1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vietnam Mulai Menyidang Aktivis Pro-Demokrasi

20 Januari 2010

Rabu (20/01), aktivis pro-demokrasi Vietnam mulai diadili. Dituduh berusaha menggulingkan pemerintahan partai Komunis, tiga di antaranya terancam hukuman mati. Tertuduh keempat bisa menghadapi hukuman 15 tahun penjara.

https://p.dw.com/p/Lbaw
Le Cong Dinh, salah satu dari aktivis Vietnam yang turut diadiliFoto: AP

Di pengadilan Ho Chi Minh City, Le Thang Long menyatakan, surat pengakuan dan petisi untuk toleransi yang ditulisnya Juni tahun 2009 lalu, dibuatnya hanya karena diteror secara mental oleh pihak kepolisian Vietnam. Bersama tiga orang aktivis pro-demokrasi lainnya, ia ditangkap Juni 2009 dan dituduh melakukan tindak subsversif untuk menggulingkan pemerintahan rakyat.

Le Than Long menegaskan bahwa ia hanya menggulirkan kelompok disuksi soal politik, yang tidak memiliki target politik. Kemungkinan ia menghadapi hukuman 15 penjara. Sementara ketiga aktivis lainnya, Le Cong Dinh, Nguyen Tien Trung, Tran Huynh Duy Thuc yang mengakui pelanggaran itu menghadapi hukuman minimum 12 tahun dan maksimum hukuman mati.

Di pengadilan, Le Cong Dinh mengaku telah melanggar artikel 79 hukum pidana Vietnam mengenai subversi. Berbicara dengan tenang, pengacara berusia 41 tahun itu mengatakan bahwa Partai Demokratik yang dilarang di Vietnam, di mana ia menjadi anggota, bermaksud menyerukan pluralisme dan menginginkan perubahan sistem politik.

Di penghujung tahun 2009, pihak kejaksaan mengubah tuduhan yang diajukan, dari melakukan propaganda yang biasanya digunakan untuk membungkam aktivis Vietnam, menjadi subversi yang memiliki hukuman terberat. Ketika itu, Sophie Richardson dari Human Rights Watch menduga perubahan itu disebabkan oleh keinginan pemerintah untuk menjadikan kasus-kasus seperti ini sebagai contoh.

Le Cong Dinh, sebelumnya menjabat Wakil Ketua Kamar Pengacara Vietnam, setelah ditangkap, izin pengacaranya dicabut dan ia dipecat dari organisasi itu. Baik di Vietnam maupun secara internasional, ia dikenal sebagai pengacara kawakan dan tokoh pro-demokrasi. Selain membela kasus-kasus hak azasi manusia, namanya melejit ketika ia membela petani ikan lele Vietnam dari perdagangan yang tidak adil di Amerika Serikat. Ia mendapatkan beasiswa Fulbright dan melanjutkan pendidikan ilmu hukumnya di Tulane, AS dan memiliki hubungan dengan bayak penjabat negara itu.

Juga Nguyen Tien Trung, dikenal secara internasional, ia pernah bertemu dengan Presiden AS George W- Bush dan Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper. Pada tahun 2006 ketika masih kuliah di Perancis ia mendirikan organisasi pemuda Viet untuk Demokrasi. Trung yang berusia 26 tahun juga mengaku sebagai anggota Partai Demokrat Vietnam.

Pengadilan Vietnam mengizinkan sejumlah reporter dan diplomat asing memantau jalannya sidang melalui televisi di sebuah ruangan lain, meski begitu para wartawan dilarang menggunakan alat rekam atau kamera. Terkait pengadilan ini, Uni Eropa mengimbau agar keempat tertuduh dibebaskan, karena pelanggaran yang dilakukannya sudah menjadi hak dasar setiap orang di negara-negara yang demokratis.

EK/HP/dpa/rtr/afp