1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

TNI Siap Tempur Bebaskan Sandera Abu Sayyaf

4 April 2016

Pasukan khusus Indonesia dari berbagai kesatuan disiagakan di perbatasan Tarakan, Kalimantan Utara untuk pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf. Proses negosiasi dengan pemerintah Filipina juga terus digalang.

https://p.dw.com/p/1IOtA
Foto: picture-alliance/dpa

Meskipun para pejabat mengatakan "pendekatan lunak" tetap menjadi prioritas, para personel Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah berada di wilayah perbatasan Tarakan. Namun mereka tidak dapat memulai operasi apapun tanpa izin dari Manila.

"Memang, Menteri Luar Negeri melaporkan kepada saya bahwa harus ada izin dari parlemen Filipina, untuk membiarkan pasukan Indonesia memasuki negara itu," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Minggu malam.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah mengunjungi Manila untuk mengkoordinasikan upaya penyelamatan 10 awak kapal Indonesia yang ditahan kelompok jaringan Abu Sayyaf dengan rekan sejabatnya dari Filipina, Jose Rene Almendras.

Latihan operasi militer

Sekitar 500 personil militer telah terlibat dalam latihan pembebasan sandera di Tarakan sejak hari Minggu. Pasukan berfokus pada simulasi pembebasan sandera di darat dan di laut, ujar komandan Angkatan Darat Komando Cadangan Strategis (Kostrad), Letjen. Edy Rahmayadi, yang memimpin pelatihan tersebut. PPRC terdiri dari anggota unit pasukan khusus dari berbagai kesatuan TNI, termasuk Kopassus, Kopaska, Denjaka dan Paskhas.

Lima kapal perang, tiga helikopter dan pesawat militer CN-295 juga dikerahkan untuk operasi ini tambah Edy.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan sepuluh orang Indonesia yang disandera tersebut diyakini berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Mereka ditahan bersama dengan sandera dari negara-negara lain seperti Belgia, Kanada dan Norwegia.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihak Indonesia sedang menunggu panggilan dan otorisasi untuk menyerang. Dikatakannya, TNI dengan senang hati memberikan bantuan kepada Filipina, termasuk bantuan personel dan persenjataan, guna membebaskan para sandera dan melumpuhkan Abu Sayyaf.

Tongkang batubara terapung di laut

Sepuluh orang Indonesia disandera pada 26 Maret, ketika kelompok militan Abu Sayyaf membajak sebuah kapal tunda dan tongkang berbendera Indonesia yang tengah berlayar dalam perjalanannya ke Filipina dari Banjarmasin, Kalimantan Timur.

Penjaga pantai Malaysia menemukan tongkang pengangkut batubara yang hanyut tersebut. Tongkang yang membawa 7.000 ton batu bara itu terlihat hari Minggu di Lahad Datu, negara bagian timur Sabah. Diduga kelompok jaringan Abu Sayyaf pada tanggal 26 Maret naik ke kapal, menyandera 10 awak kapal, namun kemudian melapaskan tongkang pengangkut batubara.

Abu Sayyaf telah lama dikenal melakukan aksi penculikan, pemenggalan, pemboman dan pemerasan. Kelompok ini dicurigai memiliki pengaruh besar pada kelompok-kelompok teror lainnya di Asia Tenggara. Kini mereka menuntut uang tebusan sebesar 1 juta Dollar AS untuk pembebasan para sandera Indonesia.

ap/as (dpa/jakartaglobe)