1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Mesir Marah Menanggapi Kasus Pembunuhan El-Sherbini

9 Juli 2009

Marwa el-Sherbini dibunuh seorang pria Jerman keturunan Rusia. Sebelumnya el-Sherbini mengadukan lelaki berusia 28 tahun itu ke pengadilan terkait pertengkaran di tempat bermain anak, di mana dia dimaki sebagai pelacur.

https://p.dw.com/p/IkMx
Warga Mesir mengusung poster dengan foto Marwa el-Sherbini (32), kiri atas. El-Sherbini ditikam hingga tewas di pengadilan Dresden, Senin (06/07).
Warga Mesir mengusung poster dengan foto Marwa el-Sherbini (32), kiri atas. El-Sherbini ditikam hingga tewas di pengadilan Dresden, Senin (06/07).Foto: AP

Saat ini hampir tidak ada tokoh politik Jerman yang mau mengambil beban berat yang dipikul Bernd Erbel. Di televisi dan media massa Mesir, duta besar Jerman di Mesir ini berulang kali mengutuk pembunuhan atas wanita Mesir, Marwa El Sherbini, yang terjadi di tengah sidang pengadilan di Dresden Jerman tanggal 1 Juli lalu.

Dalam acara “al-Ashira massa'an” di Dream TV, sekali lagi Bernd Erbel menegaskan, “Dalam suasana berkabung ini saya tegaskan, tindakan jahat yang dikutuk oleh rakyat Jerman itu sedang ditangani oleh pihak pengadilan.”

Erbel mengharapkan pelakunya dijatuhkan hukuman seberat-beratnya. Lebih lanjut dikatakannya, sikap pelaku tidak mencerminkan watak Jerman yang seperti bangsa Mesir, sama-sama menjunjung cinta kasih dan menghormati orang lain. Kejahatan itu adalah tindakan murni perorangan.

Tak ada tokoh politik Jerman yang lebih tepat meluruskan masalah ini daripada Erbel. Dia lancar berbahasa Arab. Selama masa tugasnya sebagai duta besar, berulang kali dia menegaskan, kecaman-kecaman anti Arab dan anti Islam tak akan ditolerir. Tidak mengherankan pula kata-kata Erbel dipercaya warga di negeri Sungai Nil.

Sementara itu sang pelaku pembunuhan sudah ditangkap dan penyelidikan kasusnya tengah ditangani pihak berwajib. Dunia politik pun menanggapi. Di sela-sela Konferensi Negara-Negara G8 di L'Aquila, Italia, Kanselir Jerman Angela Merkel merencanakan untuk bertemu rekannya Presiden Mesir Hosni Mubarak dan membicarakan hal tersebut. Demikian dilaporkan dari Berlin, hari Rabu kemarin (08/07).

Di Mesir, tragedi di pengadilan Dresden menimbulkan rasa sedih dan amarah. Tema itu dibicarakan dalam acara temu wicara di media-media. Minggu ini koran-koran memasang foto al-Sherbini di halaman depannya. Semua orang memperhatikan bagaimana Jerman menangani kasus tersebut.

Seorang moderator talkshow yang digemari Al-Qahira al-Youm mewawancara seorang warga Mesir di Berlin,

"Bagaimana media massa Jerman menyoroti kasus ini?"

"Mereka hanya menulis, pelakunya sudah gila."

"Ya, alasan klasik," jawab sang moderator dengan nada sinis.

Warga Mesir tahu, kejahatan seperti itu akan didiamkan kalau dianggap mencoreng nama baik negara. Mereka yakin, warga Jerman akan mengesampingkan kasus Dresden. Buktinya tak ada tokoh politik yang ambil bagian dalam upacara berkabung bagi el-Sherbini di Berlin, tulis koran Al-Masry al-Youm. Koran lainnya menyebut, Islamophobia telah menyusup ke dalam masyarakat Jerman.

Seorang wanita Mesir di TV pemerintah mengutarakan, "Bagaimana mungkin seorang wanita muslim yang memakai jilbab disejajarkan dengan teroris? Orang Jerman berkotbah tentang kebebasan, tetapi di mana kebebasan untuk kita? Kita bukan teroris.”

Sang moderator lalu menghimbau pemirsanya untuk berunjuk rasa di depan pengadilan. Di Mesir, rakyat ingin menunjukkan bahwa kasus ini serius dan mereka marah.

Jürgen Stryjak/Samuel Limahekin

Editor: Asril Ridwan