1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Ukraina Akan Bertahan — Tapi Barat Patut Malu

Roman Goncharenko
Roman Goncharenko
25 Februari 2022

Rusia telah menginvasi Ukraina. Jika Barat tidak memalingkan muka pada 2014, bencana ini mungkin tidak terjadi. Opini editor DW Roman Goncharenko.

https://p.dw.com/p/47aLV
Kiev, Ukraina
Sebelum invasi Rusia, Kiev adalah kota yang menarik banyak wisatawanFoto: Sean Gallup/Getty Images

Kamis, 24 Februari 2022, hari yang tidak akan pernah kami lupakan. Hari di mana seorang pemimpin Rusia yang hilang akal memutuskan untuk melancarkan perang besar melawan Ukraina. Hari di mana warga Ukraina dan teman-teman mereka di seluruh dunia telah mempersiapkan diri, sambil berharap bahwa itu tidak akan pernah datang. Hari ketika Kremlin membawa perang ke Eropa.

Banyak yang hari ini tampak terkejut dan bertanya, "Bagaimana bisa sampai seperti ini?" Pasukan Rusia telah menginvasi Ukraina seperti yang mereka lakukan sekitar 100 tahun yang lalu, ketika Ukraina pertama kali mendeklarasikan kemerdekaan.

Barat memikul sebagian tanggung jawab atas perkembangan ini. Pada tahun 2014, ketika Rusia menginvasi Ukraina untuk pertama kalinya setelah deklarasi kemerdekaannya pada tahun 1991. Ketika itu Rusia mencaplok Krimea, dan Barat juga tidak melakukan apa-apa.

Roman Goncharenko
Roman Goncharenko.Foto: DW

Terlalu lama ragu-ragu

Seratus tahun setelah Perang Dunia Pertama, Barat takut akan terjadi perang lagi. Ini bisa dimengerti. Namun, sikap ragu-ragu dan membiarkan Rusia menganeksasi Krimea adalah kesalahan fatal. Karena Rusia menjadi mabuk dengan keberhasilannya di Krimea, dan memperluas wilayah perangnya ke Donbas, Ukraina timur.

Baru setelah penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh, sanksi yang ditargetkan Barat dijatuhkan pada sektor-sektor ekonomi penting Rusia. Tetapi sanksi-sanksi itu terlalu lemah, bahkan sangat terbatas, sehingga pemimpin Rusia berkesimpulan bahwa bisa melakukan tindakan-tindakan seperti itu selanjutnya tanpa menghadapi perlawanan serius.

Banyak orang Ukraina juga terbuai oleh rasa aman yang salah, dengan berpikir: "Kami bertetangga dan bersaudara, Rusia tidak akan pernah melancarkan perang terbuka."

Pasukan Rusia di Krimea
Pasukan Rusia di KrimeaFoto: Vadim Savitsky/Russian Defense Ministry Press Service/AP/picture alliance

Saatnya membantu Kiev

Rusia telah menggunakan pendapatan dari ekspor minyak dan gasnya untuk mengembangkan senjata baru dan mempersiapkan perang apokaliptik, tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga melawan seluruh Barat.

Sebelumnya ada banyak peringatan. Kremlin dan propagandisnya tidak pernah menyembunyikan niat mereka. Tapi Barat lebih banyak tutup mata.

Sekarang saatnya bagi Barat untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya dan membantu Ukraina dengan segala cara. Akan ada pertempuran, akan ada pertumpahan darah, mungkin ada pendudukan dan perang partisan yang panjang. Ukraina akan kehilangan banyak putra dan putri terbaiknya.

Namun Ukraina akan bertahan. Ukraina tidak akan pernah mundur dan secara sukarela kembali ke pangkuan Moskow. Masa-masa itu sudah berakhir. Cepat atau lambat, jalan agresi yang dipilih Moskow terhadap Ukraina akan berakhir dengan bencana, cepat atau lambat.

(hp/as)