1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Otomotif dan Mobilitas

Toyota Investasikan Rp 7,3 Triliun Kembangkan Mobil Otonom

28 Agustus 2018

Investasi diharapkan dapat membantu kedua perusahaan bersaing dengan Waymo dari Google yang saat ini memimpin pasaran mobil otonom.

https://p.dw.com/p/33tqr
USA Uber Selbstfahrendes Auto in Arizona
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Risberg

Produsen mobil Jepang, Toyota, investasikan $ 500 juta (sekitar Rp 7,3 triliun) untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyetir secara otomatis dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Uber.

Uber berpaling ke Toyota untuk meminta bantuan dalam pengembangan kendaraan otonom ini lima bulan setelah salah satu mobil otonomnya menabrak dan  menewaskan seorang pejalan kaki yang melintasi sebuah jalan yang tanpa penerangan gelap di Tempe, Arizona.

Ekspansi Uber ke dalam teknologi mobil otonom memang tidak bisa dibilang mulus karena Waymo dari Google menuduh perusahaan itu mencuri teknologi mereka.

Uber kemudian harus membayar denda sebesar $ 245 juta (Rp 3,5 triliun) untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Di bawah kesepakatan investasi Toyota, kedua mitra ini akan mengintegrasikan teknologi pengemudian otomatis mereka ke dalam kendaraan yang dibuat khusus dan memulai program pilot mobil otonom tahun 2021.

Mobil-mobil itu nantinya bisa dimiliki dan digunakan oleh operator armada pihak ketiga.

Sama-sama untung

"Kesepakatan ini menandai tonggak penting dalam transformasi kami menjadi perusahaan mobilitas karena kami membantu menyediakan jalan untuk perluasan layanan mobilitas yang aman seperti moda pembagian transportasi," kata Wakil Presiden Eksekutif Toyota, Shigeki Tomoyama, dalam sebuah pernyataan.

Investasi Toyota ini terjadi setelah Bank Jepang SoftBank mengakuisisi 15 persen saham di Uber seharga $ 7,7 miliar dan menjadi pemegang saham utama perusahaan itu.

Kesepakatan minggu ini akan membantu Toyota dan Uber membagi biaya untuk merancang dan membangun sistem yang kompleks, yang menggunakan komputer, kamera ditambah radar dan sensor laser untuk memandu kendaraan agar bisa mengemudi sendiri.

Analis dari Navigant Research, Sam Abuelsamid, mengatakan bahwa setelah kecelakaan mobil fatal yang dialami Uber sebelumnya "orang akan lebih percaya pada Toyota untuk [mengembangkan mobil yang bisa mengemudi sendiri] dengan cara yang benar, dan untuk berhati-hati dan memastikan semuanya sudah diuji dan dievaluasi dengan benar."

Mobil Cerdas Tanpa Sopir Lebih Aman dan Hemat Bahan Bakar

ae (AFP, AP, Reuters)