1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelaku Teror Istanbul Masih Buron

2 Januari 2017

Pelaku pembantaian 39 tamu kelab malam Reina di Istanbul masih terus diburu. Presiden Erdogan nyatakan Turki tak akan tunduk kepada pelaku teror. Sementara itu ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan di Istanbul

https://p.dw.com/p/2V7yl
Türkei Anschlag Nachtklub
Foto: Reuters/O.Orsal

Aparat keamanan Turki masih terus berusaha memburu pelaku serangan teror Istanbul. Dalam aksi serangan brutal ke kelab malam Reina di kawasan Eropa Istanbul yang dipadati 700 pengunjung pada malam pergantian tahun, sedikitnya 39 tamu tewas dan 70 lainnya cedera. Kantor berita Anadolu melaporkan, 25 korban tewas adalah warga asing, sebagian berasal dari Timur Tengah.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan teror ke kelab malam paling terkenal di Istanbul itu. Ia juga menyampaikan dukacita kepada para korban, termasuk para tamu warga asing. Erdogan menegaskan, akan terus memerangi terorisme.

"Mereka mencoba menciptakan kekacauan dan mendestablisasi negara kami. Kami siap bahu membahu mempertahanan negara dan tidak akan memberi lahan bagi permainan kotor semacamn itu", tegas presiden Erdogan sesaat setelah serangan teror.

Juga pernyataaan ikut berdukacita sekaligus mengutuk aksi teror itupara kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara Eropa dan Asia .

Türkei Istanbul Terroranschlag auf Club - Tatverdächtiger Überwachungskamera
Gambar pelaku teror Istanbul yang terakam kamera pengawasFoto: picture-alliance/Zuma Press/Depo Photos

Gubernur Istanbul Vasip Sahin melaporkan, berdasar rekaman kamera CCTV, pelaku menyerbu kelab malam yang terkenal itu pukul 1:15 hari Minggu. Teroris menyamar memakai topi santa Claus dan menembaki tamu menggunakan senapan laras panjang. Pelaku masuk dengan mudah ke kelab malam setelah menembak mati satu orang polisi dan seorang satpam yang menjaga di depan pintu.

Sementara itu kelompok teror Islamic State mengklaim bertanggungjawab atas serangan di Istanbul. Pelaku, tulis ISIS, adalah "serdadu kekhalifahan." Pihak yang berwenang di Turki, hingga hari ini tidak memberikan komentar terkait kemungkinan motiv maupun kemungkinan identitas teroris.

Kritik akibat kejanggalan

Selain mengutuk aksi teror dan menyatakan dukacita keüpada para korban, sejumlah pengamat juga mengritik cara kerja aparat keamanan Turki serta sikap pemerintah terhadap aksi teror ini. Kritik terutama dilontarkan pada tindakan pengamanan yang amat longgar di depan kelab malam di Istanbul itu.

Media terkemuka Jerman Die Welt edisi online mempertanyakan, mengapa hanya seorang polisi berusia 27 tahun yang ditugaskan berjaga didepan Reina, walau sebelumnya ada indikasi bakal terjadinya serangan teror. Selain itu tidak jelas berapa orang jumlah satpam swasta yang ditempatkan menaga keamanan. Para pejabat di Istanbul hanya menyebut seorang atau dua orang.Padahal media Turki melaporkan, untuk mengamankan malam pergantian tahun ribuan polisi dikerahkan di metroplitan Istanbul.

Selain itu, juga dipertanyakan strategi aparat keamanan di Istanbul dalam menangani kasus teror ini. Hingga kini belum jelas siapa pelaku serangan. Jatidiri pelaku penembakan yang terekam kamera CCTV juga belum diketahui pasti. Apakah pelaku bertindak sendirian atau berkomplot? Juga tidak ada penjelasan.

Pengamat terorisme sempat meragukan dugaan keterlibatan ISIS. Karena serangan tidak sesuai dengan karakter ISIS maupun kelompok militan Kurdi. Kedua kelimpok militan ini berulangkali melancarkan aksi teror maut di Turki sepanjang tahun 2016 yang baru lalu lalu.

as/rzn(dpa, rtr,afp,ap)