1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Kritik Pihak Berwenang Jerman

Senada Sokollu4 April 2013

Tidak ada tempat bagi media Turki dalam proses NSU, kebakaran di apartemen dengan korban warga asal Turki. Politisi, demikian juga media menduga ada motif rasistis.

https://p.dw.com/p/189NY
ARCHIV - Türkische Zeitungen sind am 16.11.2011 an einem Stand in Istanbul zu sehen. Auf den Titelseiten wird über die NSU-Morde an Türken in Deutschland berichtet. Die Debatte um die Vergabe der Akkreditierungen für den NSU-Prozess in München kocht weiter. Politiker, Vertreter der türkischen Seite und Journalistenverbände fordern eine Lösung vor allem für die türkischen Medien. EPA/TOLGA BOZOGLU dpa (zu dpa "NSU-Prozess: Forderung nach festen Plätzen für türkische Medien" ) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Pembunuhan warga Turki oleh NSU menjadi tema utama harian-harian TurkiFoto: picture-alliance/dpa

Tendensi di Jerman mengulur-ulur pengusutan latar belakang rasistis dalam kejahatan terhadap orang asing, dapat menimbulkan kesan melindungi rasisme dan kelompok radikal kanan." Demikian tulis Bülent Kenes baru-baru ini. Ia mengkritik sikap pihak berwenang negara bagian Baden-Württemberg, Jerman, terkait proses pengadilan kasus kelompok ekstrim kanan Nationalsozialistischer Untergrund NSU dan pengusutan kasus kebakaran apartemen yang dihuni warga asal Turki. Di Backnang (Baden-Württemberg) Maret lalu seorang perempuan Turki dan 7 anaknya tewas, sementara dalam kebakaran di Köln banyak korban luka-luka. Kenes adalah kepala redaksi Today's Zaman, terbitan berbahasa Inggris anak perusahaan Zaman. Harian dengan oplah terbesar di Turki ini dikenal dekat dengan pemerintah.

Menschen trauern am 12.03.2013 in Backnang (Baden-Württemberg) um die Opfer des Brandes. Foto: Franziska Kraufmann/dpa pixel
Acara berkabung korban kebakaran di Backnang (12/3)Foto: picture-alliance/dpa

Dalam komentarnya Kernes tidak sendirian. Banyak media mengaitkan kejadian-kejadian aktual di Jerman dengan sikap memusuhi orang asing. "Tapi cara pemberitaannya amat tergantung apakah harian itu dekat dengan atau jauh dari pemerintah." Dijelaskan Zafer Atay, jajaran pimpinan pada perhimpunan jurnalis Turki kepada Deutsche Welle.

Tuduhan terutama dari Kubu Kanan

Tidak setiap harian Turki mencela Jerman sebagai rasistis, ditekankan Atay. Misalnya harian terbesar dan kritis terhadap pemerintah "Hürriyet" menulis: "Polisi Jerman Abaikan Tip tentang Neonazi" atau "Migran Turki takut meluasnya sikap benci orang asing di masyarakat Jerman." Contoh tulisan yang "pantas dan sesuai."

Di mana tema itu secara prinsip dibahas di media Turki, menurut jurnalis itu hal yang normal. Pembagian tempat di ruang sidang dalam proses NSU dan insiden kebakaran baru-baru ini memicu banyak pertanyaan bagi warga Turki. "Proses persidangan itu menyangkut terbunuhnya 8 warga Turki. Dalam insiden kebakaran korbannya juga warga Turki. Sudah jelas hal ini menarik perhatian publik Turki," kata Atay. Memang harian-harian yang dekat pemerintah mengkritik lebih tajam, tapi kritik datang hampir dari semua redaksi.

Feuerwehrleute stehen in der Nacht zum 31.03.2013 in Köln (Nordrhein-Westfalen) vor einem Wohnhaus, in dem es gebrannt hat. Bei dem Brand sind eine Frau und ein Mann ums Leben gekommen. Mehrere Menschen wurden verletzt. Foto: Stephan Roth/dpa +++(c) dpa - Bildfunk+++
Kebakaran di Köln (31/3) malamFoto: picture-alliance/dpa

Politik Lakukan Tekanan

Dalam kejadian kebakaran aktual, politisi mengingatkan akan kaitan serangan-serangan kebakaran bermotifkan ekstremis kanan yang tejadi di Solingen tahun 1990-an. Kala itu lima warga asal Turki tewas. "Mengapa yang terbakar selalu rumah warga Turki?" tanya wakil PM Bekir Bozdag secara terbuka setelah kebakaran itu. "Pertanyaan yang beralasan," Atay berpendapat sama. Siapa yang bisa tahu apakah sejarah akan terulang. "Hal semacam itu bisa selalu terjadi," dikatakan jurnalis itu lebih lanjut

"Politik dan pers Turki melakukan tekanan besar terhadap politik Jerman." Baik dalam proses pengadilan terhadap kelompok ekstrim kanan NSU maupun dalam serangan-serangan kebakaran, Turki punya hak mendapat penjelasan mendasar. Dan tugas pers adalah membantu untuk itu.