatkan hormon stres kortisol.

Itu berdampak pada sistem syaraf manusia, yang juga mencakup otak dan mata. Ini bisa menyebabkan penyakit mata berat, seperti glaucoma, degenerasi otot mata yang terkait usia, dan optic neuropathy (kerusakan syaraf penglihatan), demikian peneliti. 

Peneliti menekankan, sangat penting untuk menyadari, bahwa stres tidak hanya merupakan akibat hilangnya penglihatan, melainkan juga jadi "biang keroknya". Ini harus ditanggapi dengan serius.

Jadi orang sebaiknya memperhatikan kesehatan tubuh, memberikan istirahat kepada mata, dan berusaha rileks setelah pekerjaan selesai. Melatih diri untuk berkonsentrasi pada situasi yang ada di depan mata, misalnya lewat yoga atau meditasi, bisa membantu setelah bekerja seharian.

Symbolbild | rotes Fleisch
Foto: Colourbox

Kolesterol baik HDL yang merugikan tubuh

Kolesterol biasanya dikategorikan dalam kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Jika orang berbicara tentang kolesterol, biasanya yang dimaksud adalah LDL. Kolesterol jahat ini bisa menyebabkan arteriosklerosis dan meningkatkan risiko kardiovaskuler, misalnya serangan jantung dan stroke.

Kolesterol HDL sejak dulu jadi bagian penting membran sel dan proses-proses dalam sel. Tetapi baru-baru ini peneliti di Jepang mengungkap bahwa itupun bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, walaupun hanya jika jumlahnya sangat tinggi.

Selama 12 tahun para ahli di Jepang meneliti lebih dari 43.000 orang, yang berusia antara 40 dan 89 tahun. Mereka mengungkap bahwa orang-orang yang kadar kolesterol HDL-nya tinggi, yaitu di atas 90 mg/dl memiliki risiko 2,4 kali lebih tinggi bisa meninggal akibat arterosklerosis, dibanding orang yang kadar HDL-nya normal, yaitu 40-59 mg/dl.

Hal menarik lain yang diungkap periset, kadar tinggi kolesterol HDL lebih berbahaya bagi orang yang kerap minum alkohol.

Penulis: Larissa Warneck (ml/ap)