1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tren Rumah Pasif Hemat Energi di Eropa

19 Juli 2016

Tren rumah pasif kian marak di Eropa. Salah satunya sebuah hunian di utara Italia yang mampu memproduksi energi sendiri. Arsiteknya berhasil membangun rumah lintas generasi yang menggabungkan desain dan efisiensi energi

https://p.dw.com/p/1JREb
Passivhäuser
Foto: Sam Oberter Photography

Tren Rumah Pasif Hemat Energi di Eropa

Bangunan modern di Pfitsch, Tirol Selatan, milik keluarga Pichler sejak 2009, adalah bangunan yang disebut Passivhaus. Artinya, di rumah seluas 180 meter persegi ini tidak ada pemanas ruangan. Rumah mendapat kehangatan dengan cara menyimpan energi matahari.

Arthur Pichler yang berprofesi Arsitek merancang rumah tersebut untuk keluarga besarnya. Dua lantai pertama seluas 110 meter persegi ditempatinya bersama istri dan tiga anaknya. Orangtuanya tinggal di lantai atas. Ruang terpenting adalah ruang tamu dengan dapur terbuka.

Christine Marsoner-Pichler mengisahkan gagasan dasarnya: ."Kami menginginkan sebuah ruangan besar dimana seluruh keluarga bisa berkumpul. Karena itu di rumah ini sebenarnya hanya kamar tidur atau kamar mandi yang memiliki pintu."

Di dalam serasa di luar

Tinggi langit-langit di ruang tamu mencapai 5,6 meter. Jendela sangat besar dan memungkinkan banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Lagipula pemadangan indah di luar, bisa dinikmati dari dalam rumah. Balok kayu juga bagian yang unik dan ada fungsinya.

"Saat ini balok kayu kesannya hanya hiasan. Tapi keuntungannya, jika kelak jumlah anggota keluarga bertambah, kami bisa menambah ruangan tanpa harus mengubah isolasi pemanas atau dinding luar rumah," ujar Arthur Pichler.

Rumah ini banyak memanfaatkan material kayu. Seperti misalnya, balkon di dalam rumah alias mezzanine. "Ruangan di atas tangga biasanya tidak dimafaatkan. Kami ingin menggunakannya sebagai tempat ngobrol. Awalnya, tempat untuk saya pribadi. Sekarang jadi tempat bermain anak-anak. Dari sini kami bisa melihat langsung ke arah dapur dan ke ruangan terpenting di rumah ini, tambah sang arsitak yang juga pemilik rumah pasif itu.

Tanpa pemanas buatan

Selain ofen kecil untuk mendapatkan air panas, tidak ada pemanas ruangan lainnya. Rumah ini dihangatkan oleh energi matahari. Berkat isolasi yang baik, suhu hangat tidak bisa keluar lagi. Bangunan ini bisa dibilang kedap udara. Supaya penghuninya memperoleh cukup oksigen, ada ventilasi udara segar.

Arthur Pichler menuturkan, "Disini kadang suhu di musim panas bisa mencapai 30 derajat. Dan tidak boleh dilupakan, isolasi udara panas yang berguna di musim dingin, saat musim panas juga menjamin kesejukan di dalam."

Di lantai dua terdapat kamar tidur orang tua, kamar mandi dan kamar tidur anak. Sementara orang tua Arthur Pichler tinggal di lantai tiga. Mereka memiliki pintu masuk terpisah bagi apartemen seluas 70 meter persegi lengkap dengan teras.

Sang arsitek memaparkan rahasia terpenting rumah pasif rancangannya, "Yang sangat penting adalah letak rumah mengarah ke selatan agar mendapat sinar matahari. Geometri rumah kami juga sangat tenang. Pas dengan pemandangan sekitar yang ramai."

Arsitek ini berhasil membangun rumah untuk beberapa generasi yang menghubungkan tema lingkungan berkelanjutan dengan arsitektur modern.

as/yf(inovator)