1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Obat Covid-19 Trump Berbasis Jaringan Sel Janin

13 Oktober 2020

Trump menyebut obat antibodi corona yang diberikan kepadanya sebagai “Keajaiban Tuhan“ Apakah presiden antiaborsi itu tidak tahu, bahwa obat ampuh itu dibuat berbasis sel janin manusia?

https://p.dw.com/p/3jqIz
USA Trump verlässt Krankenhaus
Presiden AS Donald Trump saat meninggalkan rumah sakit setelah dinyatakan kembali sehat dari infeksi virus corona.Foto: Erin Scott/Reuters

Ketika kondisi kesehatan presiden AS Donald Trump memburuk, tim dokter kepresidenan memberi obat darurat yang berbasis antibodi virus corona. Seluruh dunia terpana. Pengobatan sangat ampuh dan manjur. Hanya beberapa hari kemudian, Trump sudah kembali bekerja di Gedung Putih. 

Trump menyebut obat eksperimental yang diberikan para dokter sebagai “berkah dari Tuhan“ dan sukses terapi itu sebagai “keajaiban yang dikirim oleh Tuhan.” 

Obat eksperimental antibodi itu, dengan atau tanpa berkat tuhan,  sejatinya adalah obat yang diberi nama REGN-COV2, buatan perusahaan bioteknologi Regeneron di AS. Perusahaan itu sebelumnya mengajukan ijin penggunaan darurat kepada jawatan pengawasan obat dan makanan AS-FDA.  

Obat berbasis jaringan sel janin manusia 

Preparat eksperimental tersebut adalah kombinasi dan antibodi monoklonal REGN10933 dan REGN10987. Obat yang diberi nama REGN-COV2 itu berfungi sebagai imunisasi pasif, dengan unsur aktif yang dibuat secara sintetis dari antibodi yang dinetralkan. Dalam prosesnya, langsung maupun tidak langsung, digunakan jaringan sel yang berasal dari embryo alias janin manusia. 

Obat REGN-COV2 memang tidak langsung dibuat dari jaringan sel janin manusia. Mula-mula preparatnya dibuat dari sel yang berasal dari saluran indung telur hamster. Tapi untuk menguji keampuhan antibodi tersebut, dalam tes laboratorium digunakan jaringan sel yang berasal dari janin manusia yang digugurkan. 

USA Corona-Pandemie | Regeneron Pharmaceuticals
Perusahaan Bioteknologi AS, Regereron lakukan riset obat antibodi Covid-19 yang prosesnya memanfaatkan sel jaringan berbasis janin manusia.Foto: Regeneron/AP Photo/picture-alliance

Sel yang diberi nama ilmiah HEK 293T itu, berasal dari jaringan sel ginjal janin manusia yang digugurkan di Belanda pada tahun 1970-an. Regeneron memanfaatkan HEK 293T, untuk memproduksi apa yang disebut pseudopartikel virus, yakni struktur seperti virus yang memiliki protein duri seperti pada virus corona. 

Karena hanya dengan cara dan prosedur semacam itu, bisa diketahui tingkat efektifitas antibodi dalam menyerang masing-masing virus. 

Politik versus riset berbasis sel embryo

Jika dilihat dari sisi politik, ini merupakan kemunafikan besar dari presiden Trump dan administrasinya, yang menyatakan sebagai sahabat kelompok anti aborsi. Trump pada 2019 lalu juga sudah membatasi secara drastis metode riset dengan sel janin manusia itu. 

Apakah Presiden AS itu tahu bahwa obat “Keajaiban dari Tuhan“ itu dibuat berbasis sel janin manusia? Sebelumnya Trump sudah memberikan perintah untuk memangkas drastis subsidi anggaran negara bagi jawatan kesehatan nasional. Pasalnya jawatan ini melakukan riset dengan sel janin yang digugurkan, untuk pengobatan HIV dan kanker.  

Di kementrian kesehatan secara khusus dibentuk sebuah komisi baru, dimana banyak anggotanya adalah penentang aborsi. Dari 14 usulan riset yang diajukan, 13 diantaranya sudah ditolak. Bulan Januari lalu, Trump juga tampil dalam aksi demonstrasi penentang aborsi, dan menyatakan “Anak yang diaborsi kini punya pembela kuat di Gedung Putih“ 

Debat panas terminologi obat antibodi 

Debat panas terkait obat dari antibodi tidak hanya mencuat di AS. Sorotan sering tertuju ada riset kedokteran, yang seringkali untuk pengembangan vaksin menggunakan sel yang berasal dari jaringan janin yang diaborsi. 

Juga Regeneron tidak berbohong. Akan tetapi argumennya, sel HEK 293T sudah sejak beberapa dekade digunakan, dan kini berasal dari laboratorium. Karena itu tidak bisa lagi disebut sebagai “jaringan manusia“.

“Semua tergantung dari bagaimana menafsirkannya“, ujar Alexandra Bowie, jurubicara Regeneron. “Sel HEK 293T yang saat ini tersedia, tidak lagi dianggap sebagai jaringan janin manusia, dan kami tidak menggunakan jaringan embryo“, pungkas Bowie. 

Alexander Freund (as/rzn)