1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tokoh NU Pidato, Muktamar pun Lancar

Hendra Pasuhuk4 Agustus 2015

Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur sempat mengalami kebuntuan soal mekanisme pemilihan Rais Am. Situasi tenang kembali setelah tokoh NU KH Mustofa Bisri menyampaikan pidato mengharukan.

https://p.dw.com/p/1G9YH
Islam Schönheitswettbewerb Muslima 2014
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images

Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di jombang kembali dilanjutkan dengan agenda berikutnya. Semuanya kembali berjalan lancar, setelaj jadwal acara sempat molor karena adanya beda pendapat tentang mekanisme pemilihan Rais Am.

Hari Senin (03/08) pejabat Rais Am KH Mutofa Bisri melakukan pertemuan dengan jajaran pengurus PBNU, Pengurus Wilayah dan para kiai sepuh. Dalam pertemuan itu berhasil disepakati soal mekanisme pemilihan pimpinan tertinggi NU. Jika ada hal-hal yang tak bisa disepakati dan diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat, maka akan dilakukan pemungutan suara oleh para Rois Syuriah.

Hari Selasa (04/04) Muktamar NU kembali dilanjutkan dengan agenda berikutnya, yaitu sidang komisi. Rapat komisi itu dilaksanakan di empat pondok pesantren sampai malam hari. Setelah sidang komisi usai, akan dilakukan pemilihan Rais Am yang baru.

Pidato mengharukan

Agenda yang tersisa adalah pemilhan Rais Am, yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Umum PBNU. Pemilihan Ketua Umum dilakukan dengan sistem pemilihan langsung. Setiap peserta muktamar mempunyai satu hak suara.

Saat ini ada lima nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat. Yaitu Ketua Umum saat ini Said Aqil Siroj, lalu As'ad Said Ali, Muhammad Adnan, Salahuddin Wahid, dan Idrus Ramli.

Pada pembahasan mekanisme pemilihan Rais AM sempat terjadi kekisruhan. Situasi mulai tenang lagi, setelah KH Mustofa Bisri dipilih menjadi pejabat Rais AM dan menyampaikan pidato yang mengharukan.

Begitu Gus Mus, yang juga dikenal sebagai penulis dan penyair, naik panggung, suasana langsung menjadi tenang.

"Kalau perlu saya mencium kaki anda semua"

Ketika berpidato, Gus Mus berbicara dengan suara serak dan air matanya berlinang. Pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang, itu meminta para peserta Muktamar NU agar mengikuti panutan tokoh-tokoh pendiri NU.

"Dengarkanlah saya sebagai pemimpin tertinggi anda. Mohon dengarkan saya, dengan hormat kalau perlu saya mencium kaki-kaki anda semua agar mengikuti akhlakuk karimah, Akhlak KH Haysim Asy'ari dan pendahulu kita", kata.

Pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang itu Gus Mus lalu mengajak para peserta Muktamar Jombang merendahkan hati, memikirkan kiprah NU serta visi para pendirinya. Kemudian Gus Mus menutup pidatonya dengan kata-kata:

"Saya sejak belum tidur, bukan apa-apa, karena memikirkan anda-anda sekalian. Saya mohon maaf kepada semua muktamirin terutama yang dari jauh dan tua-tua, teknis panitia yang mengecewakan anda, maafkan lah mereka, maafkan saya. Itu kesalahan saya, mudah-mudahan anda sudi memaafkan saya."

hp/rn (kompas, tempointeraktif, CNNIndonesia)