1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terekam, Trump Menekan Pejabat Georgia Ubah Hasil Pilpres AS

Richard Connor
4 Januari 2021

Presiden AS Donald Trump mendesak pejabat Georgia untuk ‘’mencarikan’’ hampir 12 ribu suara guna mengubah hasil pilpres di negara bagian itu. Meski telah diberi penjelasan, Trump tetap tidak puas.

https://p.dw.com/p/3nTqc
Presiden AS Donald Trump
Percakapan telepon antara Trump dan pejabat Georgia dari Partai Republik berlangsung selama lebih dari satu jamFoto: picture-alliance/CNP/AdMedia/P. Marovich

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Menteri Luar Negeri Georgia dari Partai Republik Brad Raffensperger untuk mencarikannya suara tambahan, untuk membalikkan kekalahannya dari Joe Biden di negara bagian tersebut. Percakapan itu terekam lewat panggilan telepon yang dipublikasikan oleh Washington Post pada Minggu (03/01).

Diberitakan oleh Washington Post, Trump secara satu persatu mendesak Raffensperger dan pejabat lainnya, mencoba merayu, meminta mereka untuk bertindak, dan tampak mengancam "konsekuensi kriminal yang tidak jelas."

Sepanjang panggilan telepon, Raffensperger dan pengacaranya menjelaskan kepada Trump bahwa argumen Trump didasarkan pada teori konspirasi yang telah dibantah. Mereka mengatakan kepadanya bahwa margin kemenangan 11.779 perolehan suara untuk Biden adalah adil dan akurat, tetapi Trump tidak puas.

"Warga Georgia marah, warga Amerika marah," kata Trump. "Dan tidak ada yang salah bila saya mengatakan, kamu tahu, um, bahwa Anda perlu menghitung ulang,‘‘ tambahnya.

"Yang ingin saya lakukan adalah ini. Saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, lebih banyak dari yang kita miliki. Karena kita memenangkan negara bagian,’’ ujar Trump.

Klaim Trump soal kecurangan Pilpres AS telah dibantah oleh pejabat pemilihan umum negara bagian dan federal, serta dalam pengadilan.

The Associated Press mengutip pernyataan dari penasihat senior Biden, Bob Bauer, yang mengatakan rekaman itu adalah "bukti tak terbantahkan '' dari Trump yang telah menekan dan mengancam pejabat di partainya sendiri, untuk "mencabut penghitungan suara yang bersertifikat sah dan mengarang yang lain sebagai gantinya.''

Kemenangan tipis bagi calon presiden dari Partai Demokrat di Georgia adalah yang pertama kalinya dalam satu generasi. Hal ini meningkatkan harapan di antara Partai Demokrat bahwa mereka bisa memenangkan dua putaran Senat di negara bagian itu pada Selasa (05/01). Jika benar terjadi, maka hasil itu akan memberi kendali bagi Partai Demokrat di Kongres. 

Sebelum Washington Post menerbitkan laporan tentang panggilan telepon tersebut, Trump mencuit di Twitter bahwa dia telah berbicara melalui telepon dengan Raffensperger tentang kecurangan pilpres.

"Dia tidak mau, atau tidak mampu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti penipuan 'surat suara di kotak suara, penghancuran surat suara, 'pemilih' di luar negara bagian, pemilih yang meninggal, dan banyak lagi. Dia tidak tahu!" cuit Trump.

Namun, bahkan jika Trump memenangkan 16 suara Electoral College yang dimiliki Georgia, dia masih tetap akan kalah. Biden yang memenangkan pilpres AS dengan perolehan 306-232 suara dalam Electoral College, dan lebih dari 7 juta suara secara keseluruhan, akan dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari mendatang.

pkp/rap