1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
MediaGlobal

Twitter Mulai Hapus Fitur Centang Biru Secara Massal

21 April 2023

Twitter mulai menghilangkan fitur centang biru secara massal, yang tadinya menjadi bukti verifikasi tokoh ternama. Hal ini terjadi usai Elon Musk mengenalkan layanan berbayar tahunan untuk memverifikasi akun.

https://p.dw.com/p/4QNZk
Foto ilustrasi yang memperlihatkan potongan gambar burung Twitter, akun Twitter Blue berikut dengan centang biru.
Foto ilustrasi centang biru Twitter BlueFoto: STR/NurPhoto/picture alliance

Twitter, media sosial milik Elon Musk, memenuhi janjinya untuk menghilangkan fitur verifikasi centang biru terhadap akun-akun yang tidak melakukan pembayaran bulanan.

Centang biru itu menghilang sejak Kamis (20/04) dari akun-akun selebriti dan tokoh publik yang banyak diikuti di Twitter. Contohnya adalah akun Paus Fransiskus, Beyonce, Oprah Winfrey, Donald Trump hingga Lady Gaga.

Pembersihan ini dimulai setelah Elon Musk memperkenalkan sistem layanan berbayar tahun lalu yang disebut Twitter Blue, yang bertujuan untuk "pendemokrasian jurnalistik dan pemberdayaan suara publik."

Setidaknya ada sekitar 300 ribu akun yang terverifikasi centang biru sebelum akhirnya Elon Musk mencabut sistem verifikasi itu pada Kamis (20/04). Logo ini tadinya membantu membedakan profil tokoh publik dengan penipu dan memberikan perlindungan tambahan untuk mencegah informasi yang keliru.

Beberapa pengguna, salah satunya penulis Stephen King, yang masih memiliki centang biru, mengaku menolak untuk membayar layanan baru tersebut.

Elon Musk membalas cuitan Stephen King itu dengan mengatakan "terima kasih kembali, salam", dan mengaku dalam cuitan selanjutnya bahwa dia "membayar layanan untuk beberapa (akun) secara pribadi."

Twitter Blue

Twitter awalnya mulai menandai sejumlah akun dengan sebuah centang biru sekitar 14 tahun lalu. Namun, usai membeli raksasa media sosial itu dengan harga mencapai Rp668 triliun, Elon Musk mencoba meningkatkan pendapatan Twitter dengan menawarkan layanan langganan dan premium.

Sebelumnya dia mengklaim kalau sistem yang memberikan centang biru itu "korup dan tidak masuk akal."

Sejumlah akun bohongan, termasuk yang menirukan akun Tesla dan SpaceX milik Elon Musk muncul tak lama setelah dikenalkannya Twitter Blue. Twitter pun terpaksa menghentikan beberapa hari layanan tersebut setelah peluncuran.

Harga yang dipatok untuk menampilkan centang biru dalam sistem yang baru itu cukup beragam. Pengguna dapat membayar sebesar Rp120 ribu per bulan, tapi untuk organisasi dipatok sebesar Rp15 juta.

Pembersihan pada Kamis (20/04) itu juga berdampak terhadap sejumlah politisi dan pejabat, sehingga beberapa pihak cemas jika publik tidak dapat mengetahui akun Twitter mana yang memberikan informasi bencana alam secara pasti.

"Harusnya ada satu cara agar menajer kedaruratan dapat memverifikasi dirinya dalam situs tersebut, atau akun penipu akan menyebabkan kesengsaraan dan kematian," cuit Senator AS Brian Shatz.

Menurut informasi dari platform Similarweb, hanya 116 ribu akun saja yang mendaftar Twitter Blue di bulan lalu.

mh/gtp (AFP, AP)