1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Hadapi Ketidakpastian Politik

10 Mei 2018

Kemenangan oposisi berakhir anti klimaks setelah PM Najib Razak menebar keraguan ihwal peluang Mahathir Mohammad membentuk pemerintahan baru. Kini Dr. M harus berhadapan dengan musuh lain, yakni monarki Malaysia.

https://p.dw.com/p/2xTT5
Malaysia Wahlsieger Mahathir Mohamad
Foto: picture-alliance/AP Photo/V. Thian

Ketidakpastian masih memenuhi pemilu Malaysia usai hasil bersejarah yang mengakhiri dominasi Barisan Nasionaldi parlemen. Meski menerima hasil pemilu, Perdana Menteri Najib Razak berkilah "tidak ada satupun partai yang mencapai mayoritas sederhana." Sebab itu Sultan Muhammad V yang akan mengambil keputusan "soal siapa yang akan jadi perdana menteri."

Menurut penghitungan sementara koalisi oposisi, Pakatan Harapan, mendapat 113 dari total 222 kursi di parlemen. Jumlah tersebut sebenarnya lebih dari cukup untuk mendapat mandat membentuk pemerintahan baru. Namun lantaran PH tidak terdaftar sebagai koalisi resmi, perolehan suara dihitung berdasarkan masing-masing partai.

Pernyataan Najib membuka jalan bagi babak baru perseteruan antara pemimpin oposisi Mahathir Mohammad dan monarkiMalaysia. Sejak lama Mahathir kerap bersitegang dengan Sultan Muhammad V. Perselisihan memuncak ketika Dr. M mendeklarasikan pencalonan dirinya tahun lalu.

"Saya tidak tahu tentang mereka yang tidak suka saya. Saya memiliki dukungan mayoritas anggota parlemen," tutur Mahathir kepada The Straits Times. Veteran politik berusia 92 tahun itu bersikeras ingin segera dilantik sebagai perdana menteri baru hari Kamis (10/5). 

Namun kerajaan terkesan mengulur waktu. Setelah diisukan akan menunda pelantikan selama sepekan, kerajaan akhirnya mengundang Mahathir agar dilantik pada pukul 05:00 waktu setempat. Namun rencana tersebut diundur hingga pukul 09:30 tanpa alasan jelas. Mahathir yang dilaporkan sudah tiba di Istana Negara sejak pukul 04:40, terpaksa menunggu lama.

Harian Singapura itu melaporkan, pemimpin Parti Keadilan Rakyat (PKR), Dr. Wan Azizah yang juga isteri Anwar Ibrahim, sempat bergegas menemui raja ketika Mahathir masih menggelar jumpa pers buat mengumumkan kemenangan PH. Namun hingga kini belum ada kepastian tentang apa yang dibahas oleh Wan Azizah dan Yang di-Pertuan Agong.

Mahathir sempat mengritik monarki Malaysia yang lebih memilih bertemu dengan Wan Azizah ketimbang dirinya. Menurutnya langkah tersebut semakin menambah "ketidakpastian" dan menciptakan kebingungan.

Sejumlah analis mengkhawatirkan, UMNO yang menjadi partai dengan perolehan kursi terbanyak, akan mendesak kerajaan untuk menyerahkan mandat pembentukan pemerintahan minoritas. Partai pimpinan Najib itu mendapat 54 kursi di parlemen, sementara PKR yang merupakan partai terbesar oposisi hanya mendapat 42 kursi.

rzn/yf (thestraitstimes, thestar, rtr,ap)