1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tren Pohon Natal Ramah Lingkungan dan Hutan di Jerman

Arti Ekawati
25 Desember 2020

Setiap tahun, ribuan pohon cemara ditebang untuk dijadikan hiasan tradisi Natal. Di Jerman berkembang tren jual beli pohon hidup untuk ditanam di hutan setelah Natal.

https://p.dw.com/p/3n9Lu
Pohon cemara hidup yang dipakai untuk hiasan Natal
Pohon cemara hidup yang dipakai untuk hiasan NatalFoto: Wundertree.co

Tahun 2018 adalah kali pertama Andrew Green merasakan indahnya suasana Natal di Jerman. Saat itu, pria yang berasal dari Newcastle, Australia, ini baru datang ke Berlin untuk tinggal bersama istrinya yang orang Jerman.

“Saya merasa ini sangatlah ajaib, rasanya seperti berada di film-film,” ujar Andrew Green mengungkapkan ketakjubannya akan suasana Natal di Jerman kepada DW Indonesia.

Natal di Eropa, khususnya Jerman, memang identik dengan kerlip lampu di berbagai sudut kota, pohon cemara berbagai ukuran yang dihias dengan cantik, lengkap dengan kado-kado yang diletakkan di bawahnya. Pada saat sebelum pandemi, ada juga pasar Natal yang menyajikan penganan lezat dan minuman hangat.

Pohon Natal berkelanjutan di Berlin
Andrew Green (foto) bersama rekannya, Milan Hänsel, mendirikan WunderTree di Berlin.Foto: Wundertree.co

Namun, dengan segera ketakjuban itu berubah seiring datangnya Januari. Andrew menyaksikan ribuan pohon cemara yang sebelumnya dipakai sebagai pohon Natal, tergeletak begitu saja di pinggir jalan. Pohon-pohon ini telah ditebang, dipakai sebagai hiasan, dan kini dibuang, menunggu untuk diangkut ke tempat pohon-pohon yang mati. 

Agar pohon cemara untuk Natal bisa tersedia di rumah-rumah, perkantoran, dan ruang publik, jutaan pohon telah ditebang untuk kemudian diperjualbelikan setiap tahunnya. Di Amerika Serikat contohnya, setiap tahunnya terjual sekitar 25 dan 30 juta pohon asli, menurut data National Christmas Tree Association. Sementara di Jerman, sekitar 27 juta pohon ditebang untuk perayaan ini pada tiap tahun. 

“Sangat menyedihkan. Kira-kira pada waktu yang sama saya berencana pergi bergabung dengan protes Friday’s for the Future, jadi saya pikir mengapa tidak menanam pohon saja daripada menebangnya,” lanjut Andrew.

Pohon Natal berkelanjutan di Berlin
Gelimpangan pohon cemara setelah habis musim Natal di pinggir jalan di Berlin menunggu untuk diangkut ke penampungan.Foto: Wundertree.co

Berdasarkan pengalamannya ini, Andrew lantas tergerak membuat proyek percontohan pada Natal 2019 untuk melihat apakah orang-orang menyukai idenya. Ide yang ia bagikan lewat postingan di Instagram menjadi sangat populer, dan membawanya bertemu dengan Milan Hänsel, mitra bisnisnya dalam mendirikan WunderTree, layanan yang menyediakan pohon Natal berkelanjutan di ibu kota Jerman ini.

Pohon untuk ditanam kembali, bukannya ditebang

Kepada DW Indonesia, Andrew Green bercerita bahwa pohon Natal yang mereka jual ke konsumen nantinya akan ditanam di hutan, setelah perayaan ini usai. Pohon yang mereka jual lewat internet ini adalah jenis cemara Nordmann Fir yang datang ke rumah konsumen lengkap dengan potnya. Jadi pohon ini masih hidup dan sehat.

Nordmann Fir adalah spesies pohon Natal paling populer di Jerman karena terlihat hijau dan lebat, daunnya yang berbentuk jarum akan terasa lembut saat disentuh. 

“Semua pohon kami tumbuh dari benih di dalam pot, karena itu semua akarnya masih utuh. Inilah yang memungkinkan mereka dapat ditanam di hutan pada kemudian hari,” kata Andrew.

Pepohonan ini, kata Andrew, berasal dari Denmark karena negara itu memiliki iklim yang bagus untuk menunjang pertumbuhan pohon yang sehat dan indah. Usianya antara 7-10 tahun sebelum pepohonan ini bisa bergabung bersama para keluarga untuk merayakan Natal. Setelahnya, pohon akan dikumpulkan dan ditanam di sebuah hutan di selatan Berlin, untuk hidup berdampingan dengan ribuan pohon jenis lain.

