1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tunisia: 20 Tahun Penjara Bagi Ben Ali

13 Juni 2012

Ia adalah pemimpin otokratis pertama yang tertiup „musim semi Arab“ dari jabatannya. Kini mantan presiden Tunisia Ben Ali divonis untuk hukuman berikutnya.

https://p.dw.com/p/15DLT
AUSSCHNITT AUS: ARCHIV: Tunisian President, Zine El Abidine Ben Ali, right, greets Mauritania President Mohamed Ould Abdel Aziz at the airport Tunis Carthage in Tunis, Monday, Dec. 13, 2010. (ddp images/AP Photo/Hassene Dridi)
Eks Presiden Tunisia Ben AliFoto: AP

Sebuah mahkamah militer di ibukota Tunis menjatuhkan hukuman in absentia terhadap Zine al Abidine Ben Ali. Mantan presiden Tunisia itu diganjar 20 tahun penjara atas tindakan „menyulut kerusuhan, pembunuhan dan perampokan di kawasan Tunisia.“ Proses pengadilan itu menyangkut pembunuhan empat demonstran remaja oleh aparat keamanan bersenjata rezim Ben Ali.

Sekitar 15 terdakwa anggota aparat keamanan dari Ben Ali menurut laporan kantor berita Tunisia TAP masing-masing dijatuhi hukuman penjara antara lima sampai 10 tahun. Sejumlah terdakwa merupakan buron.

Veteran rights activist Moncef Marzouki sworn in as Tunisian interim president, meets with Chief of Staff of the Tunisian armed forces, Gen. Rachid Ammar, left, after the swearing-in ceremony held at the parliament buiding in Tunis, Tuesday, Dec. 13, 2011. Marzouki leader of the Congress for the Republic Party on Monday became interim president with 153 out of 217 votes in the constituent assembly. (Foto:Amine Landoulsi/AP/dapd)
Moncef Marzouki, presiden baru TunisiaFoto: dapd

Eksil di Arab Saudi

Januari 2011 Ben Ali melarikan diri dari pemberontakan rakyat ke pengasingan di Arab Saudi. Selama ini negara kerajaan itu menolak memenuhi permintaan pimpinan baru di Tunis untuk mengekstradisi Ben Ali. Pria berusia 75 tahun itu sebelumnya di Tunisia sudah dijatuhi sejumlah hukuman penjara. Dalam proses pengadilan kali ini antara lain menyangkut kepemilikan ilegal obat bius, senjata dan penemuan arkeologis serta korupsi kekayaan negara.

Sementara itu untuk pemerintah di Tunisia bereaksi dengan pengeluaran jam malam bagi ibukota Tunis dan kawasan di sekitarnya, terhadap bentrokan hebat antara kelompok radikal Salafis dengan polisi. Selasa (12/06) malam, dilaporkan tidak lagi terjadi insiden. Masih belum jelas apakah pemberlakuan jam malam juga akan berlaku untuk malam selanjutnya.

People look at a fire truck, which was set on fire by a group of Salafi protesters during overnight riots in Sidi Hussein district, Tunis June 12, 2012. Thousands of Salafi Islamists, angered by an art exhibition they say insults Muslims, rampaged through parts of Tunis on Tuesday, raising religious tensions in the birthplace of the Arab Spring and piling pressure on the moderate Islamist government. REUTERS/Stringer (TUNISIA - Tags: POLITICS RELIGION CIVIL UNREST)
Bentrokan polisi dengan kelompok Salafis di TunisFoto: Reuters

Pada kerusuhan Senin (11/06) malam, total lebih dari 100 orang luka-luka dan sedikitnya 160 lainnya ditangkap. Pengacau menyerang bangunan publik dan pos polisi. Berdasarkan keterangan kementrian dalam negeri Tunisia, terjadinya serangan dalam waktu hampir bersamaan di sejumlah lokasi, menimbulkan dugaan bahwa itu merupakan aksi yang terorganisir. Pemicu kerusuhan itu adalah pameran seni di dekat tunis, dimana menurut pandangan kelompok Islamis merupakan penghinaan terhadap warga Muslim.

DK/ap/dpa/rtr