Lalu bagaimana jika pohon yang dibeli tidak bertahan, alias mati sebelum sempat dikumpulkan untuk ditanam kembali? Karena, jujur saja, tidak semua orang mampu merawat pohon dan menjaganya tetap hidup.

“Kami tidak mengenakan biaya kepada pelanggan jika pohon mati, karena kami tidak menyewakan pohon, kami menjualnya,” terang Andrew sambil menambahkan bahwa tahun lalu, 97 persen pohon dapat bertahan hidup hingga waktu pengambilan. 

Pohon Natal berkelanjutan di Berlin
Pepohonan ditanam di hutan di selatan Berlin bersama dengan jenis pohon lain untuk menghindari sistem monokultur.Foto: Wundertree.co

Sukses besar

Pohon yang dijual ada yang diberi julukan Bruni Si Imut dengan tinggi antara 120 – 140 sentimeter (cm), Rudolph Yang Nakal dengan tinggi antara 140 – 160 cm, serta Knut Sang Raja setinggi 160 – 180 cm. Lalu ada juga yang disebut Big Bertha. Yang ini khusus untuk pelanggan yang biasanya adalah perusahaan untuk dipajang sebagai hiasan di kantor-kantor. Boleh saja kalau mau untuk hiasan di rumah, tapi ukuran Big Bertha tidak main-main, tingginya berkisar 220 – 240 cm.

Harga pohon-pohon ini diakui tidak murah, sekitar 117 hingga 159 euro (sekitar Rp 2 - 2,8 juta) untuk satu pohon, kecuali untuk Big Bertha yang dijual dengan harga tergantung permintaan. 

Lantas, memangnya siapa yang mau bongkar tabungan untuk beli pohon Natal dengan harga itu? Jangan salah, peminatnya ternyata banyak. Andrew juga percaya bahwa tren permintaan akan produk yang lebih berkelanjutan tidak akan segera melambat.

“Tahun pertama kami sukses besar. Pohon pre-order yang kami tawarkan telah terjual habis di tanggal 11 November, ini luar biasa mengingat kebanyakan orang Jerman belum membeli pohon Natal hingga seminggu menjelang malam Natal,” ujarnya. 

Untuk tahun 2020, pohon mereka juga telah laku terjual begitu penawaran pemesanan online dimulai. Bahkan juga telah ada daftar tunggu untuk pemesanan pohon tahun 2021.

“Saya belum tahu angkanya untuk daftar tunggu tahun 2021, tetapi daftar tunggu kami tahun lalu ada sekitar 1.000 pelanggan di Berlin yang ingin memesan pohon tapi tidak bisa mendapatkannya. Natal 2020 luar biasa. Penjualan kami meningkat hingga 10 kali lipat, jadi kami membuktikan bahwa ini adalah bisnis yang nyata.”

Pohon Natal berkelanjutan

Kesadaran mengurangi penebangan pohon yang telah tumbuh bertahun-tahun untuk dipakai sebagai hiasan dalam waktu hanya sekitar tiga minggu rupanya mulai tumbuh. Selain WunderTree di Berlin, beberapa perusahaan juga mulai menyediakan jasa sewa pohon hidup yang lebih ramah lingkungan.

Bagi yang tinggal di Inggris, ada pula beberapa perusahaan persewaan pohon cemara selama musim Natal untuk kemudian dikembalikan lagi. Karena sistem sewa, harga per pohon lebih murah, yakni sekitar 25 hingga 40 poundsterling (Rp 470.000 - 700.000), tergantung besarnya pohon. 

Pelanggan hanya perlu membayar deposit dengan jumlah yang bervariasi, tergantung perusahaan penyedia layanan. Apabila pohon kembali dalam keadaan hidup, uang deposit pun dikembalikan sepenuhnya. Jadi tidak usah khawatir. Sejumlah perusahaan juga menyediakan jasa penyewaan pohon yang sama, jadi para pelanggan bisa melihat pohon sewaan mereka tumbuh dari tahun ke tahun.

Namun, jika Anda punya koleksi pohon cemara di rumah, khususnya cemara yang tumbuh di dalam pot, mengapa tidak membawanya masuk pada musim Natal ini? Tinggal dihias berdasarkan selera. Jadilah! Cara ini bahkan lebih murah lagi. Hemat biaya deposit dan ongkos kirim karena tidak perlu bolak-balik mengirimkan pohon.

Setelah Natal, dengan perawatan yang benar pohon ini akan bisa tetap hidup dan kembali menjadi pohon cemara yang menghijaukan halaman. Bagaimana, Anda tertarik mencobanya? 

Laporan tambahan oleh Ineke Mules